Yakin dari Topi dan Sandalnya

Kamis 16-02-2012,01:48 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Korban Pembunuhan Berantai Disinyalir Warga Ngawi PADAS -  Pembunuhan berantai yang terjadi di Warujayeng, Nganjuk, Jawa Timur,  membawa dua nama warga Ngawi. Disinyalir, dua warga Ngawi menjadi korban kebiadaban Mujianto (24) warga Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kediri tersebut. Mereka adalah Romadhon warga Desa/Kecamatan Widodaren dan Sudarno warga desa Sukowiyono, Kecamatan Padas. Bahkan Warsini, istri Sudarno kemarin nekat mendatangi Mapolres Nganjuk untuk memastikan dua dari empat korban racun tikus Mujianto itu adalah suaminya. “Untuk sementara yang datang keluarga Sudarno. Sedangkan yang lain masih dalam proses identifikasi. Karena ada dua mayat Mr X,” kata Kabag Humas Polres Nganjuk, AKP Bambang Sutikno dihubungi Radar Ngawi (Grup Radar Cirebon), kemarin (15/2) Empat rombongan dari Desa Sukowiyono Padas sampai di Mapolres Nganjuk pukul 09.00 WIB. Mereka yakni Warsini (istri korban), Salam, Sutarto, dan Pujiono, Kapala Dusun IV Sukowiyono langsung menuju ruang reskrim. Setelah disodori foto salah satu korban, ibu satu anak ini meyakini kalau itu suaminya. Perempuan 37 tahun ini juga mendatangi Polsek Warujayeng serta ke Desa Sumber Kepuh, lokasi dimana salah satu Mr X dimakamkan. “Istrinya yakin dari topi yang bertuliskan om Darno dan sendal slop buatan Ngawi,” terangnya. Radar Ngawi mencoba mendatangi rumah Sudarno. Namun Warsini dan rombongan belum pulang. Ranem, mertua Sudarno membenarkan jika putri sulungnya itu berangkat ke Nganjuk untuk melihat jasad suaminya. Dia menuturkan, terakhir bertemu Sudarno pada Sabtu (4/2) lalu. Saat itu pria 41 tahun ini pamit ke sawahnya yang ada di desa Kedungprahu, Padas sekitar pukul 06.00 WIB mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit warna hitam nopol AE 6180 JE. Dia menduga, menantunya itu mengambil helm dari rumah orang tuanya dan pergi ke Nganjuk. “Dia itu nggak pakai baju bagus, hanya menggunakan kaos yang sehari-hari biasa digunakan ke sawah,” tambahnya. Sekitar pukul 09.00 WIB masih ada warga yang melihat bapak satu anak ini berada di sawahnya. Keluarga pun tak curiga saat hingga tengah hari korban tidak pulang ke rumahnya. Warga menduga jika pria tinggi besar itu pulang ke rumahnya di Kedungprahu. Mengingat ibunya sakit-sakitan. Namun kecurigaan baru muncul sekitar pukul 16.00 WIB. Yakni saat telepon seluler Sudarno tidak bisa dihubungi. “Sejak saat itu tidak bisa dihubungi. Biasanya kalau anaknya akan berangkat ngaji juga ditelepon, tapi seharian itu tidak ada kabar,” ungkapnya. Mengetahui suaminya tidak pulang, keluarga bingung mencari. Sejumlah teman korban mulai didatangi hingga ke Megetan, namun tidak membuahkan hasil. Titik terang keberadaan Sudarno baru terlihat Selasa sore (14/2). Saat salah seorang saudaranya mengabarkan adanya korban pembunuhan berantai yang belum diketahui identitasnya. Warsini juga mencari kebenaran berita itu melalui internet. Dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Nganjuk untuk mencari kebenaran berita tersebut. Pujiono, Kasun setempat menuturkan jika mayat yang diduga Sudarno itu telah dimakamkan di Desa Sumber Kepuh, Warujayeng. Namun, untuk memastikan kembali, rencananya makam itu akan dibongkar dan korban akan diambil darahnya untuk proses DNA. “Kami menungu perkembangan dari Polres Nganjuk. Yang jelas, keluarga meminta secepatnya bisa dipindahkan ke Padas,” tambahnya. Seperti yang diberitakan, belasan orang menjadi korban racun tikus yang diberikan Mujianto. Setelah korbannya tidak sadarkan diri, pria 24 tahun itu menguras harta benda korban dan meninggalkan di depan rumah penduduk atau di pinggir jalan. (pra/eba)

Tags :
Kategori :

Terkait