Anas Bantah Terima Uang

Jumat 27-01-2012,01:14 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KPK Tidak Akan Terpengaruh Istana INDRAMAYU – Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, membantah telah menerima dana kampanye dari PT Permai Group dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010 silam. Anas bahkan menilai kalau telah ada yang sengaja memelintir dan mempolitisir kasus ini. ”Saya kira tidak ada. Tidak benar itu,” tegas Anas, saat acara Panen Raya Udang Vanamae bersama Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (Kompi) di Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Kamis (26/1). Anas juga mengajak semua pihak untuk berpikir jernih dan jangan mempolitisir persoalan ini. Persoalan ini sebaiknya diserahkan saja kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki, dan jangan sampai ada intervensi. “Terus terang kalau membicarakan persoalan ini tidak akan pernah selesai karena terus dipolitisir. Lebih baik kita ngobrol soal pertambakan saja,” ujar Anas. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, nama Anas Urbaningrum disebut oleh mantan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group, Yulianis, dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (25/1). Pada kesempatan itu Anas juga menepis adanya rumor mengenai perpecahan di tubuh Partai Demokrat. Menurutnya, isu perpecahan di tubuh Partai Demokrat itu sama sekali tidak benar. Sebab Partai Demokrat hingga kini masih kompak, solid, sehat, dan waras cara berpikirnya. “Siapa yang bilang kalau Partai Demokrat pecah? Itu kan hanya cerita yang beredar di luar, karena kenyataan yang sesungguhnya saat ini Demokrat hanya memiliki seorang ketua umum yaitu Anas,” kata Anas kesal. Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI yang juga Wakil Ketua Komisi IV, Ir HE Herman Khaeron MSi, juga menegaskan bahwa sampai saat ini Partai Demokrat masih tetap solid. Menurutnya, isu yang beredar yang menyebutkan kalau Partai Demokrat pecah hanyalah manuver untuk menggoyang Partai Demokrat. *** KPK TAK TERPENGARUH Nama Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum memang semakin santer disebut-sebut terlibat dalam kasus suap wisma atlet. Terakhir, Yulianis saat dihadirkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagai saksi untuk Nazaruddin membeberkan semua keterkaitan Anas. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun menegaskan bahwa pihaknya akan mendalami keterlibatan Anas. Ketua KPK Abraham Samad menerangkan bahwa pihaknya tak akan surut mendalami keterlibatan semua pihak yang mengeruk keuntungan dari hasil korupsi di kasus wisma atlet dan kasus-kasus lainnya yang berkaitan dengan Nazaruddin. Bahkan, Abraham menerangkan, KPK juga akan mendalami keterangan-keterangan yang muncul di dalam persidangan. “Semua kesaksian di persidangan kami jadikan sebagai masukan. Semua akan ditelaah untuk menentukan apakah kelak akan kami jadikan alat bukti atau tidak,” kata Abraham di kantornya kemarin (26/1). Apabila memang nantinya ada dua alat bukti yang kuat, maka KPK tidak akan segan menetapkan Anas sebagai tersangka. Saat disinggung apakah pihak istana kepresidenan mempengaruhi KPK dalam menetapkan Anas sebagai tersangka, Abraham pun dengan nada tinggi langsung membantahnya. “Kami (KPK) tidak ada urusan dengan istana. Kami adalah lembaga yang independen yang dalam menetapkan tersangka harus berdasarkan dua alat bukti yang cukup,” imbuhnya dengan nada tinggi. Jadi dia membantah keras bahwa KPK akan menunggu izin pihak istana sebelum menetapkan Anas sebagai tersangka. Memang dalam beberapa waktu belakangan kondisi Partai Demokrat semakin menghangat. Apalagi pada Selasa (24/1) lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat  dengan agenda untuk mengutak-atik posisi Anas. “Tidak ada yang kebal hukum di Negeri ini sekalipun dia ketua partai,” ujar Abraham tegas. Seperti yang diketahui, pada sidang Rabu (25/1) lalu mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis menerangkan bahwa Anas pernah menjadi petinggi PT Anugerah Nusantara bersama Muhammad Nazaruddin. Bahkan kata Yulianis, selama tahun 2009 silam, Anas menerima gaji dari perusahaan tersebut. Bahkan Yulianis mengaku bahwa perusahaan Nazaruddin telah memberikan biaya kongres  Partai Demokrat di Bandung 2010 silam sebesar Rp30 miliar dan USD 5 juta. Sebagaian besar uang tersebut disebut-sebut sebagai biaya pemenangan Anas. Beberapa hari sebelum kongres, uang-uang disimpang di kardus-kardus yang kemudian langsung dibawa ke Bandung dengan dianggkut mobil boks dan dikawal mobil Toyota Fortuner, Nissan X Trail dan mobil polisi. “Uang itu langsung ditaruh di hotel Aston (Bandung) lantai 9,” imbuh Yulianis. ** PANEN UDANG Di Indramayu Anas  melakukan panen raya udang Vanamae di areal tambak Desa Lamarantarung Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Kamis (26/1). Anas tak segan-segan nyebur ke tambak untuk menangkap udang bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ir HE Herman Khaeron MSi, Ketua Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (KOMPI) H Juhadi Muhammad SH, dan yang lainnya. Tampak hadir dalam kegiatan ini anggota Komisi IV DPR RI seperti Djafar Nainggolan, Rosyid Hidayat, Anton Suratno, Sri Hidayati, Ketua DPC Partai Demokrat Indramayu Ir Sri Budiharjo Herman, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Indramayu Ir Harris Solihin beserta anggota, pengurus DPD Partai Demokrat Jawa Barat, pengurus DPC dan kader Partai Demokrat lainnya. Anas mengaku bangga karena bisa melakukan panen udang langsung dengan petambak Indramayu. Ia juga merasa kagum karena dari areal tambak bisa menghasilkan pendapatan yang cukup menjanjikan. Ia pun berjanji untuk tetap memperhatikan pembangunan masyarakat pesisir. “Masyarakat pesisir tidak boleh terpinggirkan dan harus sejahtera. Untuk itulah Demokrat akan terus mendorong pemerintah untuk menjalankan program-program pembangunan bagi masyarakat pesisir. Kami juga akan mendukung program-program KOMPI bagi kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. Sementara Ketua KOMPI, H Juhadi Muhammad SH mengungkapkan, potensi perikanan di Kabupaten Indramayu sebenarnya cukup berlimpah. Bahkan 40% kebutuhan ikan Jawa Barat dipasok dari Kabupaten Indramayu, baik ikan budidaya maupun ikan tangkap. Namun yang menjadi persoalan, kata Juhadi, potensi yang besar tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal akibat masih banyaknya kendala yang dihadapi petambak. “Kendala utama yang dihadapi petani tambak pada umumnya adalah masalah permodalan. Untuk itulah kehadiran Mas Anas diharapkan bisa memberikan solusi bagi kami, khususnya para petambak,” ujar Juhadi, yang turut mendoakan agar Anas Urbaningrum kelak bisa jadi presiden. Pada kesempatan itu Juhadi juga memberikan apresiasi terhadap Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ir HE Herman Khaeron MSi (Hero), yang rajin turun  ke kawasan pesisir. Menurut Juhadi, Hero yang merupakan anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon telah banyak memperhatikan masyarakat pesisir. Yang menarik, pada kesempatan itu Juhadi menobatkan Anas Urbaningrum sebagai Bapak Angkat Masyarakat Pesisir. Selain panen bersama, Anas pada kesempatan itu juga melakukan penanaman mangroove di sekitar lokasi tambak. Politisi yang tengah banyak disorot ini juga memberikan sejumlah bantuan bagi masyarakat pesisir Indramayu.(oet)

Tags :
Kategori :

Terkait