PATROL– Kenekatan petani di wilayah pantura Kabupaten Indramayu menanam padi di tengah puncak kemarau berbuah kegetiran. Gara-garanya, sumber air andalan yakni sungai-sungai tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk mengairi sawah lantaran telah bercampur dengan air laut. Di Sungai Bugel yang membelah Desa Sukahaji dan Desa Bugel, Kecamatan Patrol, kadar salinitasnya cukup tinggi. Air sungai yang bercampur air laut bila dipaksakan mengairi sawah justru bisa merusak kesuburan tanah. “Kalau air sungai buat sawah tanaman padi bisa mati. Airnya sudah asin,” kata Yono, petani asal Desa Bugel, Kecamatan Patrol, kepada Radar, Kamis (30/7). Kondisi ini terjadi sejak seminggu terakhir. Semula, air di kali pembuang ini masih berwarna coklat keruh, lalu ketika surut menjadi berwarna hijau kehitam-hitaman. “Aliran air bukan mengalir ke utara, tapi balik lagi ke selatan. Ini tandanya sudah tercampur air laut,” lanjut dia. Melihat perubahan itu, aktivitas pompanisasi yang dilakukan oleh para petani langsung dihentikan. Mereka kini hanya berharap segera turun hujan untuk menyelamatkan tanaman padi yang masih berusia muda. Tidak hanya para petani, penduduk yang bermukim di sepanjang Daerah Alisan Sungai (DAS) Bugel juga terkena imbasnya. Mereka tidak lagi bisa memanfaatkan sungai yang kerap menjadi penyebab banjir di musim penghujan itu untuk aktivitas sehari-hari. Selain terkontaminasi dengan air laut, Sungai Bugel juga mulai tercemar limbah domestik. Pakaian bekas, plastik, bungkus deterjen, sampo, sabun sampai bangkai hewan bertebaran di aliran sungai dibarengi dengan bau busuk menyengat hidung. “Sampai merembet ke sumur bor, ikutan bau busuk. Rasanya malah pahit, bikin gatel,” kata Isa, warga setempat. Pada saat musim hujan pencemaran air di Sungai Bugel itu tak begitu terlihat karena debit air besar sehingga limbah bisa cepat terbawa arus. Namun ketika musim kemarau seperti sekarang, debit air minim pencemaran menjadi terlihat. Sebab air mengalir lambat, warnanya berubah menjadi hijau kehitaman pekat dan lengket, serta menimbulkan bau menyengat. (kho)
Air Sungai Asin, Petani Pantura Tambah Pusing
Jumat 31-07-2015,14:12 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :