“Jangan Salah Minum Obat”

Senin 06-07-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - Kapten Persija, Bambang Pamungkas mengumpamakan sanksi FIFA bagaikan penyakit kronis. Pasalnya, kondisi sepak bola Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Sebab itu, pihak Kemenpora dan PSSI harus mengambil kebijakan yang terbaik demi mencabut suspend federasi sepak bola internasional bukan malah mencari pembenaran. \"Jika boleh diibaratkan, kisruh berkepanjangan sepak bola kita yang berujung jatuhnya sanksi FIFA ini, adalah sebuah penyakit kronis. Dibutuhkan sebuah obat yang tepat, agar penyakit kronis tersebut pada akhirnya dapat terangkat,\" kata Striker Persija Jakarta seperti dikutip situs  bambangpamungkas20.com. Contoh nya saja di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), PSSI menggugat Kemenpora terhadap SK Menpora nomor 01307, tanggal 17 April 2015. Putusan sela dari PTUN pun telah ditentukan tidak memberlakukan SK tersebut serta produk turunannya, termasuk Tim Transisi. Namun, Menpora Imam Nahrawi menyebutkan meski PSSI memenangkan gugatan, Tim Transisi dipastikan tetap jalan terus. Akhirnya PSSI melalui kuasa hukumnya, Aristo Pangaribuan membalasnya dengan bertanya apa benar keputusan PTUN bisa dibilang isu. Hebat saja kalau PSSI memakai PTUN untuk dijadikan isu. Makanya, tindakan Menpora itu dianggap PSSI merupakan contempt of court atau tidak peduli akan proses hukum. Padahal, itu melanggar UUD 1945 pasal 1 ayat 3, yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum. Tidak hanya itu, PSSI menganggap Menpora sudah melanggar sumpah jabatannya sendiri. Kalau terus-terusan pejabat negara bertindak seperti ini, PSSI akan melapor kembali ke DPR, Polisi, Mahkamah Agung dan Presiden RI Joko Widodo. Pertimbangan PSSI, masa iya negara membiarkan orang yang jelas-jelas secara terbuka mengatakan tidak mau turut dan tunduk pada putusan pengadilan. Diketahui sidang terakhir di PTUN akan berlangsung hari Senin, (6/7) pukul 10.00 pagi WIB. Agendanya dengan pembacaan kesimpulan dari PSSI dan Kemenpora. Sementara itu, Piala Kemerdekaan yang akan digelar Kemenpora dalam waktu dekat ini sempat dicap ilegal oleh PSSI. Tudingan tersebut langsung dibantah oleh Imam. Menurut Iman, siapa yang bilang ilegal Piala Kemerdekaan digelar oleh negara. Malah yang bilang ilegal itu harus dipertanyakan. Kompetisi ini dijalankan oleh negara. Bahkan Menpora mengucapkan jangan-jangan PSSI yang bilang ilegal justru mau melawan negara. Walaupun mendapat banyak tekanan dari berbagai pihak, Menpora pun tetap optimistis bisa menggelar Piala Kemerdekaan dengan lancar. Imam mengklaim, hingga saat ini sudah ada 20 klub sepak bola tanah air yang siap menjalani kompetisi Piala Kemerdekaan. Turnamen tersebut akan bergulir pada 1 Agustus 2015. Kompetisi hasil bentukan Tim Transisi itu akan diikuti 18 peserta dan dibagi tiga grup. \"Tidak menutup kemungkinan obat yang harus diminum pun rasanya sangat pahit. Namun jika obat yang sangat pahit tersebut dapat membuat kesehatan kita kembali pulih seperti sedia kala, ya kenapa tidak. Artinya hal yang paling penting untuk dilakukan adalah mengonsumsi obat yang tepat. Ya, semoga saja kita tidak salah minum obat (menyikapi). Karena jika kita salah, maka sepahit dan segetir apapun obatnya, penyakitnya toh tidak akan sembuh-sembuh juga,\" pungkas Bepe. (agn)

Tags :
Kategori :

Terkait