KUNINGAN - Sebatang pohon petay di Blok Kliwon Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi membuat geger warga. Pasalnya, pohon tersebut mampu mengeluarkan gemercik air yang dianggap banyak orang sedang “menangis”.
Dari keterangan yang diperoleh Radar, peristiwa itu terjadi sejak Jumat (28/11) sore. Dari mulut ke mulut, warga mengabarkan keanehan adanya gemercik air yang keluar dari dahan pohon petay itu. Padahal saat itu cuaca tidak hujan ataupun mendung. Yang lebih aneh lagi, air yang dikeluarkan itu wangi melati.
“Betul keluar air dari atas (dahan dan ranting pohon, red). Kaya gerimis hujan saja, meskipun cuaca tidak sedang hujan. Saya coba cium bau airnya, ternyata bau melati, wangi sekali,” tutur Ro’i.
Sejak Jumat itu, ribuan warga berduyun-duyun ke lokasi tumbuhnya pohon petay di Cipetir. Bahkan, jalanan yang terbilang tidak lebar itu pun mendadak macet. Aparat desa dan juga aparat kepolisian pun turut mengecek kebenaran informasi yang beredar sangat cepat itu. Ramainya lokasi yang tak jauh dari pertigaan menuju Cadas Ngampar itu, berlangsung sampai pukul 11 malam.
Keesokan harinya, Sabtu (29/11), suasana yang sama pun terjadi. Bahkan, kali ini bukan hanya para pengunjung yang ingin melihat, melainkan diramaikan pula oleh para pedagang kaki lima. Namun, pemandangan seperti itu tidak berlangsung sampai sore lantaran hujan gerimis mengguyur daerah Cipetir dan sekitarnya.
Pohon petay itu berdiri diatas lahan milik Jana (46), warga setempat. Tingginya diperkirakan mencapai 15 meter sedangkan diameter batang pohonnya sekitar 50 cm. Pohon tersebut tumbuh di pinggir jalan desa, kompleks perkebunan hingga dahan dan rantingnya membungkuk ke badan jalan desa. Aneka jenis pohon terlihat tumbuh di area perkebunan tersebut, mulai dari pohon bambu sampai pohon jati. Diperkirakan usia pohon petay “menangis” itu mencapai 20 tahun.
Jarak sekitar 50 meter dari TKP, tampak terdapat tempat pemakaman umum. Sedangkan lokasi pohon petay hanya berjarak 5 meter saja dari pertigaan jalan menuju Dusun Cadas Ngampar, desa setempat.
Bagi warga sekitar, keluarnya cipratan air dari pohon petay merupakan keanehan. Sebab jika melihat pohon petay lain, tidak memperlihatkan gejala serupa. Terlebih air yang dikeluarkannya berbau melati.
Leni (45), warga Cipetir yang kebetulan tengah berada di bawah pohon petay mengaku baru tahu kejadian aneh itu sejak Jumat. Dia merasa kaget ketika banyak orang yang berbondong-bondong ke lokasi. Leni menyaksikan sendiri, jalan desa berhotmik itu basah terkena cipratan air dari dahan pohon petay.
“Dari atas tuh kaya gerimis hujan, padahal cuacanya sedang panas. Kan bisa dilihat dibawah, aspal jalannya basah selingkaran. Sedangkan di tempat lain, aspalnya kering. Pohon petay lain juga tidak mengeluarkan air seperti itu,” turut Leni yang tengah menggendong anaknya, kemarin (29/11) sore.
Senada Leni, Endang (51) yang juga warga setempat menuturkan hal serupa. Dikatakan, dari dahan dan ranting pohon petay mengeluarkan cipratan air seperti hujan gerimis. Peristiwa ini baru ketahuan Jumat yang akhirnya menyebar ke warga lain. Karena pohon petay lain tidak mengeluarkan cipratan air serupa. (ded)