Menteri Siti Pantau Kebakaran di Ciremai

Senin 14-09-2015,09:32 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Siti Nurbaya meninjau kebakaran lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai, kemarin (13/9). Lokasinya berada di di perkebunan cengkeh PT Geger Halang Desa Setyanegara, Kabupaten Kuningan. Pada kesempatan itu, Siti menyinggung soal kebakaran dan asap yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Dia mengatakan, asap di berbagai daerah yang semakin pekat tak membuat pemerintah Indonesia angkat tangan dalam melakukan pemadaman. Seluruh sumber daya telah dikerahkan untuk melakukan antisipasi yang lebih besar lagi. Tak hanya itu, pemerintah pun menolak untuk dibantu oleh negara tetangga. “Waktu itu saya diinformasikan seseorang bahwa satu pesawat dari Singapura akan masuk dengan peralatan yang cukup lengkap,” jelas Menteri Siti Nurbaya usai peninjauan kebakaran lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai. Jenisnya Chinoox, yang menurut pemerintah jenis tersebut membuang bahan bakar minyak yang cukup banyak. Meski demikian, pemerintah Indonesia menolak menerima bantuan tersebut. “Waktu itu Pak Presiden  bertanya kepada saya dan BNPB koordinasi terkait jumlah pesawat yang sudah dikerahkan. Kemudian diputuskan untuk menolak pesawat tersebut masuk,” ungkapnya. Sejauh ini, terdapat 20 pesawat yang telah dikerahkan untuk pemadaman melalui jalur udara. Jumlah tersebut dirasa cukup untuk melakukan pemadaman. Tak hanya itu, pemadaman pun diperkuat melalui jalur darat dengan sumber daya manusia yang cukup banyak. Pemerintah pun berkomitmen untuk segera menyelesaikan kondisi asap yang berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Menteri Siti pun telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB, Willem Rampangilei untuk menyelesaikan bencana asap ini hanya 3-4 minggu saja. “Dihitung sejak seminggu yang lalu (7/9), yang semula diproyeksikan hanya 2 minggu,” jelas Siti. Mundurnya target disebabkan medan yang sulit dan titik api yang meningkat. Sementara Hingga kemarin (13/9), jumlah hotspot yakni 39 titik (Kalimantan Barat), 52 (Kalimantan Tengah), 2 (Kalimantan Timur), 5 (Jambi), 3 (Lampung), 36 (Sumatera Selatan), 1 (Sumatera Utara). Tak hanya itu, asap yang menutupi wilayah Malaysia beberapa hari lalu dikatakan tak berasal dari Indonesia. “Itu pernyataan dari delegasi Malaysia sendiri. Mereka juga memiliki hotspot walaupun memang perbedaannya jauh dengan jumlah yg kita miliki,” ungkapnya. Yakni sekitar 60 titik api. (lus)

Tags :
Kategori :

Terkait