Nelayan Desak Kompensasi BBM

Jumat 21-11-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Biaya Melaut Membengkak, Harga Ikan Masih Rendah KANDANGHAUR – Kepu­tusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memukul kehidupan para nelayan di pesisir pantai utara Eretan Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Kenaikan harga BBM me­ngakibatkan biaya operasional melaut menjadi membengkak. Bahkan kenaikan BBM tak sebanding dengan harga ikan yang didapat. Hal itu sebagaimana diakui Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, H Mansyur Idris bahwa kondisi nelayan saat ini sedang kritis akibat naiknya biaya operasional melaut. Selain kelimpungan untuk membeli BBM, mereka juga tertekan karena harus mengeluarkan dana lebih besar guna memenuhi sembako sebagai bekal selama menangkap ikan ditengah laut. “Untuk biaya beli BBM mem­bengkak sampai 35 persen, untuk item sembako bertambah sampai 50 persen. Belum lagi harga alat tangkap ikan, suku cadang mesin yang pastinya ikutan naik. Bagaimana nelayan tidak menjerit,” kata dia kepada Radar, Kamis (20/11). Untungnya lanjut dia, saat ini sedang musim panen. Ha­sil tangkapan melimpah, membuat biaya operasional masih bisa ditutupi. Namun kondisi itu bakal berubah sebaliknya saat memasuki musim paceklik. “Sekarang saja saat musim panen ikan, nelayan gak bisa nabung. Sebab harga ikannya menurun karena mengikuti mekanisme pasar. Beda dengan beras yang harganya diatur sama pemerintah, ada harga eceran tertingginya. Ikan kan tidak, kalau lagi banyak ya harganya pasti turun,” jelas dia. Karena itu, para nelayan mendesak ada kompensasi atas naiknya harga BBM. Baik berupa sarana dan prasarana untuk meningkatkan hasil tangkapan atau subsidi pembelian di SPBN setempat. Namun Mansyur Idris pesimis janji pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib nelayan pasca naiknya BBM bakal segera terealisasi. Pasalnya, sampai dengan kini belum ada upaya nyata dari pemerintah untuk membantu para nelayan. “Katanya ada Kartu Sakti. Tapi sekarang belum ada yang datang melakukan pendataan atau apa lah. Kalau sudah begini, tidak ada kompensasi atau bantuan, nasib nelayan bakal semakin terpuruk,” tandasnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait