KUNINGAN – Fenomena yang memprihatinkan dunia pendidikan kembali terjadi. Pagar SDN 1 Rambatan, Kecamatan Ciniru yang baru saja selesai dibangun, tiba-tiba roboh. Insiden robohnya pagar sepanjang 20 meter tersebut menjadi temuan Komisi III DPRD saat melancarkan kegiatan monitoring evaluasi (monev), kemarin (14/1). “Selama tiga hari ini, memang kami sedang lakukan monev terhadap pelaksanaan program infrastruktur pedesaan senilai Rp100 juta per desa. Saat ke Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru, kami mendapat laporan ada kejadian pagar roboh di Rambatan. Lantas kami pun bergegas ke sana,” tutur Ketua Komisi III, H Ujang Kosasih menjelaskan kronologi. Setelah disurvei, ternyata benar pagar sekolah yang baru saja dibangun itu roboh. Padahal berdasarkan keterangan kepsek dan kades setempat, pagar tersebut baru saja selesai dibangun tahun 2014. Melihat insiden yang konon terjadi beberapa hari ke belakang itu, pihaknya akan segera meminta klarifikasi ke instansi terkait. “Ini baru dibangun 2014. Mungkin sumber dananya dari APBD perubahan antara Rp50 juta sampai Rp100 juta. Tapi baru saja beberapa hari memasuki tahun 2015 sudah roboh,” ketus politisi PKB itu. Dia mendapat informasi dari tokoh masyarakat setempat, pelaksana pekerjaan bangunan pagar dilakukan gegabah. Pagar tersebut dibangun di atas pondasi lama yang sudah rapuh. Padahal seharusnya pemborong membangun pondasi baru supaya pagar jadi kuat. “Untuk itu kami memohon kepada seluruh SKPD yang berkaitan dengan infrastruktur supaya menjaga kualitas pekerjaan. Jangan sampai baru selesai dibangun sudah roboh. Cerminkanlah kualitas sesuai harapan masyarakat,” pinta Ujang. Jika masih masa pemeliharaan, pihaknya meminta agar dibangun kembali pagar tersebut. Jika ternyata sudah melewati masa pemeliharaan, sudah barang tentu masalah itu akan ditindaklanjuti dengan SKPD yang menunjuk rekanan pelaksananya. H Uus Yusuf, selaku anggota Komisi III yang berlatarbelakang pemborong ikut mengomentari kejadian itu. Dari informasi yang diserap dari tokoh masyarakat, pagar tersebut dibangun dengan pondasi disuntik. Lantaran pondasinya sudah rapuh, politisi asal PPP ini menilai wajar apabila pagar cepat roboh. Senada dengan Uus, H Maman Wijaya menilai, itu merupakan pekerjaan abal-abal. Politisi asal PAN ini tidak menghitung bulan, melainkan hanya menghitung hari. “Bukan tiga bulan lagi, baru saja sembilan hari meninggalkan 2014 kok sudah roboh. Ini warning buat Disdikpora dan Pemkab. Bupati harus bertanggungjawab,” tegas Maman. Politisi asal PDIP, Andi Malarangeng menambahkan, dia berharap agar pihak terkait segera membangun pagar yang roboh kembali. Jangan sampai robohnya pagar mengganggu aktivitas belajar siswa. Menurutnya, itu berbahaya bagi keselamatan peserta didik. Ketika dikonfirmasikan, Kabid Pendik Disdikpora, H Atoni MSi, membenarkan jika pagar SDN 1 Rambatan, Kecamatan Ciniru roboh. Hal itu berdasarkan laporan yang telah diterimanya langsung dari pihak sekolah. Namun pihaknya menjelaskan jika insiden robohnya pagar SD tersebut merupakan faktor alam, yakni karena hujan yang intensitasnya tinggi. “Saya sudah mendapat laporan dan sudah menyarankan agar ini dilaporkan saja ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) karena kejadiannya termasuk kategori bencana. Kita akan tunggu hasil kajian BPBD, yang jelas penanganannya harus cepat oleh BPBD dan bukan lagi tanggung jawab Disdikpora,” kilah Atoni. Sesaat kemudian, Atoni menerangkan kejadian robohnya SDN 1 Rambatan tersebut harus benar-benar dikaji oleh BPBD, apakah nantinya masuk dalam program tanggap darurat atau tidak. “Di sana itu memang temboknya tinggi, tertarik oleh bagian bawah karena hujan. Air dari jalan juga sampai masuk ke halaman sekolah. Tapi kalau tembok yang satunya sudah diperkuat,” jelasnya kepada wartawan. (ded)
Pagar Sekolah Baru Juga Dibangun, Eeeeh… Roboh
Kamis 15-01-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :