Rana-Acep Berdamai?

Sabtu 14-03-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Segel DPC PDIP Dibuka, Hari Ini Bersih-bersih KUNINGAN – Panasnya tensi di tubuh internal PDIP Kuningan nampaknya mulai menurun. Ini ditandai dengan adanya pembukaan segel kantor partai berlambang kepala banteng moncong putih itu, Jumat (13/3) sore. Bahkan, Rana Suparman SSos sendiri selaku ketua terpilih saat konfercab yang membuka pintu pertama rumah PDIP di Tanjakan Ciharendong. Pantauan Radar, sejumlah kader PDIP tampak berada di sekretariat DPC kemarin sore. Mereka membuka spanduk bertuliskan ‘Kantor ini disegel PAC’ tanpa pengamanan polisi. Pintu gerbang pun dibuka, termasuk kayu yang menyilang pintu masuk kantor. Hanya saja, untuk pembersihan coretan di papan nama DPC dan tembok, direncanakan hari ini (14/3) baru dilakukan. “Besok (hari ini, red) kita mau rapat pengurus DPC di sini (sekretariat, red). Kita akan bahas berbagai program serta kesiapan menghadapi agenda Konferda di Bandung 18 Maret mendatang,” ujar Rana Suparman yang kebetulan berada di kantor DPC kemarin petang. Diceritakan, mendengar adanya aksi penyegelan Rabu (11/3) lalu, dia yang tengah me­ngikuti Bimtek peningkatan kapasitas di Jatinangor Sume­dang langsung bergegas pulang. Tempat pertama yang dia datangi sepulang dari Sumedang yakni rumah dinas Wakil Bupati, H Acep Purnama MH. “Betul, saya sudah sowan ke Pak Acep yang saya anggap seba­gai kakak pertama. Persisnya pukul setengah sebelas malam Kamis (12/3). Pas pulang dari Sumedang saya langsung menemui Pak Acep. Kita kongkow-kongkow di situ, ngopi bareng dan bercerita partai dalam suasana kekeluargaan,” tuturnya. Saat itu, kata Rana, Acep mengamanatkan kepadanya agar bisa mengelola partai dengan baik, terbuka, ideo­logis dan kembali pada rakyat. Yang membuat ter­ngiang di telinganya sampai sekarang, sambung dia, Acep mengatakan bahwa partai tidak akan berarti apabila tidak bersama-sama rakyat. “Bagi kami, Pak Acep itu figur kita bersama, pemimpin kita bersama. Beliau adalah kader partai yang sudah ditugaskan di eksekutif. Kita akan kawal penyelenggaraan pemerintahan daerah yang notabene digerakkan oleh kader-kader kita sehingga program dan misi visinya terasa oleh masyarakat,” ucap Rana. Keesokan harinya, Rana selaku ketua terpilih meng­gelar pertemuan dengan jajaran pengurus di ruang fraksi Restorasi PDI Per­jua­ngan DPRD. Hadir dalam ke­sem­­patan itu, Tres­nadi selaku sekretaris, H Rusliadi, Ading Sugandi, Iwan Herlambang, Yanto Sugianto, Apang Sujaman, H Karyani dan Uha Juhana. “Juga beberapa pengurus lain lewat telepon seperti Cecep Hendie, Meli, Reni, H Ade Petruk dan lainnya. Semua sepakat kalau Jumat ini (kemarin, red) kita mulai benahi rumah PDIP. Kita buka segel dan bersihkan coretan terhadap simbol partai kita. Karena simbol itu yang menciptakan identitas kita,” kata Rana. Masih dalam hari yang sama, Rana pun bersilaturahmi ke jajaran pengurus PAC di wilayah Dapil 2 yang dihadiri enam kecamatan. Di situ, kata dia, disampaikan kronologis pelaksanaan kon­fercab, rencana kerja partai dan agenda partai yang mesti segera disiapkan meng­hadapi Konferda Jabar di Bandung. “Disampaikan pula kei­nginan-keinginan PAC yang mengharapkan agar konsolidasi partai secepatnya dilakukan yang mengacu pada penguatan organisasi, ideologis dan kearifan lokal. Insya Allah kami, DPC, dapat mewujudkan harapan tersebut. Kita semua berharap PDIP jadi representasi perjuangan rakyat dalam mewujudkan proklamasi Bung Karno,” ungkapnya. Setelah dari Dapil 2, sila­turahmi akan dia lanjutkan ke wilayah lainnya. Jumat malam, pihaknya sudah mengagendakan berkunjung ke PAC-PAC di Dapil 1 dan 5. Berikutnya baru melangkah ke wilayah lain yakni Dapil 3 dan 4. Saat ditanya komposisi struktur pengurus baru, Rana menegaskan sudah definitif sehingga tak bisa dirubah. Saat ini sedang berproses melengkapi administrasi untuk diserahkan ke DPD Jabar. Mulai curikulum vitae, tandatangan kesetiaan partai, sampai sumpah janji jabatan. “Kita bawa ke DPD, ke­mu­dian dibuatkan surat pengantar untuk disampaikan ke DPP. Baru kemudian turun SK,” jelas dia. Soal tidak masuknya Nuzul Rachdy SE dalam kepe­ngurusan, Rana menjelaskan, kader partai tidak harus terikat struktur. Ketika sudah ditugaskan partai maka telah terbangun rasa kewajiban. Jadi bukan berarti tidak diakui melainkan ruang untuk penugasan itu cukup banyak. “Seorang kader secara ideo­logi sudah terikat sehingga harus tunduk dan patuh pada partai. Termasuk Pak Acep, Bu Utje (Bupati Kuningan) yang merupakan kader partai yang ditugaskan. Pokoknya saya tahu persis jiwa Pak Acep, Bu Utje, Pak Aang (Hamid Suganda). Mereka selalu berpikir bagaimana menye­jah­terakan rakyat,” ucapnya. Ditanya rencana penyelen_ggaraan seremonial numpeng pasca konfercab hasil obrolannya dengan Acep, dia menjawab bisa iya dan bisa tidak. Yang menurutnya substantif, marwah Acep itu bagaimana memenangkan pemilu dan menjawab penyelenggaraan pemda yang notabene kader PDIP. “Nanti Pak Acep yang bikin tumpeng, Bu Utje dan Pak Aang juga yang bikin tumpeng terbaik untuk kita. Para tokoh kita yang sudah kami anggap orang tua kita sendiri itu mengundang kita, berikan tumpeng itu kepada pengurus yang akan dipekerjakan biar stamina kita kuat untuk bekerja, bekerja dan bekerja,” pungkasnya. (ded)

Tags :
Kategori :

Terkait