H QOMAR SIAP BERANTAS BUTA AKSARA DI KABUPATEN CIREBON

Selasa 06-12-2011,01:55 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Berbekal pengalaman sebagai Duta Aksara yang telah melakukan perjalanan ke berbagai pelosok di nusantara, H Qomar bertekad akan menuntaskan buta aksara di Kabupaten Cirebon yang jumlahnya sekitar 90 ribu orang. Di depan para pejabat, Dinas Pendidikan, guru, tutor dan penyelenggara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se-Kabupaten Cirebon, H Qomar menyampaikan bahwa saat ini Kabupaten Cirebon termasuk ke dalam 40 kabupaten yang tingkat buta aksaranya tertinggi se-Indonesia. Oleh sebabnya, Sebagai Duta Akasara yang mempunyai tiga tugas pokok,  dalam kesempatan ini ia mencoba memotivasi para tutor guna ikut berperan aktif dalam menuntaskan buta aksara yang telah dicanangkan pada tahun 2009 lalu menjadi tinggal lima persen. ”Tutor itu seperti Malaikat Jibril yang membimbing Nabi Muhammad SAW membaca Alquran secara lembut dan telaten,” terangnya. Dikatakan Qomar, sebagai ujung tombak, para tutor ini harus kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pembelajaran kepada warga buta aksara, sehingga tidak terlihat kaku. ”Kalau tutor itu tidak luwes, bisa jadi warga pun akan kabur, perlu cara-cara kreatif seperti memberikan hiburan yang mengandung unsur edukatif,” katanya. Kekuatan birokrasi pun harus mampu membakar semangat para tutor dan mau turun langsung ikut mengajari warga masyarakat, mulai dari camat, kepala desa, sampai para istri camat dan kepala desa turun jadi tutor. ”Semua harus turun, karena memang ini harus menjadi tugas bersama bukan pemerintah saja. Selama ini yang menjadi tutor kebanyakan perempuan karena banyak perempuan termasuk buta aksara, besarannya 70 persen. Makanya, optimalisasi kaum laki-laki pun harus ditingkatkan,” ucap Anggota Komisi X DPR-RI ini. Kemudian, pria yang tinggal di Perumahan Bumi Arum sari, Kecamatan Talun ini menyampaikan, tugas pokok yang ke dua sebagai Duta Aksara adalah memasyarakatkan Inpres No. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Dikdas 9 Tahun dan Percepatan Pemberantasan Buta Aksara yang berisi tentang kewajiban seluruh komponen masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menekan jumlah buta aksara di Indonesia. ”Paling tidak, jutaan warga yang masih buta akasara di  40 kabupaten yang tersebar di 10 provinsi sedekit demi sedikit bisa dikurangi. Sekarang ini masih ada sisa 7,9 juta yang buta aksara yang terdiri dari buta aksara total dan buta aksara parsial. Seperti di Madura ada buta aksara parsial, karena bisa baca dan nulis bahasa arab, tapi huruf latin tidak bisa,” terangnya. Peran yang ketiga adalah, membakar semangat pada warga belajar untuk segera lepas dari buta aksara demi mencapai target secara kuantitas. Karena target pemberantasan buta aksara bukan hanya melek huruf, tapi kesejahteraan sosial. ”Makanya setelah bisa membaca dan menulis, para warga belajar agar tidak kembali menjadi buta huruf harus diberikan bahan bacaan yang menggiring minatnya untuk meningkakan keterampilan hidup, sehingga nantinya bisa mandiri,” tandasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait