Warga Keluhkan Bekas Galian Pipa

Kamis 06-11-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

MAJALENGKA – Bekas galian di sepanjang Jalan Cirebon-Bandung tepatnya di wilayah Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, mengancam keselamatan warga dan pengguna jalan. Masyarakat setempat pun mengeluhkan galian yang dibiarkan mangkrak, dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Titin (46), warga Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya mengungkapkan, lubang bekas galian pipa milik sebuah perusahaan itu dibiarkan terlalu lama tidak diuruk kembali oleh para pekerja. Ia mengaku khawatir dengan kondisi tersebut mengancam keselamatan masyarakat terutama pejalan kaki yang melintas. Pasalnya, dengan kondisi lubang yang cukup dalam tersebut nyaris sudah sekitar satu bulan lamanya dibiarkan begitu saja. Lokasi yang persis berada di depan rumahnya ini dikhawatirkan bisa mengancam keselamatan masyarakat. “Kalau kita keseleo saja rasanya sakit banget. Apalagi ini kalau terperosok jatuh ke dalamnya. Lihat saja sudah sekitar satu bulanan ini galian pipa yang katanya sih milik perusahaan telekomunikasi itu dibiarkan tidak diuruk lagi,” ungkap Titin kepada Radar, Rabu (5/11). Titin mendesak kepada perusahaan melalui para pekerja yang awalnya telah menggali jalan di sepanjang jalur desa setempat ini untuk ditindaklanjuti. Jangan sampai dibiarkan lama tidak ditutup mengakibatkan kecelakaan sejumlah warga. Terutama bagi anak kecil yang biasanya sering bermain di depan rumah. Jelas ini sangat menganggu kenyamanan sejumlah masyarakat. Dirinya terpaksa menyiasati dengan memberikan tanda melalui sejumlah pot bunga maupun batu bata yang ditaruh di samping lubang bekas galian. Cara tersebut sebagai tanda peringatan agar mengantisipasi kecelakaan. Meski ada tanda berupa garis kuning, namun kondisinya sudah rusak dan terputus. Sehingga warga pada umumnya tidak mengetahui kalau di samping jalan terdapat lubang besar. “Biarkan saja pot-pot bunga di depan rumah saya pasang di dekat lubang agar masyarakat mengetahui kalau di situ ada lubang. Daripada nantinya menimbulkan korban, siapa yang mau tanggung jawab?” ucapnya. Warga lainnya, Ade Rohandi (26) mendesak kepada pihak perusahaan agar secepatnya menutup lubang dengan menguruk kembali bekas lubang seperti semula. Sebab, sejumlah titik yang digali beberapa di antara yang sudah dilakukan penutupan juga terkesan asal-asalan. Kondisi gundukan tanah tidak rapi dan masih menyisakan tumpukan tanah. Dia menyebutkan, di Keca­matan Sumberjaya sendiri terdapat sejumlah titik lubang yang digali. Mulai dari Desa Bongas Wetan sampai dengan De­sa Panjalin Kidul Kecamatan Sum­berjaya. Beberapa lu­bang nyaris dibiarkan tidak tertutup. “Kalaupun sudah ditutup, itu kondisi tanahnya masih menumpuk. Sehingga terkesan asal-asalan saja pengerjaannya. Ini juga membahayakan pengendara yang melintas kalau terkena gundukan tanah yang tidak rata itu,” imbuhnya. Pemandangan tersebut sejatinya jangan dibiarkan terlalu lama. Terlebih, minimnya sarana penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang jalur Cirebon-Bandung membuat kondisi tanah yang berlubang itu tidak kelihatan jelas. Apalagi, kalau sampai turun hujan, otomatis lubang tertutup dengan air dan semakin tidak terlihat. Ini tentu lebih membahayakan lagi. “Katanya sih para pekerjanya sudah nyerah lantaran tanahnya kalau digali susah akibat kondisi tanah sangat kering. Banyak pekerja yang mengambil air agar tanah yang digali cukup mudah. Kan ini pengerjaan yang ada waktunya, jadi harus segera diselesaikan. Apalagi ini kan jalan umum,” ujarnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait