THESSALONIKI- Tradisi hebat dimiliki Ajax Amsterdam di ajang Liga Champions. Mereka sudah empat kali menjadi yang terbaik di kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa itu. Namun, dua tahun terakhir, mereka absen dari Liga Champions. Musim ini, mereka kembali. Hanya saja, kiprah mereka bisa langsung terhenti hanya di babak ketiga. Sebab, mereka bermain buruk pada first leg babak ketiga dan ditahan seri klub Yunani PAOK Salonika 1-1. Ajax butuh menang di second leg. Masalahnya, tidak akan mudah bagi Ajax untuk menang. Tim asuhan Martin Jol itu akan melakoni second leg di Stadion Toumba, Thessaloniki, Yunani, markas PAOK, dini hari nanti. Lagipula performa PAOK terbilang menjanjikan. Kalau Ajax butuh kemenangan untuk menjaga tradisi mereka sebagai salah satu tim tradisional di Liga Champions, PAOK hanya butuh seri tanpa gol untuk mengejar sejarah. Mereka ingin meraih hasil terbaiknya dalam 33 tahun terakhir di Liga Champions. Sepanjang sejarah klub, mereka baru tiga kali tampil, empat kali dengan musim ini. Hasil terbaiknya adalah menembus babak 16 besar pada 1976-1977. Kekalahan dari klub Ukraina (ketika itu masih klub Uni Soviet) Dynamo Kiev membuat mereka gagal ke perempat final. Setelah itu, dua kali mereka tampil lagi, yakni pada 1985-1986 dan sudah tertahan di babak pertama. Pada 2006-2007 mereka tampil lagi dan sudah tertahan di babak kualifikasi ketiga. Kali ini, akankah mereka mampu melewati babak ketiga. “Belum ada yang pasti. Kami bermain di kandang, kami akan berikan kemampuan terbaik agar bisa lolos. Kami ingin memberikan sesuatu yang berharga bagi fans setia kami,” ungkap Dimitris Salpingidis, striker PAOK, seperti dikutip UEFA.com. Kepercayaan diri ditunjukkan gelandang serang PAOK Vladimir Ivic. Meski menyadari tidak akan mudah melawati Ajax, tapi peluang PAOK lolos ke babak playoff cukup besar. “Memang lawan yang sulit, tapi hasil seri bisa membawa kami lolos,” kata Ivic. Ajax yang bertamu ke Thessaloniki, memiliki ambisi besar. Mereka sudah lama tidak tampil di babak utama Liga Champions, kali terakhir pada 2005-2006. Ketika itu, mereka memulai petualangannya dari babak ketiga dan terhenti pada babak 16 besar di kaki Inter Milan. Melawan PAOK, pelatih Ajax Martin Jol tidak bisa memainkan skuad terbaik karena cedera yang dialami gelandang asal Kamerun Eyong Enoh. Sebagai gantinya, Jol masih memiliki Rasmus Lindgren, Ismail Aisssati atau Demy De Zeeuw. Selain itu, mereka juga mendapat suntikan tenaga dengan kedatangan Mounir El Hamdaoui. Striker asal Maroko itu sudah bisa dimainkan ketika melawan PAOK. Namun, Jol belum memastikan dia turun lapangan sebagai starter atau cadangan. “Mounir adalah pemain yang kami butuhkan di saat-saat seperti ini. Saya pernah bekerjasama dengan dia di Tottenham Hotspur. Dia adalah seseorang yang akan menemani Luis Suarez yang bisa mencetak banyak gol,” jelas Jol. (ham)
Jaga Tradisi
Rabu 04-08-2010,06:41 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :