Sabet Tiga Gelar di Wina

Senin 23-02-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

 Modal Jelang Superseries Premier All England Jakarta - Indonesia memperoleh tiga gelar di ajang international challenge Austrian Open. Kemarin dini hari (22/2) di Wina, pada sektor ganda campuran, ganda putri, dan ganda putra wakil Merah Putih berjaya. Adalah Edi Subaktiar/Gloria E Widjaja (ganda campuran), Suci Rizky Andini/Maretha Dea Giovani (ganda putri), dan Fajar Alfian/M Rian Ardianto (ganda putra) yang mengharumkan nama Indonesia. Keberhasilan ini menjadi modal penting buat duta Indonesia menjelang superseries premier All England bulan mendatang. Di babak final ganda campuran Edi /Gloria berhasil menjinakkan rekan sesama pelatnasnya Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani dengan skor 15-21, 22-20, 21-18. Buat Edi/Gloria sukses Ini merupakan gelar kedua mereka setelah di penghujung 2014 menjadi juara grand prix gold Macau Open. Sedang pasangan putri Suci/Maretha mengalahkan wakil Inggris, Heather Olver/Lauren Smith dengan skor 21-14, 23-21. Sukses ini menjadi sekaligus menjadi tetenger penting buat Suci/Maretha yang baru dipasangkan akhir tahun lalu. Lalu di ganda putra, Fajar/Rian melibas pasangan Inggris, Peter Briggs/Tom Wolfenden dengan skor 23-21, 18-21, 21-19. Sama seperti Suci/Maretha, ini adalah gelar pertama buat pasangan ini. Nah, usai meraih kemenangan kemarin Edi mengaku cukup senang. Apalagi mereka juga akan ikut superseries premier All England untuk pertama kali. Dan perjuangan keduanya diawali dari babak prakualifikasi. \"Target pribadi saya dan Gloria dari tur Eropa ini bisa meraih poin sebanyak mungkin. Berarti harus juara di Austria dan Jerman. Itu jadi motivasi kami untuk melakukan yang terbaik di setiap pertandingan yang kami jalani, bukan malah jadi beban,\" tutur Edi dalam surat elektronik kemarin. Setelah sukses di international challenge Austrian Open, pekan depan keduanya terjun di grand prix gold German Open. Senada dengan Edi, Gloria mengatakan partai final cukup alot. Karena yang dihadapi adalah rekan sesama pelatnas. Karena sudah saling hapal kelebihan serta kekurangan, maka laga pun sampai diakhiri dengan rubber game. Pelatih ganda campuran pelatnas, Edwin Iriawan menilai penampilan anak-anak asuhnya semakin membaik dari babak awal hingga final. Sehingga ketika terjadi all Indonesian Finals, hal tersebut tak mengejutkan Edwin. \"Dengan peningkatan seperti ini maka otomatis mereka mempunyai mental seorang juara. Bagus untuk ke depannya sebagai pemain muda,\" ujar Edwin. (dra)

Tags :
Kategori :

Terkait