CIREBON - Blokade mobil petugas sudah nampak di Jl Kartini, Senin (7/9) siang. Bukan karena ada demo besar-besaran, melainkan untuk menjaga kondisi lalu lintas jelang keberangkatan calon jamaah haji. Di sepanjang jalan itu, sejumlah kendaraan terlihat berjajar rapi. Mulai dari mobil pribadi, mobil angkutan kota (angkot), mobil angkutan pedesaan (angdes), hingga mini bus ada di sana. Semuanya mengangkut keluarga para jamaah yang hendak berangkat. Ada ratusan orang yang mengantarkan jamaah hari itu. Hanya kendaraan pengantar saja yang diizinkan melintasi jalan tersebut, selebihnya diarahkan melalui jalur alternatif. Penjagaan lebih ketat lagi nampak di area Masjid At-Taqwa Kota Cirebon, pusat berkumpulnya para jamaah sebelum pemberangkatan. \"Mau ngantar ibu berangkat sama bapak\", kata Fitri, salah satu pengantar jamaah haji dari Kesambi, Kota Cirebon. Ia yang datang bersama dua adiknya mengatakan, momen itu digunakan untuk perpisahan terakhir. Mereka ingin melihat kedua orang tuanya sesaat sebelum berangkat memenuhi panggilan Allah. \"Ya semacam mengikhlaskan mereka untuk beribadah dalam waktu yang lama. Kami menangis karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami doakan mereka sehat dan lancar selama beribadah, tapi kalaupun takdir berkata lain, kami ikhlas,\" ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Perlu diketahui, tradisi mengantar calon jamaah haji ini memang sudah berlangsung lama. Membludaknya para pengantar tak terlepas dari pola yang ada di masa lalu. Jamaah yang kala itu berangkat menggunakan kapal laut, harus terpisah berbulan-bulan dengan keluarganya. Jadi, setiap pemberangkatan selalu ada isak tangis yang haru biru. \"Saya sedih saat terakhir melihat nenek di dalam bus. Entah, apakah kelak saya bisa melihatnya lagi, hanya Allah yang tahu. Dan saya hanya bisa berdoa agar kelak dipertemukan kembali dan nenek jadi haji yang mabrur. Aamiin,\" harap Husni, salah satu pengantar lainnya. Meski tak diizinkan masuk, para pengantar sabar menanti di luar gedung Islamic Centre At-Taqwa. Sampai satu demi satu bus para jamaah keluar dari area masjid At-Taqwa, tangis haru langsung pecah seketika itu juga. Melihat para jamaah melambaikan tangan dari dalam bus, tak sedikit yang menitikan air mata. Kepala Kemenag Kota Cirebon Drs H Maskyur MPd mengatakan, jamaah haji Kota Cirebon yang diberangkatkan tahun ini sebanyak 251 jamaah. Sebelumnya tercatat ada 256 calon jamaah yang siap untuk berangkat, namun karena sesuatu hal, tiga calhaj mundur dengan alasan sakit dan dua lainnya belum mendapatkan visa. Dengan demikian, jumlah jamaah haji yang diberangkatkan 251 orang, sudah termasuk petugas pendamping haji daerah dan provinsi, serta tenaga medis. Jamaah haji Kota Cirebon, kata Masykur, resmi diberangkatkan tanggal 7 September dan tergabung dalam kloter 47. Jamaah haji tertua berusia 80 tahun atas nama Hamid dan termuda berusia 28 tahun. “Mudah-mudahan Allah meridai kita dan jamaah haji diberikan kesehatan dan bisa kembali ke tanah air dengan selamat,” harapnya. Sekda Asep Dedi berharap kepada seluruh jamaah haji Kota Cirebon untuk bisa menunaikan ibadah haji selama di tanah suci dengan sebaik-baiknya dan khusyu. Tidak hanya itu, jamaah haji mesti mematuhi aturan hukum yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi. “Perlu dipahami, jamaah haji harus mengikuti ketentuan aturan pemerintah sSaudi, jangan membuat pelanggaran hukum, konsentrasilah beribadah, adaptasi lingkungan, buang jauh sikap arogan dan egois,” tegasnya. Sekda juga mengajak jamaah haji untuk terus memupuk kasih sayang, solidaritas, santun, dan ramah. Termasuk pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat selama di tanah suci, mengonsumsi makanan bergizi. Tidak lupa sekda juga menitip pesan mendoakan keselamatan, ketentraman untuk Kota Cirebon. (mik/abd)
Tangis Haru Lepas Calon Jamaah Haji
Selasa 08-09-2015,18:54 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :