ADA pemandangan berbeda saat melintasi jalan Desa Mundu Pesisir setiap pagi. Saat setiap orang mulai sibuk memulai aktivitas, ada seorang bocah yang justru memilih untuk mengatur arus lalu lintas di sekitar perlintasan kereta api Desa Mundu Pesisir. Anak tersebut bernama Reynaldi asal Desa Gemulung Lebak Kecamatan Greged yang saat ini tinggal bersama bibinya di Randa Kuning Kalijaga Kota Cirebon. Bocah yang tidak melanjutkan sekolah tingkat SMP tersebut ini menjaga perlintasan rel kereta api sejak pukul enam pagi. Namun langkah Reynaldi menjaga perlintasan kereta api ini tidak semuanya disambut baik. Ada juga pengguna jalan yang terkadang melecehkan Reynaldi. Namun karena Reynaldi tidak ingin ada yang tertabrak kereta api lantaran tidak terdapat palang pintu perlintasan, ia tetap melakukan hal itu. Dari menjaga perlintasan rel kereta api terkadang ada juga pengguna jalan yang memberikan uang kepada Reynaldi. “Karena ini nggak ada palang pintunya, pernah ada mobil yang tertabrak kereta api pada tahun 2015. Jadi saya kasihan melihat, ya makanya saya jaga rel kereta api ini supaya jangan ada yang tabrakan kereta lagi,” ujar Reynaldi dengan wajah polosnya saat ditemui Radar, Jumat pagi (19/2). Reynaldi awalnya hanya diajak teman untuk menjaga perlintasan kereta api. Biasanya ia berjaga hingga pukul Sembilan pagi, kemudian dilanjutkan oleh orang dewasa. Terkadang juga sampai sampai pukul dua siang. Reynaldi mengakui terkadang ada juga pengguna jalan yang memberikan uang kepadanya saat berjaga di perlintasan kereta api. Saat berjaga sampai pukul Sembilan, Reynaldi bisa dapat Rp30 ribu. Sedangkan bila jaga sampai pukul dua siang, ia bisa mendapat Rp50 ribu sampai Rp60 ribu. “Uangnya buat keperluan saya sendiri, karena saya ikut tinggal sama bibi. Kalau ada sisa uang saya kasihkan sama ibu di Gemulung,” ujar Reynaldi. Meskipun sangat berbahaya menjaga perlintasan kereta api, namun terkadang ada yang melecehkan dirinya. “Kalau bibi dan ibu saya sih bilang supaya hati-hati jaga rel kereta, takut ada kereta tabrak saya. Tapi nggak apa-apa dan saya selalu berhati-hati. Ada juga orang lewat yang baik, ada juga yang marah-marah kalau saya berhentikan padahal ada kereta api mau lewat. Tapi saya nggak apa-apa,” ujar Reynaldi. Reynaldi mengatakan dirinya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP lantaran keinginan sendiri. “Saya sendiri yang nggak mau lanjutin sekolah. Kalau bapak saya kerjanya dagang martabak di Karangkendal, ibu di rumah. Jaga rel kereta kalau libur juga banyak anak-anak kayak saya ikutan jaga rel, kadang nggak libur juga tapi siangan habis pada pulang sekolah itu banyak yang jaga rel,” ujar Reynaldi.(*)
Anak Ini Tak Mau Sekolah, Pilih Jaga Rel Kereta
Senin 22-02-2016,17:12 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :