Pemerintah Tutup Mata
Musim Hujan datang. Kondisi infrastrukur kota banyak mengalami kerusakan. Terutama ruas jalan di sejumlah titik tampak berlubang, berkubang, dan bergelombang.
PANTAUAN Radar, jalan-jalan rusak mudah ditemui. Di antaranya di Jl Terusan Pemuda, Kecamatan Kesambi. Kemudian Jl Cipto MK, Jl Gunung Sari, Jl Wahidin, dan Jl Ariodinoto, Kecamatan Lemahwungkuk.
Pengguna jalan yang belum hafal kondisi jalan yang dilewati, terlihat kaget dan mengerem mendadak. Jalan berlubang tampak seperti ranjau bagi pengendara. Terlebih saat malam hari. Sementara penerangan dalam kondisi redup, menjadikan rawan kecelakaan lalu lintas.
Ahmad Hidayat, mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyatakan, Wali Kota Subardi SPd jangan hanya pandai menyampaikan pernyataan di media, jika jalan-jalan di Kota Cirebon sudah bebas dari lubang. Tapi harus merealisasikan dengan bukti nyata. Karena faktanya, jalan berlubang terjadi di sejumlah titik. “Artinya wali kota hanya mampu mengumbar pepesan kosong,” sindirnya, Minggu (19/2).
Menurut Dayat, keberadaan jalan rusak cukup mengganggu keamanan dan kenyamanan warga saat berkendara. Karena cukup membahayakan dan rawan kecelakaan. Apalagi, Jl Terusan Pemuda, merupakan jalan alternatif dilintasi banyak orang. Sekaligus merupakan kawasan perkantoran dinas. Bahkan DPUEPSDM, Dishub, berada di kawasan tersebut. “Jadi mereka seperti tutup mata melihat fakta yang ada. Apakah perbaikan harus menunggu korban berjatuhan,” tandas aktivis PMII Cirebon ini.
Sementara, Kepala DPUPESDM Kota Cirebon Dr Wahyo MPd mengakui, pihaknya belum maksimal memperbaiki kondisi jalan rusak pascabanjir. Meski demikian pihaknya bertekad sekuat tenaga secepatnya memperbaiki kerusakan infrastruktur akibat banjir.
Lambatnya penanganan kerusakan jalan, kata Wahyo, karena masalah anggaran. Selain itu, stok material untuk menambal sudah habis. Kemudian pihaknya juga masih memiliki tunggakan terhadap tenaga outsourcing yang belum dibayar. Sehingga pihaknya berharap adanya percepatan pencairan anggaran. Karena kondisi kerusakan sudah harus segera diatasi. “Keinginan kita di PU lebih cepat lebih baik,” ujarnya.
Dalam rangka penanggulangan banjir, Wali Kota Subardi SPd didampingi Sekda Drs Hasanudin Manaf melakukan rapat koordinasi bersama jajarannya, Selasa (14/2) kemarin. Hasil rapat koordinasi tersebut, dilanjutkan secara parsial. Hanya kini perkembangannya belum tampak terlihat. Dikonfirmasi, Sekda Drs Hasanudin Manaf MM, tidak kunjung mengangkat telepon.
Kartiningsih (48) mengaku sering mendapati jalan yang cukup rusak usai diterpa hujan besar beberapa waktu lalu. Misalnya saja, dia, jalan dari kampus 3 Unswagati menuju Bima. “Kalau bawa motor lewat situ, nggak bisa agak cepat. Jalannya rusak banget. Dulu sebelum hujan dan banjir memang nggak begitu rusak. Tapi sejak banjir beberapa waktu lalu, jadi tambah parah rusaknya,” ucapnya, kemarin.
Dia berharap pemerintah kota bisa lebih cepat dan tanggap dalam menyikapi masalah jalan rusak. Apalagi, saat ini cuaca di Kota Cirebon sedang ekstrem dan tidak menentu. “Biar tidak membahayakan, saya sih maunya cepat diperbaiki. Habis kalau sudah gerimis saja, mau lewat sini agak takut,” tutur ibu rumah tangga ini.
Bambang juga mengeluhkan hal yang sama. Warga Kebon Pelok ini mengatakan, jalur menuju Perumahan Kalijaga Permai rusak tergerus air hujan. Padahal, baru satu bulan lebih jalan tersebut diperbaiki. “Setahu saya sih baru diperbaiki, tapi mungkin karena cuaca yang ekstrim, jadinya sudah rusak lagi,” tuturnya.
Dia mengatakan, kerusakan tersebut sangat mengganggu aktivitas pengendara motor. Karena, kerusakan tersebut ada di belokan. “Jadi kalau mau belok suka susah,” tukasnya. Warga lainnya, Noviyanti (22) juga merasa terganggu dengan jalan-jalan yang rusak akibat banjir. Misalnya daerah Gunung Sari dan Jl By Pass Brigjen Dharsono. “Kalau lubangnya sih sudah tidak begitu banyak, hanya saja, tambalan jalannya itu nggak rata sama aspal yang lama. Jadi bergelombang kalau bawa motor,” tukas warga Perumnas Gunung Salak ini.
Dia berharap, meski sudah ditambal, hasil perbaikan tersebut juga tetap dipantau agar tidak mengganggu pengendara. Saat hendak dikonfirmasi via sambungan teleponnya, Kabid Bina Marga DPUPESDM Kota Cirebon, Syarif Arifin tidak memberikan jawaban. (husain ali/ida ayu komang)