Sumur Kering, Terpaksa Beli Rp1000 Per Jerigen
INDRAMAYU – Krisis air kembali dialami warga perbatasan antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Warga yang mengalami kesulitan air di antaranya di Desa Purwajaya dan Singakerta, Kecamatan Krangkeng. Warga dua desa ini memang hampir setiap tahun mengalami krisis air bersih, terutama ketika musim kemarau tiba.
Mereka biasanya mengandalkan air dari sumur untuk mandi dan mencuci. Sedangkan untuk minum, sebagian besar warga terpaksa membeli air bersih dari pedagang air keliling. Harganya bervariasi antara Rp500- Rp1000 per jerigen. Namun yang menjadi persoalan, ketika musim kemarau mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Penyebabnya karena sumur yang kering, dan kalaupun ada, airnya keruh. Sementara untuk membeli air dalam jumlah banyak tentunya membutuhkan biaya besar.
“Di sini memang selalu kesulitan air bersih, terutama ketika musim kemarau. Untuk itulah kami sangat senang kalau ada yang memberikan bantuan air bersih secara gratis,” kata Tarinih, salah seorang warga Singakerta.
Menyikapi kondisi tersebut, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Indramayu memberikan bantuan air bersih bagi warga Blok Lebak Teratai, Desa Singakerta, Kecamatan Krangkeng, Selasa (20/9). Bantuan air bersih ini langsung disambut gembira oleh ratusan warga yang datang berbondong-bondong antre.
Ketua PMI Cabang Indramayu, Drs H Suwito Handoyo mengatakan, PMI memang memiliki agenda khusus untuk memberikan bantuan air bersih. Menurutnya, bantuan diberikan kepada warga di sejumlah desa yang membutuhkan air bersih. Selain warga Desa Singakerta dan Purwajaya, sejumlah warga desa lainnya di Krangkeng juga mendapatkan jatah pembagian air bersih PMI. Yaitu Desa Luwunggesik, Srengseng, Kapringan, Tegalmulya, Krangkeng, Kalianyar, Tanjakan, Dukuhjati, dan Kedungwungu.
Bantuan air bersih dari PMI juga diberikan kepada warga di Kecamatan Karangampel. Yaitu Desa Pringgacala, Benda, Mundu, Dukuhtengah, dan Karangampel Kidul.
“Apa yang kami lakukan merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab PMI di bidang kemanusiaan,” tandas Suwito. (oet)