Nikahkan Anak di Rumah Sakit

Jumat 20-02-2015,09:04 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kenangan Terakhir Keluarga, Disalatkan di At Taqwa, Pemakaman di TPU Kemlaten CIREBON- Kota Cirebon berduka. Wali Kota Drs H Ano Sutrisno MM meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya dalam kurun waktu sekitar 4 bulan terakhir. Wali kota meninggal dunia di RS Siloam Karawaci, Tangerang, kemarin (18/2) sekitar pukul 15.10 WIB. Data yang dihimpun Radar, memburuknya kondisi kesehatan wali kota diketahui pertama kali dari dokter pribadi wali kota, dr Edial Sanif SpJP FIHA. Kamis dini hari (19/2) sekitar pukul 03.00 WIB, Edial menelepon Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH dan mengabarkan jika kondisi Ano memburuk. Saat itu juga Azis langsung berangkat ke RS Siloam Tangerang, tempat wali kota dirawat selama ini. Tapi menjelang sore kemarin, kabar duka menyapa warga Cirebon. Kabar meninggalnya Ano menyebar dengan cepat. Kabag Humas Pemkot Cirebon Maruf Nuryasa saat dikonfirmasi juga membenarkan kabar itu. Dia mengatakan jenazah langsung dibawa dari RS Siloam (tadi malam, red) dan disemayamkan di rumah dinas wali kota Jl Siliwangi. Pantauan Radar, tadi malam sekitar 21.40, jenazah Ano tiba di rumah dinas Jl Siliwangi. Jenazah tiba dengan mobil jenazah bernopol T 1751 DI bertuliskan San Diego Hills. Di rumah dinas tampak ribuan pelayat berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir. Bahkan sejak magrib, masyarakat dan pejabat di lingkungan pemkot berdatangan ke rumah dinas. Banyaknya pelayat membuat pihak kepolisian, Satpol PP, Dishubinkom, dibantu satgas FKPPI, Pemuda Pancasila, sibuk mengatur lalu lintas. Massa berjubel, meskipun di bawah rintik hujan. Begitu jenazah tiba, tangisan dari keluarga, sanak saudara, hingga loyalis wali kota tidak terelakkan. Wajah kehilangan sosok wali kota yang aspiratif dan ramah itu terlihat jelas dari raut wajah para pelayat maupun keluarga. Istri mendiang wali kota Erni Astuti tampak terpukul atas meninggalnya suami tercinta. Bahkan untuk berjalan, Erni harus dipapah. Kedua anak wali kota yakni dr Wildan Arismunandar dan dr Tiara Widiastuti juga terlihat terpukul atas kepergian sang ayah. Wildan Arismunandar tak henti-hentinya mencium kening sang ayah usai salat jenazah. Melihat kecintaan Wildan kepada ayahnya, para pelayat tak kuasa menahan air mata. Tampak hadir juga Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH. Azis sendiri ikut serta rombongan dari Jakarta. Dia tak bisa menyembunyikan raut wajah kesedihan. Matanya terlihat merah penuh kesedihan. Mengenakan kaus hitam, wawali masuk ke rumah dinas disambut Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno MSi dan sejumlah pejabat lainnya. Tadi malam memang jenazah langsung dimandikan, dan sekitar pukul 22.30 ribuan pelayat melaksanakan salat jenazah. Banyaknya warga yang ingin mengikuti salat jenazah, hingga harus dibuat dua gelombang. Gelombang pertama dengan imam KH Luthfi El Hakim dari Ponpes Buntet, dan jamaah gelombang kedua diimami Sugino SpdI. NIKAHKAN ANAK Ano Sutrisno wafat dua hari menjelang hari lahirnya pada 60 tahun lalu. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Ano menyaksikan pernikahan putra bungsunya, dr Wildan Arismunandar. Rabu malam (18/2), rona kebahagiaan wali kota 2013-2018 terpancar sesaat melihat langsung ijab kabul Wildan Arismunandar. Harapan terakhir Ano melihat kedua anaknya menikah akhirnya terwujud. Dari pernikahannya dengan Hj Erni Astuti, Ano dikarunia dua anak. Pertama dr Wildan Arismunandar, anak kedua dr Tiara Widiastuti. Tiara telah menikah dan memiliki seorang putra. Sementara Wildan masih belum juga menikah. Hal ini menjadi salah satu harapan terbesar Ano dalam hidupnya, menyaksikan putra putrinya menikah. Kepada Radar, Wildan Arismunandar menceritakan proses terwujudnya keinginan Ano Sutrisno. “Rencana awal saya akan menikah Sabtu 21 Februari 2015. Karena tanggal itu memiliki arti mendalam bagi bapak dan keluarga,” ujar Wildan. Bahkan, kata Wildan, ayahandanya sudah mempersiapkan segala hal terkait pernikahannya sejak akhir tahun 2014. Tepatnya beberapa minggu sebelum sakit. Saat itu, secara bertahap Ano membeli semua persiapannya. “Bapak sudah memesan baju batik untuk keluarga saat pernikahan saya. Tapi baju itu tidak dipakai saat saya menikah di Rumah Sakit Siloam,” terangnya dengan mata berkaca-kaca. Sejak 29 Desember 2014 hingga menghembuskan nafas terakhir, Ano Sutrisno dirawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci Tangerang. Wildan berkeinginan menggelar pernikahannya pada tanggal 21 Februari karena ingin mengikuti jejak ayah ibunya. Ano Sutrisno dan Erni Astuti menikah pada tangga 21 Februari. Pada tanggal itu pula, Ano dilahirkan pada tahun 1955. Karena dua alasan itu, Wildan bersama pasangannya menetapkan tanggal 21 Februari 2015 sebagai hari pernikahannya. Namun, rencana itu tidak tercapai. Sebab, Wildan memiliki perasaan berbeda pada Rabu malam (18/2). “Mungkin ini firasat, saya ingin memajukan pernikahan malam itu juga. Akhirnya keluarga sepakat dan saya menikah dihadapan bapak,” tuturnya. Meskipun sederhana, bagi Wildan terpenting pernikahan sah secara Islami. Lebih dari itu, Wildan telah mewujudkan keinginan terakhir ayahnya melihat pernikahan putra sulungnya. Benar saja, setelah res­mi menikah, kondisi Ano Sutrisno semakin memburuk. “Se­pertinya bapak menunggu sa­ya menikah,” ucapnya de­­ng­an buliran airmata di pipi. Kondisi Ano semakin memburuk memasuki siang hari. Bahkan, tim dokter RS Siloam melakukan berbagai upaya medis. Hanya saja, takdir berkata lain. Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM, harus menghadap Allah SWT pada Kamis siang (19/2) sekitar pukul 15.10. “Bapak meninggal dengan satu tarikan nafas. Keluarga tidak memiliki firasat apapun sebelumnya. Semuanya seperti hari-hari biasa,” urai Wildan. Beberapa pesan terakhir disampaikan Ano kepada keluarganya. Yakni, menitipkan pesan kepada seluruh elemen di Pemerintah Kota Cirebon agar terus memajukan Kota Cirebon. Mewakili keluarga, Wildan Arismunandar menyampaikan permohonan maaf atas salah kata, sikap, perbuatan yang dilakukan Ano Sutrisno selama hidupnya. Begitupula untuk janji-janji yang belum tertunaikan, Wildan memohon keikhlasan untuk memaafkan. Wildan menyadari, semua ketentuan Allah SWT sudah tertulis dalam suratan. Hal ini menjadikan keluarga ikhlas melepas kepergian Ano Sutrisno menghadap Sang Pencipta. (abd/kmg/ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait