CIREBON- Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon mulai menertibkan pohon yang dinilai membahayakan pengguna jalan. Penertiban tersebut dilakukan di beberapa lokasi seperti di Jl Cipto MK dan Nyi Mas Gandasari. Tidak hanya itu, DKP pun menginventarisasi beberapa pohon mati yang baru saja ditanam beberapa bulan lalu di Jl Cipto, Siliwangi, Wahidin, Jl Pemuda, dan Jl Slamet Riyadi. Diketahui, 714 pohon yang baru ditanam untuk penghijauan itu ternyata 200 di antaranya kini dalam kondisi mati. Kepala DKP Kota Cirebon M Taufan Bharata SSos mengatakan pohon besar dan rindang yang dinilai mengganggu rambu-rambu lalu lintas dan kabel akan ditertibkan. Sebab, sangat membahayakan bagi pengguna jalan. Apalagi, beberapa bulan ke depan akan memasuki musim hujan. “Kita lakukan pencegahan agar pohon besar itu tidak tumbang saat hujan besar. Oleh karena itu, kita potong dan rapihkan dahan-dahan pohon yang melintang ke tengah jalan,” ujar Taufan kepada Radar, Selasa (1/9). “Yang baru kita rapihkan baru di Jl Cipto, untuk Jl Nyi Mas Gandasari kita harus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi,” tambahnya. Di samping menertibkan pohon rawan tumbang, Taufan menjelaskan, pihaknya pun sudah menginventarisasi pohon yang baru ditanam dalam keadaan kritis atau nyaris mati. “30 persen pohon yang nyaris mati itu sudah kita sampaikan ke penyedia jasa. Artinya, mereka masih mempunyai sangkut paut pemeliharaan sampai bulan Desember. Total 714 pohon, yang mati sekitar 200-an pohon,” ungkapnya. Dia mengungkapkan, anggaran yang digunakan untuk penamanan pohon sekitar Rp900 juta. Jenis tanaman tersebut di antaranya Tebe Buya yang ditanam di median Jl Cipto, Ketapang Kencana ditanam di trotoar Jl Cipto, pohon Ketapang Badak di Jl Pemuda, pohon Sepatu Dea di Jl Siliwangi dan Jl Wahidin. Ke depan, kata Taufan, pihaknya mengatakan pihaknya akan mengajukan anggaran ke pemerintah provinsi senilai Rp2 miliar untuk membeli pohon dan di tanam di Jl Pasuketan, Jl Pekiringan, Jl Pekalipan, Siliwangi, Karanggetas, dan Jl Bahagia. (sam)
Kategori :