Jokowi: Kami Tak Bisa Kerja Sendiri

Kamis 10-09-2015,17:50 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Akhirnya Luncurkan 3 Jurus Paket Ekonomi JAKARTA- Lama ditunggu, paket kebijakan ekonomi akhirnya meluncur juga. Di tahap pertama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan 3 jurus untuk berkelit dari jeratan krisis ekonomi. Saat membuka konferensi pers, Jokowi pertama-tama menyinggung bahwa lesunya ekonomi Indonesia saat ini adalah imbas dari melemahnya perekonomian global. \"Tapi, pemerintah akan terus menggerakkan ekonomi nasional melalui tiga paket kebijakan,\" ujarnya di Istana Merdeka kemarin (9/9). Acara launching paket kebijakan ekonomi yang awalnya diagendakan pukul 16.00, mundur dan baru terlaksana pada pukul 17.45 karena presiden masih mengadakan pertemuan dadakan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Saat konferensi pers, Jokowi membaca lembaran teks paket kebijakan ekonomi di mimbar kepresidenan. Suaranya datar, wajahnya minim ekspresi, nyaris tanpa senyum. Di belakangnya ada Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Gubernur BI Agus Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad. Lalu, di baris ke dua berjajar Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Mendag Thomas Lembong, Menteri ESDM Sudirman Said, Menseneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki. Merekalah para menteri yang banyak terlibat dalam paket kebijakan ekonomi kali ini. Namun, tak tampak Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Lalu, apa saja paket kebijakan yang dirilis? Jokowi menyebut, jurus pertama adalah mengembangkan ekonomi makro yang kondusif. Ini dilakukan melalui stabilisasi fiskal dan moneter termasuk pengendalian inflasi, percepatan belanja, dan penguatan neraca pembayaran. “Di sini, pemerintah bekerja sama dengan BI dan OJK,\" katanya. Jurus kedua menggerakkan ekonomi nasional. Caranya, pemerintah melakukan deregulasi dan debirokratisasi besar-besaran. Tak kurang dari 134 aturan berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden, instruksi presiden, peraturan menteri, dan aturan lain yang disederhanakan, melibatkan 17 kementerian/lembaga. \"Ini penting untuk mendorong daya saing industri nasional,\" ucapnya. Selain itu, untuk menggerakkan ekonomi, pemerintah juga mempercepat proyek strategis seperti infrastruktur. Caranya dengan kemudahan perizinan/nonperizinan, penyelesaian tata ruang dan kepastian penyediaan lahan, pemberian jaminan atas risiko perubahan kebijakan pemerintah, percepatan pengadaan barang/jasa, serta diskresi dalam penyelesaian hambatan dan perlindungan hukum. Geliat sektor properti membuat pemerintah juga memasukkannya dalam strategi menggerakkan ekonomi nasional. Caranya, dengan meningkatkan investasi melalui pembukaan kepemilikan warga negara asing (WNA) terhadap apartemen senilai Rp10 miliar ke atas, memperkuat peran Perumnas maupun swasta dalam pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Jurus ketiga adalah melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan menggerakkan ekonomi pedesaan. Di sini, pemerintah fokus pada stabilisasi harga pangan, penambahan jatah beras sejahtera ke 13 dan 14, serta mempercepat pencairan Dana Desa yang menjadi isu hangat beberapa hari terakhir. \"Artinya, paket kebijakan ini juga akan dinikmati oleh petani, nelayan, maupun masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan,\" kata Jokowi. Di akhir pidatonya, Jokowi menegaskan jika pemerintah tidak bisa bekerja sendirian untuk menggairahkan kembali ekonomi. Untuk itu, dia mengajak seluruh elemen bersatu padu dan bergotong royong untuk sama-sama menggerakkan roda perekonomian nasional. Selain itu, Jokowi menjanjikan akan ada lagi paket kebijakan jilid 2 dan 3. \"Ini menunjukkan pemerintah tidak sekadar berkomitmen, tapi juga sangat serius,\" ujarnya dengan suara meninggi untuk memberi penekanan. (owi/jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait