Buka Kembali Jalur Khusus PNS SM3T

Jumat 27-03-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Kesempatan para lulusan program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) menjadi abdi negara melalui jalur khusus terus terbuka. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memastikan jalur khusus seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun depan masih tersedia. “Tentu akan terus ada. ini adalah mekanisme membangun Indonesia,” ungkap Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemenristek Dikti Supriadi Rustad saat ditemui di Jakarta, kemarin (26/3). Lebih lanjut Supriadi mengatakan, akan ada penambahan kuota untuk jalur khusus tersebut. Dengan catatan, seluruh lulusan SM3T yang diangkat tahun ini menjadi PNS dapat bekerja maksimal di daerah penempatan. Selain itu, animo para lulusan SM3T untuk turut berkontribusi tahun depan juga cukup besar. “Tentu kita tidak mau kalau sampai sudah mengajukan tapi ternyata kuota tidak dapat terpenuhi,” urainya. Untuk diketahui, kuota khusus penerimaan CPNS untuk alumni SM3T baru diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun lalu. Ada seribu kuota yang diberikan khusus untuk mereka. Mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Semarang itu menjelaskan, pada jalur khusus ini tidak ada perbedaan untuk tes yang diberikan dengan tes CPNS jalur umum. Materi yang diujikan relatif sama. Hanya saja keistimewaannya,pesaing dalam tes tidak terlalu banyak. Para alumni SM3T hanya akan bersaing dengan sesama alumni yang berjumlah sekitar 11 ribu orang. Sementara pada tes CPNS jalur umum, persaingan akan terasa lebih ketat karena dilakukan bersama ratusan ribu pelamar lainnya. Rekrutmen tahun lalu pun dikatakan Supriadi berjalan sukses. Buktinya, dari catatan seleksi CPNS tahun lalu, sebanyak 1.395 alumni SM3T yang ikut mendaftar tes jalur khusus tersebut. Hasilnya, 1.224 orang dinyatakan lulus. Meski pada akhirnya, hanya 809 orang yang berhasil terserap lantaran ketersediaan formasi di daerah yang tidak sesuai dengan minat para pendaftar. Sehingga banyak dari mereka yang harus gugur. Dari peserta yang terserap, 60 persen merupakan lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mereka akan mulai aktif mengajar pada 1 April 2015 di wilayah Papua, Nusa Tenggara, dan Aceh. “Seluruh SK dan NIP sudah siap. Mereka siap diberangkatkan,” ungkapnya. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait