Dewan Perlu Bentuk Pansus

Kamis 04-12-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Terkait Kuwu “Jalan-jalan” ke Bali KUNINGAN - Agenda “jalan-jalan” ke Bali yang dilakukan para kuwu se-Kuningan kian menjadi sorotan. Beberapa kalangan khawatir keberangkatan para kuwu justru akan membuat suasana kerja di desa tidak kondusif. Seperti yang dilontarkan salah seorang praktisi politik, M Toha, kemarin (3/12). Dia menyarankan agar DPRD menyeriusi persoalan tersebut. Terutama kaitan dengan sumber anggaran yang digunakan untuk agenda tersebut. Karena menurutnya, hal itu merupakan persoalan yang tidak boleh dianggap sepele. “Bila perlu bentuk pansus agar pembahasannya lebih komprehensif. Karena ini menyangkut penyelenggaraan pemerintahan desa ke depannya, terlebih nanti desa-desa akan mendapatkan alokasi cukup besar dari pusat,” saran Toha. Dia melanjutkan, studi banding ke Bali memang bertujuan baik. Namun pihaknya khawatir sepulang dari Bali, para kuwu akan menghadapi persoalan kekurangkondusifan di desanya. Seperti adanya kecemburuan dari para perangkat desa yang menuntut perlakuan serupa. “Karena perangkat desa juga sama-sama bekerja untuk masyarakatnya. Wajar apabila mereka merasa cemburu. Akibatnya, ini akan mengganggu penyelenggaraan pemerintahan di desa. Salah satu contohnya penarikan PBB pun akan terhambat, sehingga target PAD sebesar Rp200 miliar tidak akan tercapai,” beber politisi PDIP yang belum duduk jadi wakil rakyat itu. Terpisah, salah seorang wakil rakyat asal F-PKS, Rudi Oang tidak sampai berbicara sampai pansus. Justru ia mengatakan, sepanjang APBD menganggarkan dan studi banding memberikan manfaat besar bagi masyarakat, tidak jadi masalah. “Seperti pernyataan kuwu Mandirancan di koran, katanya BUMDes di Bali bagus, itu kan berarti ada manfaatnya. Tapi bukan hanya berbicara, yang penting itu diaplikasikan,” ujar politisi yang menjabat sekretaris fraksi partai berlambang bulan sabit kembar dan padi emas itu. Jika ternyata manfaat studi banding tersebut tidak terasakan, maka patut dipertanyakan. Sebab sudah tergolong pemborosan anggaran. Sementara itu, rombongan kuwu kloter pertama masih dalam perjalanan pulang dari Bali. Kisaran jumlahnya mencapai 120 orang. Jumat (5/12) besok, masuk pada kloter kedua dengan jumlah yang tidak jauh beda dengan kloter pertama. (ded)

Tags :
Kategori :

Terkait