Panas-Hujan Ganggu Pemudik

Senin 13-07-2015,09:09 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Terus Meningkat, Polisi pun Masuk Tol Urai Kemacetan CIREBON- Waspada. Musim mudik tahun ini cuaca tak menentu. Siangnya panas terik menyengat, malamnya bisa hujan. Ini pula yang terjadi Senin dini hari (13/7) sekitar pukul 00.30. Hujan tiba-tiba mengguyur pantura Cirebon. Meski tak lama, namun cukup mengganggu para pemudik. Mereka terpaksa menghentikan laju kendaraan di warung-warung atau SPBU yang ada di sepanjang jalur pantura Cirebon. Kondisi cuaca di jalur pantura Cirebon pernah disampaikan Forecaster BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Izyin. Dia mengatakan pada bulan Juli Cirebon masih berada di musim kemarau. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hujan dengan intensitas ringan. Artinya, jumlah curah hujan per bulannya di bawah 50 mm. Hal ini harus menjadi perhatian bagi para pemudik, terutama dalam menghadapi pengaruh cuaca dalam perjalanan mudik. Ahmad Faa Izyin menjelaskan, kondisi cuaca di pantura berada pada suhu 23-34 derajat celcius. Sehingga cuaca kering dan panas akan mendominasi selama bulan Juli. Ia juga mewanti-wanti kepada pemudik untuk menghindari kecepatan angin. Menurut data BMKG, pada bulan Juli rata-rata kecepatan angin 5-30 km/jam, dengan arah angin timuran. “Potensi hujan sangat jarang, tetapi ada sesekali atau dua kali hujan dengan intensitas ringan berdurasi singkat,” jelasnya kepada Radar Cirebon. Dikatakan dia, adanya hujan intensitas ringan di musim kemarau, dikarenakan faktor pemanasan lokal. Sehingga cukup untuk menyuplai penguapan dan membentuk awan-awan hujan. Menurutnya, potensi hujan memang ada, tapi sangat jarang terjadi. Cuaca pada bulan Juli, lanjut dia, akan didominasi cuaca panas dan angin kencang. Oleh karena itu, Ahmad menyampaikan agar pemudik khususnya yang memakai motor atau roda dua, apabila memilih waktu siang hari untuk mudik, harus memperhatian kondisi cuaca di jalan raya. “Cuaca cukup panas dan angin kencang, sehingga disarankan bagi pemudik untuk memakai pelindung badan seperti jaket dan masker untuk menghindari debu yang mengganggu penglihatan saat mengemudi,” jelasnya. PEMUIDIK TERUS MENINGKAT Kepadatan di pintul keluar tol Cipali (exit) Palimanan masih terlihat kemarin. Ini terjadi seperti sehari sebelumnya, di mana kendaraan mengular hingga 13 Km. Kepadatan sendiri diprediksi akan terus terjadi, apalagi makin dekat dengan Lebaran. “Kendaraan sendiri didominasi bus dan kendaraan pribadi. Untuk mengurai kepadatan, kita kerahkan petugas yang langsung mengatur arus kendaraan di dalam tol. Ini dilakukan agar antrean tidak semakin memanjang,” kata Wakaplres Cirebon Kompol Agung Reza yang ditemui Radar Cirebon di lokasi, Minggu (12/7). Agung mengakui exit tol Palimanan masih diwarnai antrean kendaraan dari arah Cikopo. “Kepadatan di dalam tol ini permasalahanya terdapat di sistem pembayaran loket tol yang lebih lambat. Hal itu yang kemungkinan menimbulkan kepadatan kendaraan di dalam tol,” tambahnya. Dijelaskan, sebanyak 20 personil anggota Sabhara Polres Cirebon di sebar di beberapa titik tol Cipali sepanjang 70 kilometer yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon. Di setiap satu kilometer, pihaknya menempatkan 2 personil untuk melakukan pantauan dari da­lam tol. Puluhan anggota itu terbagi dalam dua bagian. Yang pertama bertugas mengatur dan me­mantau kondisi kendaraan di dalam tol, dan kelompok dua meng­gunakan sepeda motor ber­fungsi untuk memantau kema­cetan di dalam tol yang tidak jauh dari pintu keluar tol. “Kami terjuankan anggota untuk mengurai kemacetan dan memantau jika terjadi kecelakaan lalu lintas di dalam tol ataupun terjadinya tindakan kriminalitas. Selain itu juga anggota dikerahkan ke pintu tol yang kosong,“ ujarnya. PEMOTOR NAIK DUA KALI LIPAT Sementara itu, sejumlah tem­pat di Cirebon mengalami kemacetan. Penyebabnya ada­lah adanya pasar tumpah yang berte­patan dengan datangnya pulu­han ribu sepeda motor pemu­dik melintasi jalur pantura sepanjang siang kemarin (12/7). Tercatat, kepadatan arus lalu lintas didominasi oleh sepeda motor dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah. Sekitar 1.500 kendaraan melintas setiap lima belas menitnya. Angka tersebut dua kali lipat dari jumlah biasanya yang biasanya hanya berkisar pada angka 500 sampai dengan 750 sepeda motor. Kepadatan di jalur pantura Cirebon mulai terpantau sekitar pukul 08.00 WIB. Jika pada H-6 (Sabtu) angka pemudik yang menggunakan sepeda motor tidak sampai menyentuh angka seribu, pada H-5 kemarin tercatat pemotor yang melintas di depan pos hitung Dishubinkom Kota Cirebon di Terminal Harjamukti sebanyak 1443 sepeda motor. Petugas pun harus bekerja ekstra, terutama dari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Pada jam tersebut, pemudiak yang menggunakan sepeda motor jumlahnya naik tiga kali lipat dari jumlah sehari sebelumnya. Meski demikian, arus lalu lintas yang melewati Kota Cirebon tidak mengalami kemacetan berarti. Walau terjadi kepadatan, tidak sampai mengakibatkan lalu lintas berhenti. Sementara itu, lalu lintas di depan Pasar Mundu, Kabupaten Cirebon, sedikitnya mempengaruhi laju kensaraan pemudik. Kapolsek Mundu AKP H Dely Rohendi mengatakan pemudik hanya mengalami perlambatan akibat adanya aktivitas di Pasar Mundu, namun tidak sampai menyebabkan kemacetan. Menurutnya anggota di lapangan masih bisa mengurai kepadatan dan para pemudik masih tetap melintasi wilayah Mundu dengan aman. “Cuma agak tersendat saja, tidak sampai macet,” ujarnya. Menurut Dely, adanya kepa­datan di pasar Mundu sendiri sudah diprediksi. Oleh karena itu pihaknya sudah memasang tolo-tolo dan barrier, namun begitu tetap ada angkutan umum yang berhenti dan menaik turunkan penumpang di sekitar pasar. “Makanya kita ploting anggota di sekitar pasar, tujuannya untuk mengurai kepadatan dan mengawasi jika ada angkutan umun yang berhenti di sekitar pasar,” imbuhnya. PEMUDIK KA IKUT NAIK Jalur mudik melalui kereta api (KA) nampaknya masih menjadi favorit bagi warga. Walaupun tahun ini ada jalur mudik baru dengan melewati jalur tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah pemudik kereta api yang turun di Stasiun KA Kejaksan Cirebon. Berdasarkan data PT KAI DAOPS III Cirebon pada H-7 terdapat 5.893 penumpang. Jumlah ini terus meningkat hingga kemarin sebanyak 6.331 penumpang. “Apabila melihat data tahun lalu ada peningkatan sebesar dua belas persen,” kata Manager Humas PT KAI Daops III Cirebon, Supriyanto. Ia memprediksi lonjakan puncak arus mudik tahun 2015 bakal terjadi pada H-3 lebaran. Menurutnya, jumlah penumpang bisa lebih dari 6.000 penumpang. Hal ini lantaran penurunan penumpang untuk wilayah Cirebon seluruhnya di Stasiun Kejaksan. “Jadi yang ke stasiun Arjawinangun, Brebes, Parujakan kebanyakan turun di sini,” katanya. Dikatakan dia, dalam sehari pihaknya mengoperasikan kereta penumpang reguler sebanyak 114 ditambaih 30 kereta tambahan. Untuk kereta barang, selama lebaran pihaknya masih mengoperasika semua jalur. “Ada 58 perjalanan ka barang dan itu tetap normal sampai lebaran. kecuali apabila yang punya angkutan libur. jadi adanya arus trafiic ka mudik tidak mengganggu perjalanan kereta barang,” jelasnya. Untuk kereta penumpang didominasi oleh kereta Eirebon Ekspress dan Argojati dari arah Jakarta. Ada pula sebagian pemudik yang menggunakan Ciremai Ekspress dari arah Bandung. “Biasanya ramai penumpang siang dan malam hari,” katanya. Di lain sisi, jalur pemberang­katan kereta api selama mudik dipastikan tidak ter­pe­ngaruh dengan adanya pengoperasian tol Cipali. Supriyanto menjelaskan angkutan lebaran kereta api tidak akan berdampak atas adanya tol Cipali. Hal ini karena seluruh tiket sudah penuh habis terjual sampai H+7 lebaran. Hanya saja, memang setelah angkutan lebaran selesai kemungkinan dampak penurunan pemakai kereta api itu pasti akan ada. Namun tidak terlalu signifikan. Karena pihaknya optimis bisa bersaing dengan adanya tol Cipali. Salah satunya dengan terus meningkatkan pelayanan dan kenyamanan. “Ya walaupun jarak tempuh semakin cepat dengan tol, kita masih bisa bersaing. kalau kereta kan bisa bebas macet, selain juga dengan kereta kita antar penumpang sampai Stasiun Gambir, penumpang turun sudah ada di pusat kota. Selain itu kereta juga bisa mengangkut secara massal penumpang,” jelasnya. Dikatakan dia, selama uji coba dampak penurunan penumpang kerena masih belum dirasakan. Saat ini ada dua kereta di Daops III CIrebon arah Jakarta dan Cirebon yakni Argojati dan Cirebon Ekspress. “Dan buktinya sekarang angkutan lebaran sudah penuh semua,” ucapnya. Namun ia memang mengakui setelah lebaran bisa diprediksi pengguna kereta api bisa berkurang. “Hanya dampaknya tidak terlalu siginifikan, kita optimis bisa bersaing,” paparnya. (dri/jml/arn)

Tags :
Kategori :

Terkait