25% Warga Kota Gangguan Jiwa

Selasa 15-12-2015,14:10 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Mengetahui Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi Gangguan Kejiwaan Sakit di ulu hati (maag) yang tidak kunjung membaik, sering cemas, insomnia, atau curiga berlebihan. Hati-hati itu gejala gangguan jiwa. Dari data Dinas Kesehatan, sekitar 25,38 % warga Kota Cirebon menderita gangguan jiwa. Hahhh? PERNAH mengalami sulit konsentrasi, sulit tidur, bersikap siaga berlebihan, nafsu makan menurun, nafsu seksual menurun terhadap pasangan, emosi tidak stabil? Jika hal tersebut sering terjadi, harus waspada. Segera konsultasi dokter agar jiwa sehat dan tidak mengalami gangguan. Hidup di kota besar nan sibuk ternyata memicu gangguan jiwa. Tak hanya di kota besar, ternyata di Kota Cirebon pun sama. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cirebon, 25,38 persen masyarakat Kota Cirebon mengalami gangguan kejiwaan. Artinya, 1 dari 5 orang mengalami gangguan jiwa emosional. \"Hampir di setiap kota sama, Cirebon pun termasuk. Ciri-cirinya mudah marah, stres, takut kehilangan, gampang tersinggung,\" ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr H Edy Sugiarto MKes kepada Radar, kemarin (14/12). Banyak orang tak mengerti apa yang sebenarnya masuk dalam penyakit kejiwaan. Kebanyakan selalu berpendapat, orang terkena gangguan jiwa berarti gila. Inilah akhirnya membuat masyarakat menolak memahami gejala-gejala mental yang mungkin mereka alami. Ini terjadi karena banyak masyarakat yang belum memahami dan mengerti masalah kesehatan jiwa. Masih menurut Edy, gangguan jiwa berkaitan dengan mental. Jadi apa pun yang berkaitan dengan mental atau psikis seseorang, jika merasa terganggu berarti orang itu sedang terganggu jiwanya. Penyakit ini harus dilihat secara luas, seperti apa interaksinya. Apakah ada pengaruh dari luar atau justru dari dirinya sendiri. Jadi, jangan sampai masyarakat awam memiliki pendapat bahwa gangguan jiwa itu berarti gila. \"Contoh kecilnya yang gangguan jiwa ringan dan sedang itu seperti stres atau depresi diputusin pacar, jadi gak mau makan, gak mau keluar kamar, atau bahkan ada yang bunuh diri,\" tambahnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan jiwa. Menurut Edy, ada faktor organobiologi seperti faktor keturunan (genetik), adanya ketidakseimbangan zat-zat neurokimia di dalam otak. Kedua, faktor psikologis seperti adanya mood yang labil, rasa cemas berlebihan, gangguan persepsi yang ditangkap oleh panca indera kita (halusinasi). Ketiga adalah faktor lingkungan dan relationship (hubungan) baik itu di lingkungan terdekat keluarga maupun yang ada di luar seperti lingkungan kerja dan sekolah. \"Yang bahaya kalau udah gangguan jiwa berat. Hati-hati kalau yang sering curiga ke teman atau pasangan, itu tanda-tandanya,\" jelasnya. Selain faktor-faktor tersebut, ada juga faktor lain, yakni media sosial. Beragam kemudahan akses berkomunikasi dan informasi di media sosial mempengaruhi jiwa seseorang. Misalnya, melihat postingan orang lain dengan kehidupan mewah, memacu seseorang untuk melakukan hal yang sama. \"Biasanya rentan pada usia pubertas dan dewasa. Hindari ekspektasi yang tinggi. Boleh bercita-cita atau punya keinginan, tapi sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan,\" pesannya. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Edy menyampaikan, obat dari segala obat termasuk untuk gangguan jiwa adalah \"Tombo Ati\". Bagi yang muslim, saran Edy, untuk menghindari gangguan jiwa dan mengatasinya adalah dengan membaca Alquran dan maknanya, salat malam, berkumpul dengan orang saleh, perbanyak berpuasa dan dzikir malam. \"Inget lagunya Opick aja yang Tombo Ati, udah sembuh deh. Itu untuk yang stres ringan dan sedang. Kalau yang udah berat ya ada obat khusus,\" pungkasnya. (mike dwi setiawati)

Tags :
Kategori :

Terkait