Hujan Bakal Lebat dan Sering

Senin 07-12-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Intensitas turunnya hujan semakin rapat. Selain itu kualitas curah hujannya juga semakin tinggi alias lebat. Pemerintah mengimbau masyarakat di daerah rawan banjir dan tanah longsor untuk waspada. Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Jatmiko menjelaskan saat ini hujan memang semakin sering turun. Sebab Indonesia bakal memasuki bulan-bulan puncak musim hujan. “Prakiraan kami Desember sampai Februari adalah puncak musim hujan,” katanya di Jakarta kemarin (6/12). Dia menuturkan puncak hujan antara Desember sampai Februari itu khususnya akan terjadi di bagian selatan garis khatulistiwa. Di antaranya yang paling mencolok adalah di pulau Jawa dan sebagian pulau Sumatera serta Kalimantan. Versi BMKG musim hujan di Indonesia tidak berlangsung singkat. Hery mengatakan hujan masih turun sampai periode Maret hingga April nanti. Dia menuturkan BMKG secara berkala menerbitkan peta analisis curah hujan. “Peta ini diperbaharui sepuluh hari sekali (per dasarian, red),” tuturnya. Berdasarkan analisis curah hujan ini, BMKG melansir juga peta wilayah berpotensi banjir ringan sampai berat. Contohnya Desember ini sebagian besar wilayah DKI Jakarta berada di titik kuning. Artinya masuk wilayah potensi rawan banjir menengah. Kondisi serupa juga ada di hampir seluruh Provinsi Banten. Untuk provinsi Jawa Timur titik rawan banjir ada di bagian barat. Seperti di Nganjuk, Ponorogo, Bojonegoro, dan Madiun. Sementara untuk peta curah hujan, daerah dengan curah hujan tertinggi ada di Jawa Barat bagian barat seperti di Bogor dan Bandung. Curah hujan yang tinggi juga ada di Jawa Tengah bagian barat daya. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir dan longsor memang menjadi bencana paling berpotensi selama musim hujan. Saat ini pendataan BMKG ada 41 juta jiwa penduduk tinggal di daerah rawan bencana selama musim hujan. “Khususnya longsor,” ucapnya. Untuk itu dia berharap masyarakat yang berada di titik-titik rawan longsor atau banjir untuk waspada. Dan siap untuk dievakuasi jika ada kondisi terburuk. Sutopo mengatakan BNPB tidak mengambil langkah evakuasi massal penduduk di daerah rawan longsor. Bagaimana pun juga, dia mengatakan longsor adalah bencana darurat yang butuh kesiagaan ekstra. Menurut dia masyarakat pada umumnya tidak pernah belajar pada bencana sebelumnya. Buktinya kawasan-kawasan yang jelas masuk wilayah “merah” atau sangat rawan longsor, malah dikembangkan sebagai pusat hunian. Sebaiknya kawasan miring di tebing-tebing seperiudi wilayah pegunungan Jawa Barat, dikembangkan sebagai pertanian saja ketibang permukiman. Contohnya lainnya untuk bencana tsunami. Dia mengatakan tsunami adalah bencana yang tak terduga tapi ada siklusnya. “Tapi di pantai yang habis kena tsunami, malah dikembangkan permukiman,” ungkapnya. Dia berharap semua pihak komitmen untuk siaga menghadapi bencana. (wan)

Tags :
Kategori :

Terkait