Petani Cigugur Kesulitan Air

Rabu 13-01-2016,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN - Puluhan petani asal Kecamatan Cigugur mendatangi Kantor Cabang PDAM Cigugur, kemarin pagi (12/1). Mereka meminta agar PDAM mengalirkan air ke area pesawahan dan kolam milik warga agar tidak kekurangan air. Karena kekurangan air, banyak petani tidak bisa menggarap lahan. Begitu juga kolam, terpaksa tidak difungsikan karena air di kolam terus menyusut. Kedatangan warga tersebut karena sudah kesal. Mereka menilai, PDAM tidak komitmen dengan perjanjian awal, di mana dari sumber mata air kolam Cigugur, 60 persen dikelola PDAM dan 40 persen diberikan kepada warga. “Kami datang karena lahan tidak bisa digarap. Sedangkan saat ini sudah masuk masa tanam. Kami meminta komitmen PDAM agar perjanjian dengan kami ditaati. Karena kalau ditaati, warga tidak akan datang ke sini,” ucap Kento, salah seorang petani. Dia yakin, jika PDAM komitmen, petani tidak akan kesulitan air. Kejadian ini merupakan yang kesekian kalinya. Dan biasanya, setelah warga datang, air dari PDAM akan mengalir. Namun setelah itu, air yang dialirkan kecil, bahkan terkadang tidak ngocor sama sekali. “Lihat saja ke sana, airnya nyaris kering. Tapi sekarang air mulai penuh. Air ini bukan hanya penting bagi petani di Cigugur, tapi sampai ke hilir,” ucap Kento didampingi Nana dan Asep. Kento berharap, PDAM mau mematuhi komitmen sehingga tidak ada “penggerebekan” oleh warga. “Jangan ada istilah tikus mati di lumpung padi. Masa kami yang punya air, kami tidak kebagian air? Kalau untuk minum dan kebutuhan lainnya sih memang ada dari air sumur,” jelasnya. Terpisah, Direktur  PDAM Tirta Kamuning, Deni Erlanda mengatakan pihaknya selama ini tidak pernah merasa melanggar komitmen yang sudah disepakati. Air selalu mengalir ke Cigugur, namun debitnya tidak besar karena dari mata airnya belum ngocor semua. “Meski sudah masuk musim hujan, bukan berarti debit dari mata air sudah normal. Biasanya air akan kembali normal pada bulan Maret, dan kejadian ini sudah biasa,” tandasnya. Diterangkannya, akibat debit yang menyusut, terutama pada musim kemarau, pihaknya melakukan sistem bergilir kepada pelanggan. Sebab, kalau tidak begitu, air tidak akan cukup. “Kami berharap semua warga memahaminya. Kami tidak akan merugikan siapa pun. Mengenai komitmen, pasti akan kami taati,” jelasnya. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait