Siswa Lebih Pilih Jembatan Bambu

Selasa 07-04-2015,09:28 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Jembatan beli sudah dibangun oleh Pemkab Cirebon di lokasi antara Desa Curug dengan Desa Kaligawe Wetan, Kecamatan Susukanlebak. Namun faktanya, para siswa lebih memilih menggunakan jembatan bambu yang dibangun di lokasi Desa Kaligawe Kulon dengan Desa Susukanagung. Jembatan bambu ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat. Mereka beralasan jembatan beli yang dibangun itu cukup jauh dari jembatan Kaligawe (nama jembatan) yang ambruk beberapa waktu lalu. Jaraknya mencapai sekitar dua kilometer dan tidak ada angkutan umum yang melintas. Sedangkan jembatan bambu yang dibangun saat ini ada di antara Desa Kaligawe kulon dengan Desa Susukanagung. Jembatan bambu ini dianggap lebih baik karena meskipun tidak bisa dilintasi oleh kendaraan roda dua atau lebih, jaraknya terbilang cukup dekat dengan beberapa sekolah, termasuk dengan SMPN 1 Susukanlebak. Di samping itu juga tersedia beberapa angkutan umum yang mengangkut para pelajar menuju sekolah-sekolah. Salah satu pelajar SMPN 1 Susukanlebak, Nur Halimah mengaku dirinya terpaksa melintasi jembatan bambu karena lebih efektif. “Kalau lewat jembatan beli itu kan harus muter dulu. Sedangkan sekolah saya (SMPN 1 Susukanlebak, red) itu ada di depan (samping jembatan bambu, red). Jadi kalau saya lewat jembatan beli bisa-bisa saya telat sekolahnya,” ujar Nur Halimah kepada Radar. Pelajar lainnya, Rama, mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih melintasi jembatan bambu karena lebih dekat dengan angkutan umum. “Saya sekolah di Karangsembung. Kalau lewat jembatan beli di situ nggak ada angkutan. Kalau di jembatan bambu, begitu selesai nyebrang jembatan bambu kan sudah langsung ada angkutan. Kalau di jembatan beli itu harus jalan jauh dulu. Karena lokasi jembatan beli itu kan kebun-kebun jarang ada angkutan,” ujar Rama. Rama pun mengungkapkan bahwa dirinya memang sedikit khawatir melintasi jembatan bambu. “Ya agak takut apalagi kalau sudah hujan. Karena kalau dilewatin nggak hujan saja itukan agak goyang terus bunyi. Takutnya nggak kuat dan jatuh, tapi mau bagaimana lagi. Satu-satunya yang paling cepat itu ya lewat jembatan bambu,” ujar Rama. Sementara Kuwu Kaligawe Kulon, Entis Sutisna mengakui lokasi jembatan beli ada di kebun-kebun antara Desa Kaligawe Wetan dengan Curug. Hal itu karena memang tidak ada lokasi yang ideal untuk didirikan jembatan beli. “Memang di Desa Kaligawe Wetan yang menghubungkan dengan Desa Curug tempat yang paling pas didirikan jembatan beli. Memang letaknya di kebun-kebun, tapi kan jarak kedua daratan sungai itu tidak terlalu jauh,” ujar Entis Sutisna. Dia pun mengakui banyak pelajar lebih memilih melintasi jembatan bambu. “Memang pelajar banyak yang lewat jembatan bambu. Alasannya memang jauh lebih dekat dengan sekolah mereka maupun dengan angkutan lainnya,” ujar Entis. Jembatan Kaligawe sendiri ambruk Kamis 12 Februari 2015. Ada empat desa yang selama ini menggunakan jembatan itu, antara lain Desa Kaligawe Kulon, Kaligawe Wetan, dan Karangmangu (Kecamatan Susukanlebak), serta Desa Nagrak, Kecamatan Sedong. Jembatan yang dibangun sejak zaman Belanda dan pernah diperbaiki tahun anggaran 1998/1999 itu patah dan ambruk karena kaki penyangga jembatan yang berada di tengah-tengah tidak mampu menahan derasnya arus sungai Cimanis Bangka-Deres. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait