Pasca Dihentikannya Kompetisi, Persib Bisa Rugi BANDUNG - Manajer Persib Bandung, H Umuh Muchtar tidak menyangka bahwa hasil rapat komite eksekutif (Exco), Sabtu 2 April 2015 lalu, memutuskan untuk menghentikan kompetisi Qatar National Bank (QNB) League 2015. Menurutnya, selain tidak masuk akal, keputusan ini juga akan sangat merugikan bagi persepakbolaan di Indonesia. Seharusnya, kata dia, sebelum mengambil keputusan, idelanya PSSI dan PT Liga Indonesia (PT LI) membicarakan dahulu dengan klub-klub dan memperhitungkan untung-ruginya. ”Jangan seenaknya saja, mereka kan dipercaya sama kita. Klub sudah mengeluarkan uang bagitu banyak,” ujar Umuh saat dijumpai awak media di Kampus Ikopin, Jatinangor, kemarin (3/5). Efek lainnya pun, terjadi bukan hanya pada klub saja, bahkan pemain pun merasakan efek dari permasalahan ini. Diyakini Umuh, bahwa Atep dan kawan-kawan tidak bisa tenang seperti yang dia alami. ”Pemain-pemain pasti bingung. Mereka tenang dari mana? Saya saja nggak bisa tidur semalam,” katanya. Kerugian berupa uang yang tidak sedikit harus ditanggung klub masing-masing, Pangeran Biru contohnya, yang sampai saat ini belum menerima dana dari sponsor sepeser pun. ”Selama ini, uang masih tanggungan dari Pak Glen (Dirut Persib),” ujar Umuh. Sementara itu, meski liga tidak berjalan, namun kewajiban klub untuk membayar gaji pemain harus tetap dituntaskan. Persib Bandung yang biasanya membayar pemain per tanggal 25, masih berupaya untuk tetap memenuhi hak pemain. ”Saya bicara panjang lebar dengan Pak Glen, pokonya gaji pemain akan tetap dibayar,” katanya. Selain itu, masih banyak pengeluaran yang meski dikeluarkan Maung Bandung di musim ini. Terdekat, adalah mempersiapkan pertandingan menghadapi Ayeyawady United pada 13 Mei mendatang. Sesuai regulasi, pihak tuan rumah diwajibkan menyediakan akomodasi bagi tim tamu. ”Kita kan harus menyediakan penginapan dan transportasi untuk lawan. Akomodasinya harus kita persiapkan, itu kan bukan biaya yang sedikit,” tuturnya. Sementara itu, Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman mengaku kecewa dengan keputusan hasil rapat PSSI bersama komite eksekutif (Exco), serta PT LI yang menyatakan kompetisi QNB League 2015 dan Divisi Utama dihentikan. Keputusan ini merupakan buntut dari polemik yang mendera sepak bola Indonesia pasca Imam Nahrawi membekukan PSSI, dan berimbas kepada tidak keluarnya izin pertandingan. Bagi pelatih asal Majalengka ini, gonjang-ganjing yang terjadi seperti sekarang, ternyata sudah dia duga sebelumnya. Dan hal yang paling tidak dia harapkan justru menjadi kenyataan. ”Ya sangat disesalkan, dan berita ini sangat memukul anggota tim, baik pelatih maupun pemain dan semua yang ada tim, terutama Persib,” ujar Djanur –sapaan akrabnya- kepada Bandung Ekspres (Radar Cirebon Group) saat dihubungi melalui telepon pribadinya, kemarin (3/5). Dari itu, pihaknya bersama beberapa klub peserta QNB League lainnya menolak dengan wacana akan diadakannya kompetisi oleh Tim Transisi di bawah Kemenpora RI. ”Saya pikir nggak akan bener juga, kan sepak bola kita berada di bawah PSSI. Kalau ada kompetisi di luar PSSI, maksudnya dengan operator lain, kan nggak bener,” katanya. Lebih lanjut Djanur mengatakan, bagi Persib dan Persipura, keadaan ini masih sedikit terobati dengan masih adanya jadwal di pentas Asia. Namun, apapun itu, pemberhentian kompetisi di liga domsetik sangat disayangkannya. ”Ya kita tetap melakukan persiapan untuk di AFC dulu. Kalau cukup waktu kita selingi dengan uji coba di sela-sela latihan biar pemain tidak jenuh,” tutupnya. (mio/asp/mid)
Ganggu Keuangan Tim
Senin 04-05-2015,10:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :