2014 Terdapat 846 Kasus

Sabtu 17-01-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Musim Hujan, Waspada DBD Memasuki musim penghujan, masyarakat Kabupaten Cirebon diminta mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Mengingat penyakit yang disebarkan nyamuk aedes aegypti ini memiliki kecenderungan mewabah di musim penghujan. Kasi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Linda Budiyah SKM MKM menjelaskan, cuaca di musim hujan membuat subur sarang nyamuk aedes aegypti. Karena dilihat dari siklus, perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti lebih cepat di suhu yang lembab. \"Musim hujan ini justru mendukung terciptanya sarang nyamuk. Dan ini yang memang harus diwaspadai masyarakat,\" tuturnya, kemarin (15/1). Untuk mencegahnya, Linda mengatakan, masyarakat harus memperkuat daya tahan tubuh. Cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini membuat daya tahan tubuh cepat menurun. Bila asupan gizi tidak diperhatikan, maka tubuh akan dengan mudah terinfeksi penyakit. \"Selain menjaga daya tahan tubuh, 3M. Yaitu menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air juga harus dilakukan. Karena hal ini masih menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD,\" tuturnya. Sementara itu, Kasi Pengawasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Dedi S menjelaskan, berdasarkan data tahun 2014, kasus demam berdarah mengalami peningkatan. Bila sebelumnya sebanyak 821, kini menjadi 846 kasus. Dari kasus tersebut, sebanyak 26 kasus meninggal dunia dengan diagnosa DBD dan Dengue Shock Syndrome. \"Kasus pasien yang meninggal juga ini mengalami peningkatan, bila di tahun 2013 sebanyak 19 orang, kini menjadi 26 kasus,\" tuturnya. Setelah dianalisis, salah satu penyebab meningkatkan kasus pasien DBD meninggal adalah terlambatnya penanganan medis. Pasien saat datang ke layanan kesehatan sudah dalam kondisi yang cukup parah. \"Hasil analisis kami, kematian ini karena Dengue Shock Syndrome. Artinya, saat datang ke pelayanan, kondisi pasien ini sudah parah, sehingga kemungkinan kecil untuk disembuhkan,\" jelasnya. Hal ini, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat mengenai DBD masih kurang. Sehingga mereka menganggap sepele penyakit yang datang, dan berujung pada kematian. \"Ini menjadi PR kami untuk terus menyosialisasikan pada masyarakat tentang gejala DBD,\" sambungnya. Dari data yang ada, kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Gunung Jati yaitu 96 kasus. Kedua terdapat 59 kasus di Kecamatan Palimanan dan 52 kasus di Kecamatan Plumbon. Dirinya pun mengimbau, bila terdapat masyarakat yang sakit, untuk segera diperiksakan pada layanan kesehatan terdekat. \"Selain itu perilaku hidup bersih dan sehat juga penting untuk mencegah munculnya penyakit DBD,\" tukasnya. (ida ayu komang)   DATA KASUS DBD TAHUN 2014, -        846 kasus -        26 kasus meninggal   TAHUN 2013 -        821 kasus -        19 kasus meninggal KASUS TERBANYAK -        Kecamatan Gunung Jati 96 kasus -        Kecamatan Palimanan 59 kasus -        Kecamatan Plumbon 52 kasus   GEJALA -        Panas tinggi secara mendadak -        Kulit tampak bintik-bintik -        Pendarahan ringan atau mimisan -        Muntah tau berak darah -        dls PENYEBAB -        Curah hujan dengan intensitas tinggi -        Dengue Shock Syndromeatauterlambat penanganan medis -        Daya tahan tubuh menurun PENCEGAHAN -        Memperkuat daya tahan tubuh dengan asupan gizi seimbang. -        Melekukan gerakan 3M; menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air. -        Segera periksa dokter jika terjadi gejala DBD -        Perilaku hidup bersih dan sehat *) diolah dari berbagai sumber  

Tags :
Kategori :

Terkait