Banjir 2 Hari Berturut-turut

Sabtu 04-02-2012,12:09 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Dua hari berturut-turut, Kota Cirebon dilanda banjir. Setelah diguyur hujan deras, Jumat (3/2), sebagian besar warga kota ini harus kembali dilanda banjir. Daerah-daerah yang terkena banjir tidak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya. Seperti Jalan Cipto, Jalan Pemuda, Arya Kemuning dan Perumnas. Bahkan, di daerah Kalitanjung, banjir masuk hingga ke pemukiman warga. Salah satu warga Kalitanjung, Zulham Yachya (20) mengaku kalau dia bersama keluarganya sempat dibuat repot oleh banjir yang melanda rumahnya. “Ini masuk rumah sampai sebetis. Repot karena harus ngamanin barang,” tuturnya. Bahkan, kata Zulham, rumah neneknya yang berada tepat di belakang rumahnya dilanda banjir hingga sepaha orang dewasa. “Katanya tembok yang di bantaran kalinya jebol. Ini banjirnya lebih parah dari kemarin (Kamis, red),” tuturnya lagi. Di daerah Perumnas, banjir yang melanda setinggi paha orang dewasa. Menurut pantauan Radar, kemarin sore, Sungai Cikalong sudah penuh dan nyaris meluap. Bahkan, ada beberapa warga yang siap siaga berteriak pada pengendara motor dan mobil untuk melaju lebih cepat. “Ayo cepat, sungainya mau meluap,” tutur seorang anak kecil memperingati pengendara motor dan mobil. Selain itu, banjir sepaha orang dewasa juga melanda Jalan Terusan Pemuda. Meski baru diperbaiki, namun, banjir tetap melanda. Beberapa kantor milik pemerintah dan Kampus 3 Unswagati juga terendam air. Salah satu warga yang terjebak banjir di tempat itu adalah Vivi Noviyanti. Dirinya terjebak banjir hingga pukul 19.00 malam. Saat itu, dia sedang ada kegiatan di kampus. “Kegiatan di kampusnya sih sore, tapi kejebak karena hujan dan banjir. Kali ini banjirnya parah. Tinggi banget. Mobil dan motor yang parkir di kampus semuanya tenggelam. Baru sampai rumah juga jam setengah 8 setelah nerabas banjir sama teman,” tuturnya. Vivi juga mengaku sempat kesulitan mencari jalan pulang, karena daerah yang biasa dilewatinya banjir. “Jalan Cipto banjirnya tinggi banget. Jadi harus cari alternatif lain biar sampai rumah,” tuturnya lagi. Banjir juga melanda Kawasan Pilang Sari. Menurut pengakuan warga, banjir di daerah tersebut terjadi akibat ada tanggul yang jebol. “Banjirnya lebih parah dari kemarin. Rata-rata sebetis, tapi paling tinggi sepaha. Baru kali ini banjir sampai mau masuk rumah,” tutur Edwin Ginanjar. Untuk diketahui, banjir juga sempat melanda Kota Cirebon, Kamis (2/2). Meski sempat surut, namun Jumat (3/2) sore Kota Cirebon sudah kembali dikepung banjir akibat hujan deras yang turun lebih dari 3 jam. Banjir parah juga terjadi di RT 01 RW 13, Kp Mekar Cicalung, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum seperti masjid terendam. Karena ketinggian air mencapai lutut kaki orang dewasa. Warga yang rumahnya terendam air banjir tidak berbuat banyak, selain pasrah. Karena upaya yang dilakuakan warga, seperti membendung dengan benda seadanya, tampaknya tidak berpengaruh. Air tetap masuk membanjiri ruangan hingga kamar rumah. Menurut ketau RT 01, Abd Goni, banjir di kampungnya akibat dari penyempitan dan pendangkalan saluran drainase. Sementara debit air kiriman dari kampung perumahan Mega Indah, yakni RW 04 dan RW 05, sangat besar. “Dari Mega Indah, air semuanya mengalir ke sini,” katanya. Pihaknya sudah mengupayakan kepada pemerintah untuk meminta pembuatan saluran. Hanya saat ini belum ada repon dari pemerintah. “Memeang baru bulan-bulan kemarin. Tapi harapannya,dengan kondisi seperti ini, pemerintah segera menindak lanjuti,” kata Goni diamini Dahuri, salah satu pengurus RW. Masduki, salah satu warga yang rumahnya terendam menyebutkan, kondisi yang hampir serupa dirasakan saat hujan besar, hari Kamis (2/2). Bahkan, banjir akibat hujan hari Kamis, melebihi lutut. “Selutut segini itu masih mending. Kemarin malamnya lebih tinggi lagi mas. Dan baru nyusut jam satu malam,” ujarnya. Masduki, berharap ada upaya pendalaman dan pelebaran saluran dari Evakuasi. Bahkan di Jalan Evakuasi yang menghubungkan antara kampung Mekar Cicalung dan Perumahan Mega Endah tidak ada saluran. “Jadi kalau hujan besar pasti kami dapat buangannya,” katanya. Dino Sahrudin menambahkan, penutupan saluran drainase yang dilakukan sejumlah warga dengan paten membuat masalah. Karena menyulitkan pembersihan saat kondisi drainase tersumbat. “Kalau ada sampah yang menyumbat juga kita tidak tahu,” katanya. Selain itu, di rumah potong hewan, Jl Kalijaga, mengalami genangan air sepinggang. Sementara di Jl Raya Sumber-Kota Cirebon, tepatnya di daerah Kemantren, air menggenang setinggi paha orang dewasa. Laju kendaraan tersendat menyebabkan macet panjang. Tak sedikit kendaraan roda dua mogok. Warga sekitar, tampak memberikan pertolongan dengan mendorong beberapa motor yang mogok. ** PILANG Setelah Kamis (2/2) sebagian wilayah Kota Cirebon terendam banjir. Jumat petang (3/2), giliran warga Desa Pilang Sari Blok Pilang Tonggoh RW 01 dibuat panik. Pembatas Sungai Pilang jebol, mengakibatkan 90 persen rumah di RW 01 (terdiri dari tiga RT) dilanda banjir. Memasuki kompleks Pilang Tonggoh, genangan air cukup tinggi. Mendekati sungai arus air makin deras. Sungai dengan kedalaman normal sekitar 1,5 meter meluap. sebagian permukaan jembatan yang menghubungkan akses antar RT terendam. Warga dihimbau sementara waktu tidak melintas. Ketua RW 01 Desa Pilang Sari Blok Pilang Tonggoh, Kecamatan Kedawung, Tira menerangkan air luapan sungai datang sekitar pukul 16.00, terutama di wilayah dekat Sungai Pilang. Berselang 1,5 jam air mulai masuk keperumahan warga. Menurut data kurang lebih 800 Kepala Keluarga (KK) RW 01 dari tiga RT, 700 KK di antaranya terendam air hingga masuk ke dalam rumah. Sisanya hanya sampai depan rumah karena, permukaan lebih tinggi. “Biasanya air enggak sampai masuk rumah warga. Kemungkinan keluar dari lahan persawahan atau selokan dan waduk pembuangan air yang jebol. Sementara belum ada posko, warga hanya saling membantu untuk menyelamatkan perabot rumah,” terangya pada Radar, kemarin (3/2). Warga Desa Pilang Sari Blok Pilang Tonggoh RT/RW 01, Carmidi yang rumahnya berjarak 200 meter dari sungai mengaku banjir kali ini merupakan yang terparah sejak tahun 2002. Halaman depan dan seluruh sudut ruangan terendam hingga betis orang dewasa. Terutama bagian belakang rumah, banjir hampir mencapai lutut karena kontur tanah lebih rendah. “Airnya cepat sekali mba, kami sempat kewalahan memindahkan barang-barang,” ucapnya sambil mempersilakan melihat keadaan dalam rumah yang terendam air. Wilayah lain yang terendam banjir adalah Petireman. Sejak belok dari arah jalan layang Pegambiran hingga ujung Desa Petireman terendam air. Warga Desa Petireman, Kalurahan Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk, Defi Ardiansyah mengatakan banjir menerjang Desa Petireman, Kertasemboja dan wilayah sekitar Arida. Menurutnya banjir datang karena luapan Sungai Cikalong. “Banjirnya rata tapi, di rumah saya air nggak sampai masuk,” katanya melalui pesan singkat. Banjir juga melanda warga Dusun Mesigit, Desa Mundu Mesigit. Sekitar 50 KK didua RT terendam banjir. Tinggi air bervariasi, beberapa blok air masuk hingga ke dalam rumah. Sisanya hanya sampai halaman rumah. Wali Kota Cirebon, Subardi SPd mengatakan, prihatin dengan kondisi banjir yang melanda masyarakat Kota Cirebon. Karena itu, Pemkot akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi pemecahan bencana banjir tersebut. Menurut Subardi, koordinasi sudah mulai dilakukan, diawali dengan DPUPESDM. Pihaknya, akan mengundang berbagai pihak termasuk planologi untuk meminta sumbangan pemikiran. “Mestinya ini menjadi perhatian bersama,” katanya. (kmg/hsn/tta)

Tags :
Kategori :

Terkait