Rombongan Muhaimin Tabrakan Beruntun

Kamis 12-01-2012,02:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MALANG - Tabrakan beruntun yang melibatkan rombongan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar terjadi di Malang, Jatim, kemarin (11/1). Tak tanggung-tanggung, kecelakaan rombongan pengantar Muhaimin tersebut melibatkan delapan kendaraan sekaligus. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 di Jalan Letjen S Parman, kawasan Lowokwaru, Kota Malang. Iring-iringan tersebut celaka hanya berselang 30 menit setelah rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melintas. Selain Muhaimin, dalam barisan kendaraan itu ada staf dan protokoler Kemenakertrans, Kementerian Agama, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), serta pengurus PB NU. Mereka termasuk rombongan presiden yang hendak menghadiri pembukaan Muktamar XI Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah di Ponpes Al Munawwariyah, Sudimoro, Bululawang. Radar Malang (Radar Cirebon Group) melaporkan, kecelakaan yang melibatkan delapan mobil itu dipicu mobil Mercedes berpelat RI-28 (ditumpangi Muhaimin) yang tiba-tiba mogok ketika melaju kencang. Mobil RI-28 itu berposisi di barisan depan, persis di belakang petugas pengawal (patwal) roda dua. Karena mobil RI-28 tersebut berhenti mendadak, iring-iringan mobil di belakangnya tak bisa mengendalikan laju kendaraan. Apalagi, jarak antara satu mobil dan mobil lainnya cukup dekat. Dalam kecepatan rata-rata 80 kilometer per jam, kecelakaan beruntun pun tak terhindarkan. Tiga di antara delapan kendaraan itu, termasuk RI-28, masih bisa melanjutkan perjalanan. Namun, lima kendaraan lainnya rusak parah dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Lima kendaraan itu adalah Kijang Innova pelat merah N 430 AP, Innova N 1601 DT, Toyota Altis N 302 DP, Toyota Avanza W 329 PP, dan Toyota Avanza silver L 1787 EK. Kendaraan-kendaraan tersebut akhirnya dipindahkan dengan cara diderek karena mesin serta rodanya tidak berfungsi. Kholid Anwar (45) pengemudi Innova N 1601 DT yang membawa rombongan PB NU, mengungkapkan, mobilnya berposisi di belakang Toyota Fortuner. Di belakangnya ada sedan Toyota Altis N 302 DP. Keluar dari Lanud Abdulrachman Saleh, rombongan dikawal patwal bersepeda motor. Kecepatan kendaraan 60-80 kilometer per jam. Seluruh kendaraan mengambil lajur kanan. Lampu hazard pun dinyalakan sebagai tanda rombongan konvoi. Saat melaju kencang, persis di depan kantor perwakilan Sampoerna, mobil Fortuner mengerem mendadak. Fortuner itu merupakan kendaraan keempat atau tiga mobil di belakang yang ditumpangi Muhaimin. Kholid pun kaget dan turut mengerem mendadak. Meski sudah menginjak pedal rem sekuat tenaga, kendaraan masih melaju dan menabrak Fortuner. Sebelum rasa kaget Kholid hilang, bagian belakang mobilnya diseruduk sedan Altis. “Yang di belakang ikut nabrak kendaraan di depannya,” katanya. Abdul Muiz, salah seorang protokoler Kementerian PDT yang ikut dalam rombongan, menuturkan, konvoi tersebut cukup panjang. Namun, seusai rombongan SBY melintas, kondisi jalanan mulai padat. Karena itu, ketika ada yang berhenti mendadak, dirinya sulit untuk membanting setir. Kanitlaka Polres Malang Kota Ipda I Gusti A. Ananta menjelaskan, kecelakaan itu termasuk musibah yang sulit diprediksi. Sebab, pemicunya adalah mesin mobil Mercedes yang rewel. “Menurut keterangan saksi, mobil itu sempat didorong dulu, baru bisa jalan lagi. Ada seorang staf kementerian yang pinjam helm dan membonceng patwal seusai mendorong mobil,” katanya. Kapolres Malang AKBP Teddy Minahasa Putra membenarkan bahwa mobil Menakertrans mogok sehingga memicu kecelakaan beruntun. Namun, penyebabnya belum diketahui persis. Hingga sore kemarin, pihaknya masih mengidentifikasi mobil Mercedes yang terlibat kecelakaan itu. “Mobil Menakertrans mogok tiba-tiba. Kendaraan di belakangnya tidak jaga jarak aman,” ucapnya. Saat dikonfirmasikan, Muhaimin membantah kendaraan yang ditumpanginya merupakan salah satu yang mengalami kecelakaan di Malang. “Bukan aku, tapi rombongan PB NU,” ujarnya. Bahkan, lanjut dia, pihaknya juga sebenarnya tidak tahu persis detil kejadian. “Aku sendiri juga tidak paham pasti, baru denger-denger saja, katanya setelah rombonganku,” imbuhnya. (dyn)

Tags :
Kategori :

Terkait