SEBANYAK 210 calon kepala desa (kades) siap memperebutkan 83 kursi dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di 29 kecamatan pada 8 November mendatang. Pilkades serentak ini dipastikan akan menyedot perhatian seluruh masyarakat Kuningan. Pemilihan kepala desa tahun ini terbilang bergengsi dan minim “modal” yang dikeluarkan oleh para calon kades. Soalnya, per desa dibantu dana Rp15 juta. Sisanya ditanggung oleh desa. Selain itu, sejak tahun 2015, setiap kades memeroleh pengahasilan tetap, tidak hanya mengandalkan tanah bengkok atau titisara. Setiap perhelatan Pilkades, biasanya tidak terlepas dari isu perang mistis antardukun atau paranormal. Jauh-jauh hari, biasanya para calon kades sudah konsultasi dengan para dukun mengenai peluang mereka. Dipastikan, uang yang dikeluarkan juga besar. Ketika sanga lawan menggunakan kekuatan mistis sama, maka akan terjadi perang ghaib. “Ada perang dukun ketika Pilkades, dan itu bukan hal aneh. Ada yang pergi ke dukun atau orang pintar, agar keinginan mereka terwujud,” ucap salah seorang fasilitator kecamatan yang enggan disebutkan namanya kepada Radar, kemarin (5/11). Bahkan, menurut sumber lain, ajang Pilkades digunakan sebagai peluang bisnis oleh para dukun dan orang pintar. Meski para calonnya pasti kalah, kata sumber tersebut, para dukun ini selalu bilang pasti menang dan akan dibantu semaksimal mungkin. “Saudara saya saat ini tengah ‘menggarap’ beberapa calon. Sejak dari awal hingga kini terus melakukan berbagai upaya agar bisa jadi kades,” ucap pria yang mengaku fasilitator calon kades dengan sang dukun atau orang pintar. Di sisi lain, ada juga calon kades yang menggunakan metode rukiyah sebagai modal pertarungan di Pilkades. Hal itu diungkapkan Dadan, seorang perukiyah. Dia bersama temannya membuka praktik rukiyah mengakui kalau beberapa hari yang lalu pernah merukiyah salah satu calon kades. Cara ini dilakukan untuk mebersihkan si calon kades dari serangan ghaib lawan yang ingin mengalahkan mereka. “Banyak cara yang dilakukan oleh para calon untuk mengalahkan rivalnya. Salah satunya dengan ilmu hitam. Ilmu hitam itu bisa membuat para pemilih linglung, sehingga salah pilih,” jelas Dadan. Terpisah, Kepala BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kuningan, Drs Deniawan MSi melalui Kabid Pemdes H Ahmad Faruk SSos tidak mau berkomentar mengenai adanya isu perang mistis dalam Pilkades. Namun, dia menjelaskan, pada Pilkades tahun ini aturan yang digunakan adalah baru. Di antaranya, setiap calon minimal dua, kemudian per desa maksimal tiga TPS. Penentuan pemenang ketika terjadi draw atau suara sama, pemenang ditentukan dari penyebaran suara di tiap TPS. Contoh, calon menang di dua TPS, maka dia yang terpilih meski perolehan total suara sama. “Dari catatan yang kami peroleh, dari 210 calon itu, ada kakak bertarung dengan adik, suami dengan istri, ada juga paman dan ponakan. Dalam aturan tidak ada larangan sehingga pencalonan ini diperbolehkan,” ucap Faruk. Faruk menyebutkan, mulai dari tanggal 5-7 November 2015, sudah masuk masa tenang. Pihaknya optimistis pelaksanaan Pilkades serentak berjalan lancar. (mus)
Ada yang ke Dukun, Orang Pintar, Hingga Rukiyah
Jumat 06-11-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :