Dijual Malah Dibeli

Selasa 23-02-2016,20:57 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Sulitnya Diet Kantong Plastik Diet kantong plastik sama sulitnya seperti diet makanan. Dijual, malah dibeli konsumen. Tujuan menekan penggunaan kantong plastik belum berhasil karena minim sosialisasi. Masyarakat beralasan, mereka tak mempersiapkan kantung belanja untuk dibawa dari rumah. KEBIJAKAN pemerintah menetapkan kantong plastik berbayar sudah diterapkan di 22 kota dan 1 provinsi. Meski Cirebon belum termasuk dalam uji coba tersebut, beberapa tempat sudah menerapkan kebijakan ini. Sayangnya, informasi yang menyasar masyarakat secara langsung masih kurang. Imbasnya, masyarakat tak menyiapkan kantong belanja alternatif dan konsumsi kantong plastik di supermarket tetap tinggi. Ini bisa dilihat dari transaksi di Yogya Grand Center, Matahari Department Store, Surya Toserba dan Alfamart. Nyaris 100 persen, konsumen malah membeli kantong plastik. “Sebelumnya nggak ada pemberitahuan. Dikira baru di Bandung dan kota besar saja yang sudah bayar, jadi nggak persiapan bawa kantong plastik,” tutur Ica Riezka, warga Perumahan Kapuk Permai, saat ditemui di Yogya Grand Center. Riezka mendukung penerapan kantong plastik berbayar. Namun, masyarakat juga harus membiasakan diri memiliki kantong belanja atau paper bag di rumah. Hal senada diungkapkan Winda Eka Afrianti. Karyawan perusahaan rokok ini yakin, pelan-pelan masyarakat akan terbiasa dengan kantong plastik berbayar. Sebab, dalam beberapa hari terakhir khususnya saat berbelanja di Alfamart, sudah diterapkan pembayaran Rp200 untuk kantong plastik. “Mungkin awalnya kaget, tapi pelan-pelan masyarakat juga akan terbiasa. Kantong belanja ramah lingkungan itu harus jadi gaya hidup dan perlengkapan must have,” tuturnya, di Grage City Mall. Seperti diketahui, tanggal 21 Februari 2016 lalu, beberapa minimarket dan supermarket melakukan uji coba wajib bayar kantong plastik seharga Rp200. Misalnya di Yogya Grand Center Cirebon. Saat kebijakan tersebut diberlakukan, seluruh outlet Yogya Group juga mengaplikasikannya. \"Karena itu kebijakan pemerintah kita langsung terapkan,\" kata Customer Relations Officer Yogya Grand, Rais, kepada Radar, Senin (22/2). Pengusaha ritel sama sekali tak keberatan dengan kebijakan ini. Bagi mereka, kebijakan ini merupakan suatu langkah bagus untuk mengurangi sampah plastik. Dengan kantong plastik berbayar, diharapkan masyarakat membawa wadah dari rumah setiap akan berbelanja. Pelan-pelan penggunaan kantong plastik yang mencemari lingkungan bisa terus ditekan. \"Responsnya bagus, tapi tidak sampai bikin mereka komplain,\" ujarnya. Di setiap kasir, Yogya Grand menyiapkan imbauan untuk customer tentang ”Kantong Plastik Tidak Gratis”. Di dalam himbauan tersebut berisi poin-poin mengapa konsumen harus membayar Rp200 untuk kantong plastik. Pertama, diberlakukannya peraturan KLHK yang ditargetkan terbit bulan Juni 2016. Kedua, Indonesia peringkat nomor dua dunia penyumbang sampah plastik ke laut. Ketiga, hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 87,2 persen setuju kebijakan kantong plastik berbayar diterapkan. Keempat, polluter pays principle, prinsip dimana konsumenlah yang membayar dampak negatif terhadap lingkungan. Kelima, setiap tahun orang Indonesia menggunakan 100 miliar kantor plastik. \"Kami juga imbau agar pelanggan membawa alternatif kantong belanja yang bisa dipakai ulang, hargai peritel yang mendukung kebijakan, dan dorong pemerintah daerah adopsi kebijakan,\" paparnya. Sementara ini harga per kantong plastik dikenakan Rp200 untuk semua ukuran. Mulai dari jenis HD 15, HD 22, HD 28, dan HD 40 atau yang biasa dikenal dengan ukuran kecil, sedang hingga jumbo. \"Sekarang sedang dirapatkan di dewan direksi Yogya Group mengenai kebijakan ini kedepan seperti apa,\" katanya. Di Yogya Grand Center Cirebon, angka transaksi konsumen setiap harinya cukup tinggi. Berkisar 2-5 ribu transaksi transaksi per hari. Secara rinci, Rais menyebutkan tanggal 15 Februari ada 2629 transaksi, 16 Februari sebanyak 2.584 transaksi, 17 Februari 2.778 transaksi, 18 Februari 2.712 transaksi, 19 Februari 3.354 transaksi, 20 Februari 4.644 transaksi dan 21 Februari 5.272 transaksi. \"Hampir 100 persen transaksi itu pakai kantong plastik, bisa terlihat berapa banyak kantong plastik yang kita pakai setiap hari,\" tuturnya. Selain Yogya Grand Center Cirebon, tempat lain yang sudah menerapkan kebijakan ini adalah Alfamart. Konsumen yang menginginkan kantong plastik belanja diarahkan membeli tas belanja dari bahan kain daur ulang agar bisa dipakai berkali-kali. Di Alfamart, kantong plastik dijual dengan harga Rp200 untuk semua ukuran. \"Biaya cetak kantong plastik cukup besar dalam komponen biaya operasional perusahaan kami, dengan kebijakan ini perusahaan akan memberikan kompensasi peningkatan anggaran CSR,\" kata Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin. Pihaknya akan siap alokasikan dana CSR sebesar Rp10 miliar per tahun secara nasional dari penghematan pengadaan kantong plastik di toko. \"Anggaran ini bisa dialokasikan untuk kegiatan CSR mendukung program Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah di wilayahnya,\" tegasnya. Bukan hanya Yogya Grand Center Cirebon dan Alfamart, Lotte Mart lebih dulu menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Sejak berdirinya Lotte Mart, kebijakan ini sudah diterapkan di seluruh outlet. Di Cirebon misalnya, telah dilakukan sejak grand opening Lotte Mart tahun 2013 lalu. \"Bahkan sejak namanya masih Makro tahun 1990-an silam kami sudah menerapkan kebijakan seperti ini,\" kata dia, HR Lotte Mart Cirebon, Lucky Nugraha. Selain Go Green, konsep yang ditawarkan Lotte Mart adalah kulakan. Sebagai gantinya, Lotte Mart menyediakan kardus-kardus layak pakai sisa pengiriman barang untuk dijadikan sebagai wadah belanjaan para customer. \"Itupun kalau yang belanjanya sedikit. Sebab kalau belanjanya banyak pasti sudah satu kemasan dengan kartonnya,\" paparnya. Lotte Mart sendiri, menyediakan tiga ukuran kantong plastik dengan berbagai harga. Mulai dari Singlet 7 kilogram dengan harga Rp2.200 dan Rp3.900 untuk kualitas tebal, Singlet 5 kilogram dengan harga Rp2.500, dan Jumbo 7 kilogram dengan harga Rp3.900. \"Kantong plastik yang kami pakai juga mudah diurai dan berkualitas bagus, makanya mahal,\" katanya. Dengan harga yang terbilang tinggi dibanding kebijakan pemerintah, pada akhirnya mendorong konsumen Lotte Mart untuk tidak membeli kantong plastik dan memilih menggunakan dus atau karton. Budaya seperti ini juga akhirnya membuat pengunjung Lotte Mart terbiasa dengan kebijakan yang diterapkan Lotte Mart. \"Sekarang masyarakat Cirebon juga sudah tahu bisnis kami grosiran yang fokusnya di customer profesional seperti pedagang, pengusaha restoran, katering, dan hotel,\" tuturnya. Namun tidak menutup kemungkinan end user pun berbelanja di Lotte Mart. Dengan konsekuensi harus membeli kantong plastik bila memerlukannya. Atau, menggunakan dus yang telah disediakan di dekat depan pintu utama Lotte Mart. \"Beda dengan dulu pada saat grand opening, mereka beli plus komplain karena belum terbiasa harus bayar,\" kenangnya. Padahal, bila konsumen mau berpikir positif, kebijakan ini sangat bagus untuk menekan angka sampah plastik yang sulit terurai. Adanya kebijakan pemerintah tentang kantong plastik berbayar sangat bagus. Ini perlu dicontoh dan digalakkan seperti dibeberapa kota besar dan bahkan di luar negeri. \"Kami sangat terbantu, sehingga masyarakat jadi terbiasa dan tidak men-judge Lotte Mart,\" terangnya. Jauh sebelum kebijakan pemerintah ini dikeluarkan, Lotte Mart telah terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada konsumen pada saat grand opening. Terbukti, jumlah penggunaan kantong plastik per harinya di Lotte Mart sangat sedikit. Tanggal 15 Februari lalu Lotte Mart menjual 6 pcs kantong plastik, 16 Februari 19 pcs, 17 Februari 22 pcs, 18 Februari 13 pcs, 19 Februari 8 pcs, 20 Februari 14 pcs dan 21 Februari 16 pcs. \"Semuanya ukuran singlet 7 kilogram karena kebetulan yang tersedia hanya ukuran itu,\" jelasnya. Sementara di Matahari Department Store Grage Mall Cirebon dan Surya Toserba Cirebon, belum menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Matahari Department Store Grage Mall Cirebon masih nunggu instruksi dari pemerintah daerah terkait hal ini. \"Belum ada surat keputusan atau instruksi apapun jadi sementara belum kami terapkan,\" ujar Supervisor MDS Grage Mall, Merrys Wenas. Untuk sementara waktu, MDS Grage Mall Cirebon masih menggratiskan kantong plastik kepada konsumen. Namun dengan adanya kebijakan seperti ini pihaknya menyambut baik untuk mengurangi sampah plastik. Merrys berharap, tercipta lingkungan yang lebiu baik dengan meminimalisasi penggunaan plastik. \"Kadang kita juga sediakan paper bag pada momen tertentu seperti Imlek, Natal, dan Idul Fitri,\" tuturnya. Disampaikan Merrys, penggunaan kantong plastik di MDS Grage Mall Cirebon cukup banyak. Hal tersebut dilihat dari banyaknya transaksi baik pada saat weekdays maupun weekend. Tanggal 15 Februari sebanyak 1.087 transaksi, 16 Februari sebanyak 1.053 transaksi, 17 Februari 1.073 transaksi, 18 Februari 939 transaksi, 19 Februari 1.452 transaksi, 20 Februari 2.324 transaksi, dan 21 Februari 3.076 transaksi. \"Setiap transaksi kan pasti dikasih plastik hanya tinggal ukurannya saja yang berbeda-beda. Ada yang kecil, sedang biasa, sedang fashion dan jumbo,\" terangnya. Begitupula di Surya Toserba Cirebon. Kebijakan tersebut belum diterapkan secara resmi. General Manager Surya Toserba, Iswanto SE menyambut baik penerapan kebijakan ini. Sebab, akan menekan biaya untuk pemesanan kantong plastik. \"Cost untuk plastik itu sangat tinggi, jadi beban tersendiri. Makanya kami bersyukur ada kebijakan ini, bagus untuk internal dan lingkungan,\" bebernya. Bila sudah resmi diberlakukan di Cirebon, Surya Toserba akan langsung menjalankan kebijakan ini. Pada prinsipnya, Iswanto mengatakan bahwa Surya siap untuk mendukung kebijakan ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. \"Kami siap menjadi agen untuk menyampaikan informasi ini ke konsumen sehingga diharapkan mereka teredukasi,\" katanya. Sementara kebijakan ini belum diterapkan, pihaknya sedang mencari solusi yang ramah lingkungan sebagai pengganti kantong plastik. \"Misalnya menggunakan dus atau bag yang ramah lingkungan,\" tuturnya. Dari transaksi rata-rata setiap hari di Surya Toserba Cirebon bisa mencapai 2 ribu transaksi per hari. Data seminggu terakhir, tanggal 15 Februari 1.976 transaksi, 16 Februari 2.321 transaksi, 17 Februari 1.722 transaksi, 18 Februari 2.025 transaksi, 19 Februari 2.161 transaksi, 20 Februari 2.106 transaksi dan 21 Februari 2.199 transaksi. \"Penggunaan kantong plastik setiap harinya bahkan bisa melebihi angka tersebut bila ada konsumen yang menggunakan kantong plastik dobel. Makanya kita happy banget dan akan segera menerapkan ini,\" jelasnya. (adinda pratiwi)

Tags :
Kategori :

Terkait