Chikungunya Serang Warga Drajat

Senin 02-08-2010,09:00 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Tidak jelasnya pergantian musim, serta kondisi cuaca yang sering berubah-ubah, menjadi salahsatu faktor tumbuh kembangnya jentik nyamuk. Akibatnya, banyak warga yang menderita chikungunya. Hal ini dirasakan Jahir, warga RT 5 RW 7 Kelurahan Drajat. Dia bersama 3 anaknya terserang penyakit chikungunya. Tentu saja, dia harus rela untuk istirahat tidak bekerja. Jahir mengaku, awal menderita chikungunya, dirinya mengidap demam tinggi disertai menggigil, mirip gejala influenza, disertai mual, muntah, sakit kepala dan sakit perut. Kemudian, tulang kaki dan tangannya terasa nyeri dan ngilu. “Setelah itu, di sekujur tubuh ngilu, eh tiba-tiba timbul bercak-bercak merah, dan mulai saat itu saya rasakan anggota tubuh, kaki dan tangan seperti lumpuh. Sudah 4 hari ini saya hanya diam di rumah. Kami mohon pemerintah melakukan sesuatu untuk pencegahan maraknya penyakit ini,” kata Jahir ditemui di rumahnya, kemarin (1/8). Sebagian dari warga juga memilih pengobatan, di antaranya lewat dokter, maupun puskesmas terdekat. Leman misalnya, karena dosis obat yang diberikan puskesmas kurang meyakinkan, akhirnya ia memilih ke dokter spesialis. “Awalnya istri dan anak saya yang kena chikungunya, beberapa hari tiba-tiba saya juga kena. Karena tidak mampu berjalan, akhirnya saya tidak bisa kerja selama 4 hari,” bebernya. Leman berharap, dinas kesehatan memberikan pelayanan medis berupa tindakan preventif, maupun penyemprotan sarang nyamuk lewat fogging. “Terus terang, saya rasakan penularannya seperti DBD, cepat sekali. Lebih parahnya lagi, saat terkena semua persendian kaki, tangan, semua linu. Saat kembali ingin mengangkat tubuh, seperti orang lumpuh tak bisa apa-apa. Kami berharap penyebaran chikunguya tidak semakin meluas, mohon Dinkes tanggap,” sambungnya. Bukan hanya itu, anak-anak yang masih SD pun, terkena, Icha dan Salsa juga menderita chikungunya. “Anak dan ponakan saya juga terkena, akibatnya mereka harus libur sekolah 4 hari,” tutur dia. Leman mengaku, antisipasi perkembangbiakan nyamuk lewat menutup saluran air, menguras penampungan air dan mengubur barang bekas telah dilakukan jauh-jauh hari, untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD). Tapi justru DBD tak datang, malah chikungunya yang menyerang. “Kami sudah melakukan pola hidup sehat, tapi tetap saja kena,” tandasnya. (ung)

Tags :
Kategori :

Terkait