STIKKU Kedatangan Tiga Pimpinan Perusahaan Jepang

Sabtu 08-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN – Kerja sama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) dan Jepang semakin kuat. Jumat (7/8), STIKKU kembali kedatangan tiga pimpinan perusahaan besar di Jepang. Yaitu CEO ZZB Ltd Mr Kaneshiro Mine, Direktur Hisroshima International Bussiness College Mrs Morimoto Hiromi dan Mr Akiko Oda. Ketiganya adalah pengguna perawat lulusan STIKKU yang dikirimkan STIKKU empat bulan lalu. Setelah jauh sebelumnya dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama dengan Indonesia Technologi Power sebagai lembaga pencari partner di Jepang yang membutuhkan tenaga perawat dan caregiver. “Untuk pemantapan kerja sama pendayagunaan lulusan STIKKU untuk bekerja pada kami di Jepang,” terang CEO ZZB Ltd, Mr Kaneshiro Mine kepada Radar. Kaneshiro juga berjanji akan mengundang pimpinan STIKKU ke Jepang untuk melihat dari dekat lingkup pekerjaan para alumni STIKKU yang sudah bekerja di perusahaanya di Jepang. Dia berharap, kerja sama ini bisa berkelanjutan. Sehingga akan lebih banyak lagi tenaga profesional lulusan STIKKU yang bekerja di Jepang. “Ini bukan hanya akan menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Kuningan, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi Indonesia,” imbuhnya. Ketua STIKKU, Asep Sufyan Ramadhy menjelaskan, kunjungan resmi pihak Jepang untuk memastikan keberlanjutan kerja sama dan mengenal lebih dekat institusi pendidikan yang memproduksi lulusan yang akan bekerja di perusahaan mereka. “Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan,” ucap Asep. Selanjutnya Asep memastikan 10 orang lulusannya akan kembali diberangkatkan ke Jepang pada Desember 2015. Para lulusan tentunya telah memiliki kompetensi sesuai dengan harapan. Terutama kemampuan bahasa dan pengenalan budaya Jepang. Dengan begitu, para lulusan STIKKU tidak perlu bingung mencari pekerjaan. Apalagi STIKKU telah membuka peluang besar dengan Pusat Bahasa Jepang. Kerja sama STIKKU-Jepang, ditandatangani oleh kedua belah pihak di Tochigi Jepang. Kerja sama difasilitasi oleh Seameo Seamolec, Jepang. “Ini sebagai salah satu bukti keseriusan STIKKU agar lulusannya tidak hanya mampu bersaing kerja di dalam negeri, tapi di luar negeri,” tandas Asep. Menurut Asep, Pusat Bahasa Jepang ini hebat. Mereka siap memberikan pendidikan bahasa dan menempatkannya kerja part time di beberapa perusahaan, atau restauran di Tochigi dan sekitarnya sebagai bagian dari proses adaptasi sebelum bekerja di Jepang. “Dalam satu tahun, lembaga ini berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompetensinya selevel N2,” imbuhnya. Kata Asep, semakin hebat kemampuan bahasanya maka akan berpengaruh terhadap jabatan, atau peran di dunia kerja dan penghasilan. Sebagai caregiver di panti jompo saja, bisa digaji sampai Rp18 juta hingga Rp25 juta per bulan. “Apalagi jika tinggalnya di asrama sekamar berdua dan masak, makan sendiri. Itu jelas akan menghemat pengeluaran secara signifikan,” pungkasnya. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait