Tugas Berat Menanti Odik

Sabtu 07-02-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Di Tengah Terpuruknya Prestasi Atlet Pelajar Kota Cirebon CIREBON - Mutasi pejabat eselon III dan IV di Kota Cirebon dilakukan oleh pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH, kemarin (6/2). Mutasi yang dilakukan Azis diprediksi bakal membawa perubahan di dunia olahraga. Itu setelah, jabatan Kepala Bidang (Kabid) Olahraga di Disporbudpar terkena imbas mutasi. Odik MPd, sebelumnya menjabat Kepala UPTD Pengembangan Olahraga Sekolah (Pors) Disdik Kota Cirebon kini menjabat Kabid Olahraga Disporbudpar Kota Cirebon. Odik promosi setelah jabatan itu ditinggalkan Drs Unang Kusnaeni yang hijrah ke Disporbudpar Kota Bandung terhitung sejak 1 Ferbruari 2015. Kepala UPTD Pors kini dijabat Hj Dedeh Rosidah SSos MSi. Dedeh bukan orang baru di UPTD Pors. Pada tahun 2008, dia sempat menjabat Kepala UPTD Pors sebelum dipindahkan ke UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) pada tahun 2009. Sebagai Kabid Olahraga yang baru, Odik memiliki tugas berat. Pengalamannya memimpin UPTD Pors sejak tahun 2012 menjadi modal utamanya untuk mengelola olahraga dalam skup yang lebih besar. Jabatan baru Odik menuntut tanggung jawab lebih besar. “Sebagai Kabid Olahraga yang baru, Odik harus mampu bersinergi dengan semua pihak. Yang harus dia perhatikan bukan saja pengembangan atlet berprestasi. Tetapi, perkembangan dunia olahraga secara umum. Dia harus mampu menjadikan olahraga sebagai budaya di masyarakat,” tutur salah seorang pengamat olahraga di Kota Cirebon, Drs Saptono. Tidak hanya itu, Saptono mengungkapkan, sebelum meninggalkan UPTD Pors Odik harus mampu berkoordinasi dengan pejabat penggantinya. Setidaknya memberikan gambaran jelas situasi terkini yang dihadapi UPTD Pors dalam mengembangkan prestasi olahraga di dunia pendidikan. “Tahun lalu, prestasi atlet pelajar kita jatuh. Indikatornya jelas, pada pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat provinsi, prestasi kita mundur di kategori SMP. Pada tahun 2013 kita jadi runer-up sementara tahun lalu kita di peringkat keenam,” bebernya. Selain itu, lanjutnya, persoalan anggaran yang membelit UPTD Pors tahun lalu tidak boleh terulang lagi. “Tahun lalu kita hampir gagal menggelar Popkota karena keterbatasan anggaran. Itu tidak boleh terulang,” cetus alumni FPOK UPI Bandung. Saat dikonfirmasi, Odik mengaku sudah memiliki rencana yang akan ia jalankan selepas menjabat Kabid Olahraga, Senin pekan depan. “Sebelum melangkah lebih jauh, saya akan pelajari dulu tugas pokok dan fungsinnya. Setelah itu baru saya akan menentukan program kerja,” ujarnya. Menurut Odik, secara kasat mata, program Disporbudpar yang harus terus dikembangkan adalah Sentra Pembinaan Olahraga Unggulan (Spou). Dia mengatakan, agenda pertamanya adalah memanggil manajer SPOU dari Sembilan cabang olahraga (cabor) unggulan. “Kita akan evaluasi. Saya ingin mengetahui perkembangannya sebelum mencairkan dana pembinaan tahun ini,” katanya. Disinggung mengenai pekerjaan rumah yang belum mampu ia selesaikan di UPT Pors Odik mengungkapkan bahwa persoalan yang belum dapat dia selesaikan adalah mengenai kejelasan honor pelatih Klub Olahraga Pelajar (KOP). “Modal awal untuk kegiatan tahun ini sudah aman. Untuk Popkota dan Popwil 2015 sudah dianggarkan sebesar Rp650 juta. Untuk honor pelatih, tahun lalu kita sempat mengusulkan sebesar Rp350 juta tapi belum disetujui. Mudah-mudahan bisa disetujui pada APBD Perubahan,” paparnya. Mengenai koordinasinya dengan Kepala UPTD Pors penggantinya, Odik menjamin akan berjalan harmonis. “Tidak hanya pada masa transisi seperti sekarang. Saya akan selalu bersinergi dengan UPTD Pors, kaitanya tentu saja dalam program peningkatan kualitas atlet,” pungkasnya. (ttr)

Tags :
Kategori :

Terkait