Warga Pesisir Protes, Dua Pekan Ini Air Bersih dari PDAM Tak Ngucur LEMAHWUNGKUK- Warga Pesisir Samadikun Selatan kesulitan mencari air bersih. Aliran air PDAM sudah dua minggu terakhir tidak lagi mengalir ke rumah-rumah penduduk. Padahal, air PDAM menjadi satu-satunya sumber air bersih yang digunakan warga. Kemarau panjang yang melanda, menjadi salah satu sebab debit air aliran PDAM tidak mengalir. Kondisi seperti ini seakan sudah menjadi derita warga Pesisir setiap kali musim kemarau. Warga Pesisir Samadikun belum pernah merasakan aliran air PDAM mengalir selama 24 jam. Meski warga melakukan pembayaran setiap bulan. Maka, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga biasanya berbondong-bondong meminta bantuan sanak saudara yang aliran airnya menyala, atau mengambil air dari sumur yang jaraknya cukup jauh. Bahkan warga juga harus membeli air bersih terutama untuk keperluan memasak. \"Tiap tahun kaya mengkenen. Due ledeng angger bae tetep tuku banyu (tiap tahun seperti ini. Punya ledeng, tapi tetap beli air),\" ungkap Sekretaris RW Samadikun Selatan, Kusen. Dalam kondisi normal, aliran PDAM biasanya mengalir ke wilayah Pesisir Samadikun Selatan mulai pukul 00.00 tengah malam. Namun sejak dua minggu ini, aliran air tidak mengalir sama sekali. “Aliran air PDAM memang sebagian tidak mengalir mulai dari titik Baperkam sampai ke arah timur,\" tambah Ketua RW Samadikun Selatan, Lukman Santoso. Kondisi ini membuat kehidupan warga tersiksa. Mereka setiap harinya harus mengakut air bersih. Dalam kondisi mengalir pun, warga tetap harus bersusah payah untuk begadang malam demi mendapatkan air bersih. Beberapa warga sampai harus meminta air ke rumah saudaranya yang berada di Jl Suratno. Mereka biasanya menyuruh orang lain untuk mengakut air. Sehingga harus keluar biaya untuk membayar jasa angkut air. \"Nyari air bersih sampai ke rumah saudara,\" ujar Dami, salah seorang warga. Anehnya, PDAM tetap melayani pemasangan aliran baru di wilayah tersebut. Padahal apabila air PDAM tidak mengalir normal untuk apa, PDAM memasang aliran baru. Biaya pemasangan baru PDAM itu mencapai Rp5 juta. Bahkan, intruksi PDAM warga harus membuat grownteng untuk menampung air sebagai solusi kekurangan air. Di lain sisi, Sujatma, warga Samadikun Selatan, juga harus pontang panting tiga kali sehari untuk mengangkut air bersih. Dirinya mengakut air dengan menggunakan becak. Dia mengambil air ke rumah anaknya yang berada di dekat jalan, yang aliran PDAM-nya mengalir. \"Kalau di sana mengalir, kadang langsung ngambil ke sumur di daerah kramat,\" ungkapnya. Dengan kondisi itu, dirinya tidak bisa fokus untuk mencari nafkah. Sujatma sendiri bekerja sebagai tukang permak dan juga becak. Dia harus kehilangan waktu untuk tidak tidur dan tenaga demi mendapatkan air bersih. \"Setiap bulan kita selalu bayar terus,\" ungkapnya. Tidak mengalirnya air PDAM ini, disebabkan karena musim kemarau panjang. Sehingga debit air di sampai ke daerah pesisir. Sementara menurut Forecaster BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn pada umumnya wilayah Ciayumajakuning baru masuk awal musim hujan pada bulan November hingga awal bulan Desember. Musim hujan didahului di daerah Kuningan dan paling akhir daerah Indramayu. Hal ini terjadi karena adanya fenomena El Nino. Fenomena ini terjadi karena nilai anomali suhu muka lautnya tidak besar nilainya antara di perairan Indonesia dengan di perairan pasifik. Sehingga suhu muka laut di perairan Indonesia mulai agak menghangat. \"Dari suhu muka laut mulai menghangat akan berpotensi terbentuk nya banyak awan dilangit,\" jelasnya. Selain itu, angin juga berpengaruh. Biasanya bila arah angin sudah mulai berasal dari arah baratan, menandakan masuk musim hujan. (jml)
Duwe Ledeng, Angger Tuku Banyu
Rabu 28-10-2015,15:23 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :