Debit Menurun, PDAM Temukan Sumber Air Baru

Senin 28-09-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN – Musim kemarau berkepanjangan sekarang ini berakibat pada menurunnya debit air pada seluruh sumber mata air di Kuningan. Tak heran jika di beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih dan berdampak pada pelayanan yang diberikan PDAM Tirta Kamuning. Manajemen PDAM sendiri mengakui adanya penurunan debit air cukup drastis terutama dua sumber mata air yang memasok kebutuhan air bagi konsumen di wilayah Cirendang dan Kramatmulya. Dua sumber mata air tersebut yakni mata air Batu Nganjut dan Kopi Bojong yang berlokasi di kawasan Palutungan. “Kami atas nama jajaran manajemen PDAM mohon maaf atas kekurang nyamanan yang dialami konsumen khususnya di wilayah Cirendang dan Cilowa Kramatmulya. Ini bukan karena unsur kesengajaan,” ucap Kabag Produksi, Tarja Sucipto, kemarin (27/9). Penurunan debit air di kedua mata air tersebut, lanjutnya, berkisar antara 50 hingga 70 persen. Batu Nganjut misalnya, mata air yang normalnya menghasilkan debit air 15 liter perdetik, kini hanya 8 liter perdetik. Lebih parah dialami mata air Kopi Bojong yang biasanya 10 liter perdetik, kini hanya berdebit 3 liter perdetik. “Air yang dipasok dua mata air ini biasanya untuk mencukupi kebutuhan pelanggan di wilayah Cirendang, warga perumahan Kasturi Perdana, Grand Kasturi, Pesona Mutiara, Alam Asri, warga Cilowa dan Kedungarum,” sebutnya. Lantaran debitnya berkurang, manajemen PDAM mengeluarkan kebijakan pendistribusian secara bergilir dalam sepekan ini. Namun, karena elevasi wilayah tersebut naik turun, berakibat pada ketidakberaturan pasokan air. “Daerahnya kan naik turun, jadi ketika jadwal giliran itu ada kendala. Ketika pipa yang mengalirkan ke wilayah A kosong, butuh waktu untuk mengisinya, sehingga air yang mengalir ke konsumen jadi lama ngocornya. Jadwal giliran yang seharusnya 4 jam, malah jadi 1 jam akibat adanya pipa kosong tersebut,” jelas Kabag Tranmisi dan Distribusi (Trandis), Idi Suherdi. Untuk mengatasi hal itu, pasokan air dari mobil tangki diberikan oleh petugas PDAM sejak pagi hingga malam. Pada hari lebaran pun, pengiriman air dari mobil tangki dilakukan agar kebutuhan air konsumen yang berada di wilayah tersebut tercukupi. Hanya saja tidak semua konsumen mempunyai bak penampungan air dalam ukuran besar. “Sejak beberapa hari ke belakang kami mencoba menjadwal ulang giliran lebih panjang. Pukul 06.00 hingga 12.00 untuk konsumen Alam Asri, Kedungarum, dan Kasturi Perdana. Lalu, pukul 12.00 hingga 14.00 untuk konsumen perumahan Grand Kasturi, Cilowa dan Kasturi Perdana. Pukul 14.00 hingga 18.00 untuk warga Cirendang dan pukul 18.00 hingga 06.00 untuk warga perumahan Cigintung, Janaruraga dan Gunungkeling,” paparnya. Sejak terjadi penurunan drastis debit air di dua mata air itu, manajemen PDAM pun mencoba mencari sumber mata air baru yang dapat dimanfaatkan untuk menutupi kebutuhan pasokan. Bahkan, dua pekan sebelumnya, seluruh manajemen dan karyawan PDAM menggelar saqlat istisqo memohon kepada Sang Maha Pencipta untuk menurunkan hujan. “Kami temukan sumber mata air baru yang bisa dimanfaatkan ke depannya yakni mata air Curug Mangkok yang berlokasi di Buper Palutungan. Debitnya cukup besar yakni 200 liter perdetik. Sedangkan untuk kebutuhan warga Jalaksana, ada potensi besar dari sumber mata air Cilengkrang,” ungkap Kabag Perencanaan, H Rohendi. Pihaknya akan mengupayakan bantuan dari APBN dan bantuan dari BBWS dalam memanfaatkan sumber mata air tersebut. Dengan begitu, kekurangan air pada saat musim kemarau panjang bisa teratasi dengan adanya penambahan titik mata air itu. Pihaknya berharap pada 2016 nanti, pemanfaatan potensi baru ini dapat direalisasikan. “Dalam memenuhi kebutuhan mendesak, kami terus mengirimkan pasokan air melalui mobil tangki. Sebab untuk memanfaatkan mata air baru di hulu, pada musim kemarau panjang ini berebut dengan petani yang juga sama-sama membutuhkan air. Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama berdoa agar kemarau panjang berakhir,” harap Rohendi. Ia menambahkan, kendati penurunan debit air menimpa seluruh sumber mata air, namun konsumen yang mendapatkan pasokan air dari IPA Waduk Darma tetap lancar. Mata air Darmaloka yang juga mengalami penurunan debit terbantu oleh ketersediaan air di Waduk Darma. “Sebagai BUMD yang mengelola air bersih, sudah barang tentu kami pun ingin menjual air sebanyak-banyaknya kepada konsumen. Tapi karena faktor alam yang mengakibatkan debit air menurun drastis, kita mengalami kesulitan. Penanggulangan sementara dengan cara mengirimkan bantuan tangki dan kita mencari sumber mata air baru untuk menutupi kekurangan,” pungkasnya. (ded)

Tags :
Kategori :

Terkait