Flu Burung Menyebar ke Empat Kecamatan di Kuningan

Kamis 03-03-2016,11:52 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Warga Kuningan yang memiliki unggas harus lebih waspada. Sebab, unggas yang diduga terserang flu burung (avian influenza) sudah banyak di Kuningan. Unggas mati bukan hanya puluhan, tapi ribuan. Kejadian ini sudah terjadi sejak tanggal 15 hingga 26 Februari lalu. Dari data Distanakan Kuningan, ada empat titik serangan flu burung, yakni Kecamatan Sindangagung, Ciawigebang, Luragung, dan Cimahi. Keempat lokasi itu sudah ditangani oleh tim Unit Respons Cepat (URC) Kabupaten  Kuningan. “Tim URC sudah menangani sesuai SOP. Serangan flu burung pada musim hujan memang sangat cepat,” ucap Kadistanakan Kuningan, Ir Hj Triastami melalui Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Suhyana kepada Radar,  kemarin (2/3). Pria yang akrab dipanggil Nana ini menceritakan ada laporan flu burung pada Selasa (1/3). Tapi setelah tim URC ke lapangan, tidak ditemukan bangkai. Kemungkinan bangkai unggas sudah dibuang, jadi tidak bisa tes anigen rapid diagnostic AIV. Pihaknya berharap, bila terjadi kasus kematian unggas, segera melapor karena petugas URC terbatas. Mereka  tidak bisa menyisir ke semua peternak unggas. Nana berpesan kepada warga agar kandang unggas dibersihkan, stop keluar/masuk unggas, perketat bioscurity kandang. Lalu,  vaksinasi pada unggas sehat, lalu cepat lapor bila terjadi kematian unggas yang diduga flu burung. “Bakar dan kubur bangkai unggas yang mati dan jangan dibuang ke kolam atau sungai,” pesannya. “Ayo, kita lindungi unggas kita dari penyakit flu burung. Di empat titik ini kebanyakan merupakan unggas milik warga,” ucap dia. Pihak Distanakan, kata dia, tidak mengetahui di sektor dua dan tiga, di mana di sana ada perusahaan besar. “Biasanya di perusahaan itu punya petugas sendiri. Mereka  jarang melapor ke dinas, justru yang sering lapor dari sektor empat, yang terdiri dari peternak kecil. Informasi ada flu burung bisa dari peternak, petugas, desa, bidan desa/puskesmas,” ujarnya. Distanakan sendiri, kata dia, sudah mengantisipasi serangan flu burung pada saat musim hujan. Ini terbukti pada akhir tahun 2015 menggelar one day traning unit, reaksi cepat flu burung. Diharapkan, adanya pelatihan ini penyebaran virus flu burung bisa diantisipasi sehingga tidak menyebar ke daerah lain. Saat ini, kata dia, jumlah total ada 18 orang yang terpilih masuk tim URC. Awalnya hanya ada enam orang. Pada awal tahun dilakukan pelatihan terhadap 12 orang sehingga total menjadi 18 orang. Mereka yang tergabung pada tim URC, selain dokter hewan, juga para petugas yang berada di Puskeswan. “Penanganan flu burung ada di pundak mereka,” ucapnya. Terpisah, Kades Ciomas Kecamatan Ciawigebang, Adi Patah membenarkan di desanya terjadi kematian unggas milik pengusaha. Kematian ayam mencapai 15 ribu ekor, dan kini hanya tersisa lima ribu ekor. (mus)  

Tags :
Kategori :

Terkait