Pasar Hewan Sangat Penting

Sabtu 28-11-2015,19:34 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN – Aspirasi dari pedagang domba, Kamis (26/11), yang mengusulkan agar dibuat pasar hewan representatif, direspons positif oleh para wakil rakyat. Mereka memandang perlu segera dibuatkan pasar tersebut. Sebab, dipastikan dapat memacu geliat sektor ekonomi dan peternakan di Kuningan. H Karyani ST misalnya. Wakil rakyat yang masuk keanggotaan Komisi II itu mengatakan, saat ini Kuningan belum mempunyai pasar hewan. Kalaupun ada di Kelurahan Awirarangan, baru sebatas pasar domba. Itu pun masih berstatus kontrak sehingga para pedagang domba harus selalu memperpanjang sewa. “Sudah saatnya Kuningan punya pasar hewan yang representatif. Jadi nanti bukan cuma domba saja yang dipasarkan, melainkan semua jenis hewan, seperti sapi, ayam dan lainnya,” tegas politisi asal PDIP yang akrab disapa Jikar itu, kemarin (27/11). Dengan adanya area khusus tempat jual beli hewan, dia memastikan geliat ekonomi masyarakat Kuningan meningkat. Selama ini pihaknya berkeyakinan begitu banyak peternak aneka jenis hewan. Namun untuk menjualnya kepada konsumen, mereka tidak tempat khusus. “Untuk pasar domba di Awirarangan juga kesannya kan nomaden. Nah, ke depan tidak perlu lagi seperti itu. Kuningan harus punya pasar hewan sendiri. Dan yang dipasarkan itu, semua jenis hewan,” ucapnya. Paling tidak, imbuh Jikar, terdapat satu pasar hewan saja yang bisa mencakup seluruh Kabupaten Kuningan. Untuk itu, dibutuhkan areal yang luas. Lokasinya pun harus strategis, yang dapat menarik minat pembeli untuk berkunjung. Bukan saja konsumen dari Kuningan, tapi juga konsumen dari luar. “Saya pikir pendirian pasar hewan itu sudah masuk kepada kebutuhan primer. Ini sangat dibutuhkan masyarakat peternak atau pedagang supaya mereka tidak lagi berjualan hewannya secara tercecer,” harap politisi asal Ciawigebang itu. Oleh karenanya, pada RAPBD 2016 yang sebentar lagi akan ditetapkan jadi APBD, Jikar meminta agar dialokasikan anggaran untuk itu. Sedangkan terkait nominal dapat disesuaikan dengan kebutuhan. “Sekarang kan kita belum tahu, lokasinya mau di mana, kemudian berapa luasnya. Jadi untuk nominal bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Yang jelas untuk lokasi, intansi terkait nanti harus memperhatikan aspirasi pedagang sebagai pelaku,” kata dia. Jikar bicara seperti itu lantaran para pedanglah yang lebih tahu di mana lokasi yang strategis agar mampu menarik minat pembeli. Jangan sampai sembarang menentukan lokasi yang pada akhirnya malah jadi sepi pembeli. Aspek analisis dampak lingkungannya pun mesti diperhatikan. “Jangan sampai menentukan lokasi sembarangan, yang pada akhirnya sepi pembeli. Kalau begitu kan sama saja buang-buang anggaran. Pendirian RPH (rumah potong hewan) perlu dijadikan cerminan,” tukasnya. Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Kuningan, H Yudi Budiana SH yang kebetulan singgah ke gedung DPRD kemarin (27/11) sempat dipintai tanggapannya terkait pasar hewan. Dia lebih menitikberatkan pada urgensi keberadaan pasar hewan tersebut tanpa penjelasan detil seperti Karyani. “Kemarin sudah diaspirasikan oleh para pedagang domba. Saya kira dinas terkait perlu memperhatikannya. Tolong lah pasar hewan juga harus ada. Misal di Pasar Baru yang bangunannya megah, juga dapat menyediakan ruang atau lahan untuk pasar hewan,” kata Yudi. Disebutkannya, keberadaan pasar hewan bisa ikut meramaikan pasar baru yang kini dikabarkan tidak terlalu ramai. Sebab, pasar hewan itu menurut dia, banyak konsumennya. (ded)

Tags :
Kategori :

Terkait