Ratusan Napi Dipindah dari Lapas Denpasar

Jumat 24-02-2012,01:29 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

DENPASAR - Buntut kerusuhan pada Selasa malam (21/1) sampai Rabu pagi lalu (22/2), pengelola Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar, mengambil sikap tegas. Tiga ratus napi akan dilayarkan. Untuk tahap awal, 125 napi bakal dipindah. “Ini dilakukan secara bertahap. Ini penting untuk kenyamanan dan upaya perbaikan sehingga tidak lagi terjadi peristiwa serupa,” kata Plh Direktur Keamanan dan Ketertiban Ditjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM Bambang Kribanu seperti dilaporkan Radar Bali (Radar Cirebon Group) kemarin. Bambang mengungkapkan, salah satu penyebab seringnya terjadi kerusuhan di Lapas Denpasar adalah jumlah napi dan tahanan yang overload. Saat ini Lapas Denpasar dihuni 1.015 napi dan tahanan dengan hanya 90 petugas keamanan berjaga secara bergiliran. Setiap sif jaga terdiri atas 15 orang (satu regu). Kapasitas lapas yang berdiri di atas lahan 4 hektare itu sejatinya hanya 323 orang. Pemindahan ratusan napi itu adalah keputusan dari pertemuan antara Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Amir Syamsuddin, Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Herawan Indra, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX Udayana Kolonel (Arm) Wing Handoko, dan Ketua Komisi I DPRD Bali I Made Arjaya kemarin. Kerusuhan tersebut diduga dipicu oleh ulah provokator. Nah, para provokator itu akan dipindah ke Jawa Timur (Jatim). “Ada 15 yang kami indentifikasi dan diduga sebagai provokator kerusuhan,” kata Kapendam IX Udayana Kolonel (Arm) Wing Handoko. Evakuasi tahap awal akan dilakukan terhadap 60 warga asing, perempuan, dan anak-anak. Hingga kemarin 14 napi asing sudah dievakuasi. Mereka berasal dari beberapa negara. Di antaranya, Australia, Iran, Prancis, Thailand, Filipina, dan Denmark. Para napi asing tersebut mendapat giliran evakuasi pertama dengan dua bus polisi. Setelah itu, secara bergiliran ada puluhan napi lokal yang dievakuasi. Salah seorang napi asal Australia dari kelompok Bali Nine Scott Rush diketahui juga dipindah. Sementara itu, ratu mariyuana Schapelle Leigh Corby menolak untuk dievakuasi. Menkum HAM Amir Syamsuddin mengatakan, evakuasi penghuni lapas harus dilakukan karena fasilitas sudah rusak parah dan tidak bisa digunakan. “Sekarang diperlukan langkah perbaikan fasilitas lapas yang sudah rusak. Kerugiannya tentu baru bisa dihitung setelah kondisi itu memungkinkan. Kondisi dibuat tertib dulu dan kondusif. Evakuasi menjadi prioritas,” tandasnya. Amir membantah bahwa pihaknya mengutamakan evakuasi terhadap napi asing. Menurut dia, secara berangsur-angsur seluruh penghuni lapas dipindah sembari dilakukan perbaikan. “Perlu diperhatikan, bukan hanya warga asing yang dipindah. Seluruh warga binaan perlu kita perhatikan dan selamatkan,” ujar menteri dari Partai Demokrat itu. Sebagian besar napi perempuan dan anak-anak akan dibawa ke Lapas Karangasem. Sebagian dibawa ke Lapas Klungkung. Sebagian napi lainnya disebar ke Rutan Gianyar dan Tabanan. Sementara itu, berdasar pertemuan dengan para napi, diketahui bahwa mereka menuntut pergantian Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Anang Khuzaini. Para napi menilai Anang bersikap diskrimintif terhadap sebagian penghuni lapas. Menanggapi tuntutan tersebut, Irjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM Sihabuddin tidak menjawab tegas. “Belum ada pembicaraan tahap pengambilan keputusan, ini baru sharing. Tuntutan penghuni, pelayanan harus transparan dan akuntabel,” ujarnya. (pra/aim/tra/yes/jpnn/c10/ca)

Tags :
Kategori :

Terkait