Nuansa Ramadan di Benda Kerep, Argasunya CIREBON - Ramadan menjadi bulan penuh kebahagian bagi seluruh umat. Tak terkecuali mereka yang berada di wilayah terpencil seperti di Kp Balong Salak, Blok Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Tradisi khataman, tahlilan dan bagi-bagi berkat menjadi kegiatan penutup aktivitas mengaji di bulan Ramadan. Sejak awal Ramadan para santri dan warga setempat mengikuti pengajian kitab kuning. Pengajian sendiri dilakukan setiap hari, dari awal hingga tanggal 20 Ramadan. Pada tanggal 20 Ramadan biasanya digelar khatamann. Artinya, pengajian itu diselesaikan. Santri diliburkan dan boleh pulang kampung ke rumahnya. Pengajian di bulan Ramadan pun selesai dan kembali lagi setelah Lebaran. Pengajian kitab kuning sendiri biasanya dilakukan mulai pukul 13.00 hingga menjelang Salat Ashar. Di Kp Balong Salak tepatnya berlokasi di RT 02 RW 11, Kelurahan Argasunya, terdapat pesantren dan masjid tua yang bernama pesantren Kebon Kelapa. Di sanalah pusat warga setempat untuk menuntut ilmu agama Islam. Saat ini pesantren Kebon Kelapa diasuh oleh kiai muda bernama Kiai Muhammad Amin. Kiai Amin atau akrab disapa Kang Dining ini menuturkan, tradisi ngaji kitab memang sudah melekat dalam masyarakat. \"Ini ngaji terakhir di bulan Ramadan, tapi untuk tadarusan masih tetap,\" jelasnya kepada Radar, Selasa (7/7). Dikatakan dia, tradisi ngaji terakhir itu disebut sebagai tradisi khataman. Pada tradisi khataman, biasanya diikuti oleh seluruh warga dari muda hingga berusia sepuh. Dalam tradisi khataman, apabila sudah selesai. Mereka melakukan tahlilan dengan mendoakan untuk arwah orang tua dan sesepuh yang sudah meninggal. \"Jadi ngaji kitab kuning, biasanya bakda duhur. Hari ini (kemarin) ada sekitar 250 orang. Setelah ngaji selesai, kemudian tahlil dan bagi-bagi berkat. Ya itung-itung kirimin sodakoh pahala di bulan puasa. Seperti ini sudah bertahun tahun,\" katanya. Kiai Amin menjelaskan, wilayah Benda Kerep memiliki banyak pesantren yang terbagi di beberapa lokasi RT. Akan tetapi tetap untuk Salat Jumat menginduk ke masjid di Benda Kerep. Kampung Benda Kerep menjadi salah satu wilayah yang masih mempertahankan tradisi. Salah satunya, dengan adzan tidak memakai speaker (pengeras suara,red) dan juga tidak boleh menyalakan televisi di rumah. \"Ya biarkan seperti ini. Bukan masalah halal haram menggunakan barang-barang elektronik. Kita boleh mempelajari dunia luar. Tapi di sini lebih untuk mempertahankan tradisi. Karena lingkungan akan berubah dengan adanya barang elektronik,\" jelasnya. (jml)
Tua-Muda Khatam Kitab Kuning
Rabu 08-07-2015,16:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :