Minim Angkutan, Nekat Menantang Maut

Selasa 24-11-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KARANGWARENG-Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah itulah yang menggambarkan kondisi warga di wilayah timur Cirebon. Tidak hanya jalanan rusak, masyarakat di wilayah timur Cirebon juga harus kesulitan mendapatkan akses angkutan umum. Akibatnya tak sedikit masyarakat yang memanfaatkan becak motor (cator) sebagai angkutan umum. Kondisi akhirnya membuat masyarakat kesulitan, khususnya siswa yang hendak berangkat ke sekolah. Akibatnya, tak jarang siswa nekat naik ke atap angkutan desa agar bisa pulang. Padahal aksi yang dilakukan ini membahayakan jiwa mereka. Selain itu siswa juga kerap ‘ngompreng’ kendaraan bak terbuka agar bisa terangkut hingga sekolah. Salah satu warga Karangsembung Herman mengaku kesulitan mendapatkan akses angkutan umum. “Susah sekali cari angkutan umum. Kadang ada tapi nunggunya lama. Kadang ada juga tapi nggak sampai tujuan yang saya inginkan,”ujar Herman. Herman yang bekerja di Pabuaran tersebut terkadang harus berlama-lama menunggu angkutan umum. “Saya rumah di Karangsembung dan kerja di Pabuaran. Itu cari elf atau angkutan lainnya susah. Sudah susah, giliran dapat, saya kadang dioper ke angkutan lainnya,” lanjut dia. Sementara itu salah seorang siswa yang bersekolah di Kecamatan Karangwareng, Warsono harus rela terlambat sekolah karena susah mendapatkan angkutan umum. “Iya kalau berangkat sekolah sering terlambat. Saya rumah di Lemahabang, sekolahnya di Karangwareng. Kalau berangkat saya susah dapat elfnya, sudah dapat elf juga kadang saya diturunkan di Karangsembung. Terus cari elf yang ke Karangwareng susah dan lama lagi. Jadi saya sering terlambat sekolah,” ujar Warsono. Siswa lainnya, Hendra mengalami hal serupa. Bahkan karena sulit mendapatkan angkutan umum, dirinya terpaksa menaiki atap elf. “Susah dan jarang ada elf yang lewat. Jadi saya naik elf yang ada saja. Nggak apa-apa duduk di atas elf juga yang penting cepat dan sampai dirumah. Dari pada harus nunggu lama lagi,” ujar Hendra. Sementara Kasi Ketertiban Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, Abidin mengatakan para siswa yang menaiki elf dengan menggunakan atap elf tidak diperbolehkan. “Siapapun orangnya, mau kecil maupun besar, kalau sudah naik atap elf itu adalah pelanggaran lalu lintas. Karena itu akan menambah beban kendaraan,” ujar Abidin. Sementara Kasi Angkutan Darat Dishub Kabupaten Cirebon H Suhandi membenarkan bila angkutan umum di wilayah timur sangat sedikit. “Sedikitnya angkutan umum itu dikarenakan sekarang sudah banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga angkutan umum sepi penumpang,” ujar Suhandi. Masih menurut Suhandi, angkutan umum tersebut ramai hanya pada waktu-waktu tertentu saja. “Itu banyak penumpang nggak setiap jam. Kadang satu hari hanya dua waktu saja, saat anak berangkat sekolah dan pulang sekolah. Nah itu saja ramainya akhirnya angkutan umum ini sedikit,” jelasnya. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait