KAIRO - Militan Mesir tahu benar memanfaatkan momentum. Mereka melakukan serangan besar-besaran saat Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi sedang tidak ada. Serangan itu dilakukan di berbagai titik di Semenanjung Sinai pada Kamis (29/1) malam. Setidaknya 30 orang dilaporkan tewas dan 50 orang lainnya luka-luka. Mayoritas korban yang tewas adalah tentara pemerintah. Mengetahui hal itu, Sisi langsung pulang dari lawatannya di Ethiopia. Dia berada di Ethiopia untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Uni Afrika. Dia meninggalkan pertemuan tersebut setelah pidato pembukaan kemarin (30/1) pagi. Serangan tersebut dilakukan di empat titik dalam waktu yang hampir bersamaan. Mayoritas korban yang tewas itu berasal dari hotel militer dan pangkalan militer di Kota Al-Arish. Dua tempat tersebut dibom militan yang menamakan diri Ansar Beit al-Maqdis. Mereka adalah militan pendukung Islamic State (IS) atau ISIS. “Lima tentara dalam kondisi kritis. Mungkin korban bisa bertambah,” ujar salah seorang pihak keamanan Mesir. Dua anak juga ikut menjadi korban yang tewas. Salah satunya masih berusia enam bulan. Keduanya terluka berat saat militan menyerang desa di dekat Sheikh Zuweid. Mereka sempat dirawat sebelum akhirnya meninggal kemarin. Akun Twitter ISIS pada hari yang sama menyatakan, mereka yang bertanggung jawab atas serangan di Sinai tersebut. ISIS menyebutkan, orang-orang merekalah yang memimpin serangan. “Tentara dan polisi kerap menjadi target saat berjaga di pos-pos di luar kota-kota besar di Sinai. Namun, serangan terhadap fasilitas militer di Kota Al-Arish bisa menjadi sinyal bahwa kemampuan mereka (militan, red) mengalami peningkatan,” kata Institut Ilmu Keamanan Nasional di Tel Aviv, Israel, Zack Gold. (Reuters/BBC/sha/c22/ami)
Sinai Diserang, Sisi Percepat Lawatan
Sabtu 31-01-2015,10:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :