MAJALENGKA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi (pemprov), terkait penanganan abrasi di sepanjang bantaran sungai yang berada di Majalengka. Kepala pelaksana BPBD, Tatang Rahmat SH mengungkapkan, tidak hanya pemukiman penduduk di dua desa Kecamatan Sumberjaya yang terancam terkena abrasi susulan. Sepanjang aliran sungai Ciwaringin, wilayah Majalengka bagian timur atau perbatasan Kabupaten Cirebon itu beberapa diantaranya juga kondisinya menghawatirkan. Selain tiga desa di Kecamatan Sumberjaya yakni Desa Mirat, Prapatan serta Panjalin Kidul, beberapa daerah lain meliputi Kecamatan Leuwimunding dan Rajagaluh juga terancam. Pemukiman penduduk yang berada di tebing itu kondisinya memang memprihatinkan. Menurutnya, dari data yang tercatat di pihaknya beberapa sungai memang rawan abrasi. Diantaranya sungai Cimanuk, Talaga serta Ciwaringin. BPBD juga sudah mengusulkan untuk segera diperbaiki. Pihaknya sudah berupaya maksimal terkait antisipasi ancaman abrasi susulan, dengan mengusulkan proposal resmi ke pemprov maupun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. BPBD hanya memiliki kewenangan tanggap darurat pasca terjadinya suatu bencana. “Saat terjadinya bencana, sudah kami tanggulangi sementara melalui penyediaan bronjong serta bantuan berupa sembako untuk masyarakat. Kalau perbaikan secara keseluruhan bukan tanggung jawab Pemda,” terangnya. Ditambahkan, empat tahun sebelumnya pihak Pemdes dan Pemcam serta Pemkab sejatinya sudah mengusulkan proposal. Namun demikian, perbaikan secara total dan permanen ditunda akibat diduga banyak bencana di luar Jawa. Apalagi peristiwa bencana struktur pergerakan tanah di Dusun Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma tahun 2013 lalu mengharuskan Pemprov mendahului perbaikan dusun itu. Apalagi kini kembali muncul pergerakan tanah susulan di Cibeureum. Sejatinya banyak yang harus berbuat menangani masalah abrasi di sepanjang aliran sungai di wilayah Majalengka. Seperti halnya BBWS harus secepatnya bertindak jangan hanya mengklaim kepemilikannya saja. Pihaknya juga memaklumi kalau respons pemerintah pusat lebih memilih Cigintung, karena dinilai lebih parah. Namun demikian, pihaknya menilai jika suatu bencana alam merupakan prioritas semua. “Di sisi lain kita tidak bisa berbuat banyak. BBWS serta peran dari pemprov harus secepatnya merespons melihat kondisi sudah semakin memprihatinkan apalagi menjelang memasuki musim hujan ini,” ujarnya. Tokoh masyarakat yang juga mantan kepala Desa Prapatan, Muga mengakui bahwa pemda sudah menanggulangi pasca abrasi tiga tahun lalu melalui pemberian bronjong. Namun sarana sementara itu tidak bisa maksimal, karena volume aliran sungai terus menghantam bronjong tersebut. “Hanya bertahan maksimal satu tahun saja. Sekarang bisa dilihat sendiri tetap saja tidak bisa menahan derasnya air ketika musim hujan. Solusinya harus dibuatkan tebing secara permanen. Saya terkadang merasa prihatin dan malu kepada masyarakat, karena sampai masa jabatan saya berakhir pada Desember 2014 lalu selama sepuluh tahun tidak bisa menyelesaikan persoalan abrasi sungai Ciwaringin ini. Padahal sudah sering sekali pengajuan proposal namun belum ada tindak lanjutnya,” tuturnya. (ono)
BPBD Akui Sungai Ciwaringin Rawan
Sabtu 17-01-2015,09:11 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :