LEBAKWANGI – Sehari setelah meminum obat anti kaki gajah, seorang warga Desa Manggari RT 02/01 Lingkungan Oleced Kecamatan Lebakwangi, Tuti (33) meninggal dunia. Namun, kuwu setempat membantah jika kematian gadis yatim dari Ny Emoh (70) tersebut diakibatkan obat anti kaki gajah. Dari keterangan yang diperoleh Radar, Tuti meminum obat anti kaki gajah, Rabu (7/10). Keesokan harinya, Kamis (8/10), dia mengaku masuk angin. Oleh keluarganya, Tuti diobati dengan cara tradisional dengan cara dikerok. Tepat beduk Maghrib, dia meninggal dunia. Kades Manggari, Asep Ramdani SPd mengatakan, kematian Tuti akibat obat kaki gajah hanya sekadar gosip yang beredar di masyarakat. Karena kebetulan, musibah yang dialami Tuti bertepatan dengan pemberian obat anti kaki gajah. Sehingga masyarakat mengait-ngaitkannya. “Kalau diberi obat anti kaki gajah kan Rabu. Ini mah kejadiannya Kamis sore, jadi sudah lebih dari 24 jam. Waktu itu, almarhum masuk angin, lalu minta dikerok. Nah setelah dikerok malah mandi. Kan katanya nggak boleh mandi kalau sudah dikerok,” jelasnya, kemarin (9/10). Dia menyebut, Tuti dikerok Kamis sore sekitar pukul 16.00. Setelah itu mandi dan bergegas tidur. Tepat pada bedug Maghrib, saat hendak dibangunkan, Tuti sudah tidak bernyawa. Asep menduga kematian Tuti akibat angin duduk. “Sempat dibawa ke rumah sakit karena waktu itu badannya masih hangat. Tapi memang sudah tidak tertolong,” ungkap Asep. Putri keenam dari Ny Emoh (70) itu dikebumikan Kamis (9/10) pagi. Pihak keluarga, kata Asep, tidak menyalahkan bahwa takdir yang menimpa Tuti akibat obat kaki gajah. Dia melanjutkan, sebelum diberikan obat kaki gajah pun, Tuti pernah mengalami sakit. Seperti kekurangan darah dan lainnya. “Kadang-kadang kurang darah. Susah sih. Kan almarhum itu ada kekurangan, maaf ya, tuna wicara. Jadi penyakit yang dideritanya selama ini sulit untuk diungkapkan,” ungkap Asep. Apa yang dialami Tuti, tambahnya, pernah pula dialami kakaknya yang juga sudah meninggal. Beberapa tahun silam, kakaknya meninggal tanpa mengalami sakit. Bahkan adik Tuti pun mengalami nasib serupa. Dia meninggal tanpa diketahui sebabnya. ”Nggak tahu kenapa, kakak dan adiknya pun dulu meninggal tanpa sakit. Nah sekarang dialami oleh almarhum pas kebetulan sudah minum obat anti kaki gajah. Tapi sudah lewat 24 jam, bukan pada Rabu malam setelah hari itu meminum obat,” tandasnya. Dia mengakui, gejala pusing dan mual dialami oleh banyak warga setelah meminum obat anti kaki gajah. Kondisi itu dialami pula olehnya selaku kades. Namun efek pusing dan mual tersebut hanya bersifat sementara. Setelah ditidurkan, kondisi tubuh normal kembali. “Saya kira efek pusing dan mual itu akibat kondisi tubuh yang kurang fit. Apalagi yang sebelumnya tidak makan. Anak-anak SD juga kan karena sosialisasinya kurang, mereka minum obat padahal belum makan. Kayak ada yang seperti pingsan dan lain-lain. Tapi setelah diberi makan dan ditidurkan mah normal lagi,” tukasnya. (ded)
Tewas usai Minum Obat Kaki Gajah
Sabtu 10-10-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :