Pewaris Tari Topeng Randegan

Minggu 11-10-2015,19:05 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JATIWANGI - Meskipun usinya telah senja, Ita Rawita (76) masih memiliki  semangat yang tinggi untuk melestarikan dan mewariskan seni tari tradisional kepada para penerusnya.  Maestro tari topeng Randegan yang kerap dipanggil Dalang Ita Rawita ini masih terus mengawal pelestarian tari topeng Randegan, tak terkecuali saat sejumlah sanggar di Kecamatan Jatiwangi menggelar Bebarangan alias Ngamen, kemarin (8/10). Meski kondisi Dalang Ita yang sudah renta, tapi tak menyurutkan tokoh tari topeng Randegan untuk datang menyaksikan dan mengarahkan anak cucunya yang akan mewarisi seni tari topeng Randegan. Terkadang, Dalang Ita harus ikut berjalan kaki saat akan pertunjukan dalam event tersebut. Dari pantauan koran ini saat pertunjukan di Pendopo Jatiwangi, Dalang Ita terus mengitari para nayaga dan penari saat pertunjukan, seolah ingin memastikan tari topeng Randegan yang dirintis sejak tahun 1952 lalu itu, tetap menarik dan sesuai dengan yang diajarkannya. Sayangnya, bila para penari cukup banyak yang akan melanjutkan dan mewarisi tari topeng Randegan ini, tapi untuk para nayaga atau penabuh alat musiknya regenerasinya sepertinya kurang berjalan, karena rata- rata penabuh gamelan atau alat musik sudah berumur. Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Toto Amsar Suwanda membenarkan jika dirinya merasa prihatin dengan kurang minat dan minimnya penerus penabuh musik atau nayaga untuk seni tari topeng Randegan ini. Diakui dia, selama beberapa bulan, pihaknya melakukan konservasi pelestarian seni tari topeng Randegan di Kabupaten Majalengka yang melibatkan para mahasiswa ISBI tersebut. “Kalau untuk penari topeng, kami optimis banyak penerusnya, tapi untuk para pemain musik atau nayaga sangat memprihatinkan karena minimnya generasi penerus yang mau berlatih. Buktinya saat Bebarang ini, hampir seluruh penabuh musiknya sudah tua,” kata Ki Toto Amsar kepada Radar, kemarin. Disebutkan Toto, musik tari topeng Randegan berbeda dengan musik tari topeng lain atau seni tradisi lainnya, serta terkesan lebih sulit dan unik. Sementara itu, Ketua Sanggar Gosali Jatiwangi Tini Hartini menambahkan, pihaknya bersama Sanggar Setia Mawar  dan Mayang Cinde Jatitujuh telah sukses  menggelar acara Bebarangan di Kecamatan Jatiwangi.”Kami berencana akan gelar pertunjukan topeng Randegan sekaligus acara siraman pewarisan tari topeng Randegan pada Rabu (14/10) mendatang,” tutur Tini Ombah, panggilan akrab seniman asal Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi ini. Terpisah, seorang pewaris tari topeng yang juga pelatih tari topeng Randegan, Lilis Suryani mengakui saat ini ada sekitar 50 anak dan remaja yang berlatih tari topeng Randegan tersebut. Di antaranya, cucu Dalang Ita, Wiliya Nurofi alias Opi yang kini masih duduk di kelas 1 SMK Putra Nusantara Sukahaji. Adapun pewaris lainnya yang biasa bermain di alat musik  gamelan adalah Nana Suryana, Wadi Caswadi dan semuanya tergabung dalam Sanggar Setia Mawar Randegan, Jatitujuh.(ara)

Tags :
Kategori :

Terkait