Belanda Kewalahan, Portugis pun Tak Bisa Masuk Muara Jati

Jumat 21-08-2015,16:47 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Upaya Wawan Hernawan Memperkenalkan Sejarah Cirebon (4-Habis) 16 tahun perang gerilya, cukup membuat koloni Belanda kewalahan menghadapi Ki Bagus Rangin. Endingnya, memang tidak ada yang menang dan tidak pula yang kalah. Korban dari warga cukup banyak, tapi korban dari Belanda juga tidak kalah banyak. JAMAL SUTEJA, Cirebon KONON perang Kedondong yang berlangsung dari tahun 1802-1818 ini memakan korban ribuan jiwa. Baik dari pihak pribumi maupun Belanda. Bahkan koloni Belanda, apabila dihitung secara finansial, mereka mengalami rugi 150 juta gulden akibat perang ini. Perlawanan Ki Bagus Rangin yang merepotkan ini yang kemudian membuat Belanda meminta bantuan Portugis. Beberapa kapal pasukan dikirim melalui pelabuhan Muara Jati. Namun, ternyata kapal Portugis ini pun berhasil dihalau oleh pasukan Ki Bagus Rangin. Sehingga tidak jadi berlabuh di Muara Jati. Setelah Ki Bagus Rangin wafat, perlawanan diteruskan anak cucunya. Namun sekitar tahun 1819, kondisi perlawanan mulai melemah karena banyak pejuang-pejuang yang tertangkap dan melarikan diri. Kepahlawanan Ki Bagus Rangin ini pun mendapatkan sorotan dari Sultan Kasepuhan XIV, PRA Arif Natadiningrat SE. Terlebih Ki Bagus Rangin akan diusulkan mendapatkan gelar pahlawan nasional. Sultan mengaku keraton akan mendukung. Sebab dengan memiliki pahlawan nasional berarti Cirebon mempunyai kebanggaan. \"Wilayah cirebon itu kan banyak pahlawan-pahlawan loh, cuma belum diangkat semuanya. Di antaranya itu ya Ki Bagus Rangin. Nah ini salah satu (Ki Bagus Rangin) yang akan kita dorong juga,\" jelas Sultan. Menurutnya Ki Bagus Rangin layak untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. \"Oh iya layak. Itu kan sudah diteliti juga oleh akademisi Universitas Indonesia Prof Joko. Kita sudah sering ngobrol di keraton. Keraton Kasepuhan mendukung. Kalau kita punya pahlawan nasional berarti kita punya kebanggan,\" terangnya lagi. Dengan adanya pahlawan nasional itu pula, berarti masyarakat Cirebon memiliki tauladan yang patut untuk dicontoh. \"Ini juga untuk memberikan semangat kepada generasi yang akan datang. Kita memang perlu kembali menumbukan jiwa-jiwa pahlawan. Tapi tidak seperti dulu yang mengangkat senjata,\" sebutnya. Sementara penggagas Komikisun, Wawan Hernawan mengatakan yang terpenting sebenarnya bukan pemberian gelar secara seremonial. Akan tetapi juga penanaman nilai-nilai yang sudah diperjuangkan itu juga harus diperkuat dengan simbol-simbol untuk mengenang para pahlawan. \"Sekarang kan masih sepi atribut perjuangan di Cirebon ini. Bila perlu buat monumen khusus perang Kedondong, untuk mengangkat pahlawan, kita harus seperti itu, jangan hanya seremonial saja,\" ujarnya. Maka dari itu ia mengusulkan jika sudah dikukuhkan menjadi pahlawan nasional, maka sosok Ki Bagus Rangin harus dibuatkan patung, museum, atau digunakan untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). \"Boleh saja mengusulkan pahlawan. Tapi Kita sebagai orang Cirebon tidak hanya seremonial, harus memiliki konsep untuk menunjang kepahlawanan Ki Bagus Rangin ini. Salah satunya, dengan media Komikisun. Wawan juga tengah merencakan agar tokoh Ki Bagus Rangin bisa segera diangkat ke layar lebar. Tak hanya itu, dirinya juga membuat poster dan baju bergambarkan komikisun. Hal ini dilakukan agar bisa memasyarakat pengetahuan dan informasi sejarah kepada masyarakat luas. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait