BARCELONA - Jose Mourinho masih saja terjatuh pada lubang yang sama. Sejak menjabat sebagai pelatih Real Madrid pada 2009 lalu, dia masih saja gagal menghentikan dominasi rival abadi Real, Barcelona, pada el clasico.
Sudah sepuluh el clasico dilalui, hasilnya, hanya sekali menang. Itu pun didapatkan melalui perpanjangan waktu pada final Copa del Rey musim lalu. Tetapi, musim ini, Barca juga yang membuat mereka tersingkir di ajang yang sama.
Ya, Real gagal melaju ke semifinal setelah kalah agregat 3-4 dari Barca. Itu menyusul hasil imbang 2-2 (0-2) melawan Barca pada second leg perempat final Copa del Rey di Nou Camp, markas Barca, kemarin dini hari (26/1).
Real tidak bermain buruk. Meski tertinggal dua gol pada babak pertama melalui gol Pedro Rodriguez pada menit ke-43 dan Dani Alves pada menit ke-45, tetapi penampilan mereka cukup bagus ketimbang first leg perempat final lalu.
Pada babak kedua, beberapa perubahan dilakukan dengan memasukkan Jose Callejon, Esteban Granero, dan Karim Benzema. Hasilnya, daya serang meningkat. Real pun menyamakan skor melalui gol Cristiano Ronaldo (68’) dan Benzema (72’).
“Kami bermain sangat bagus di babak pertama. Makanya, saat jeda, lebih mudah bagi saya berbicara di ruang ganti. Saya hanya butuh satu menit. Bila bermain buruk, sepuluh menit pun terasa singkat,” kata Mourinho, seperti dikutip Soccernet.
Pada babak kedua, Real lebih menekan dan mampu mematahkan permainan Barca yang mengandalkan penguasaan bola. Bahkan, setelah Sergio Ramos diusir wasit Fernando Teixeira Vitienes di menit ke-89, Real tetap lebih menyerang.
Sayang, tidak ada gol yang tercipta. Beberapa peluang dimentahkan kiper Jose Manuel Pinto. “Kami nyaris saja menang. Kami memainkan laga hebat kali ini dan kiper Pinto tampil sangat bagus. Kami tidak keluar lapangan dengan bahagia, tetapi tetap bangga,” ujar Xabi Alonso, gelandang Real.
Namun, pelatih Barca Josep Guardiola menolak anggapan bahwa Real lebih baik. “Mereka lawan yang hebat, tetapi kenyataannya setelah melewati 180 menit, kami lah yang pantas menang. Mereka bagus karena bermain tanpa beban,” kata Guardiola.
Apapun alasannya, kekalahan dari Barca bisa membahayakan posisi Mourinho. Apalagi, mulai terdengar suara nyaring dari pendukung Real yang mencemooh tactician asal Portugal itu. Apalagi, selama ini, hubungan Mourinho dengan petinggi Real juga kurang bagus.
Presiden kehormatan Real Alfredo Di Stefano pun meminta Mourinho untuk memperbaiki diri. Gaya main bertahan yang biasa diterapkan mantan pelatih Inter Milan dan Chelsea itu harus diubah. Sebab, Real, pernah memecat pelatih berreputasi hebat lainnya.
“Jupp Heynckes dipecat setelah mengakhiri puasa gelar di Eropa selama 32 tahun. Vicente Del Bosque juga gagal menjaga jabatannya setelah dua kali memenangkan Liga Champions dan Liga Primera,” bilang Di Stefano, seperti dikutip Goal.
Bukankah sekarang Real sedang memimpin di klasemen Liga Primera Spanyol. “Radomir Antic dipecat ketika Real berada di puncak klasemen. Sejarah di Real telah menunjukkan secara berulang, bahwa mereka tega memecat pelatih,” kata Di Stefano.
Makanya, Mourinho harus berhati-hati. Untunglah, dia masih mendapat dukungan dari para pemain kunci Real. “Dia pelatih yang berpengalaman dan telah memenangkan semuanya. Dia akan mengeluarkan kemampuan terbaik kami,” kata Ramos. (ham)