CIREBON - Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati (RSUDGJ) Cirebon menggelar rangkaian kegiatan dalam peringatan HUT ke-94 RSUDGJ di tahun 2015. Dalam perjalanan waktu yang panjang, sinergitas dan kekompakan terus dijaga demi memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan masyarakat. Kemajuan di berbagai lini membuat RSUDGJ ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan Jawa Barat bagian timur oleh Kementerian Kesehatan RI.
Tidak hanya menjadi rumah sakit rujukan Jawa Barat bagian timur, RSUDGJ ditetapkan pula menjadi rumah sakit pendidikan utama. Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH berharap agar kinerja RSUDGJ semakin meningkat seiring pertambahan sarana dan prasarana. Peningkatan dapat terlihat dari sisi gedung, ruang perawatan, alat kesehatan dan komitmen karyawan dalam memberikan pelayanan dengan hati.
“Jaga dan kukuhkan kebersamaan demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pesan Azis.
Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon, drg Heru Purwanto MARS mengatakan, jajaran direksi dan seluruh karyawan RSUDGJ semakin kompak dan solid. Sebagai rumah sakit rujukan Jawa Barat bagian timur, berbagai langkah peningkatan sarana prasarana dan kualitas layanan, terus dilakukan. Inovasi menjadi kata penting bagi RSUDGJ. Dengan inovasi didapatkan berbagai langkah dan kebijakan strategis yang meningkatkan pelayanan kepada pasien.
“RSUD Gunung Jati menjadi rumah sakit pendidikan utama. Bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unpad menghadirkan dan menambah dokter sub spesialis,” terangnya kepada Radar, kemarin (30/8).
Dalam sejarahnya sejak diresmikan pada 31 Agustus 1921 silam, RSUDGJ semula dikenal bernama Oranje Ziekenhuis atau rumah sakit orange, warna khas Belanda. Hingga saat ini, banyak bangunan di RSUDGJ berwarna orange. Hal ini dimaksudkan untuk mengingat sejarah panjang perjalanan RSUDGJ dari sisi kemanusiaan. Setiap tahun rangkaian kegiatan digelar meriah. Tahun 2015 ini, memasuki HUT ke-94, RSUDGJ terus membangun sinergitas dan mengembangkan inovasi sebagai rumah sakit rujukan regional Jawa Barat bagian timur. (ysf)